GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

7. Gambara Umum Rumah Tahanan Negara Rumah Tahanan Negara Klas IIB Padang berada di Jalan Bay Pass Anak Air Kecamatan Koto Tangah Kota Padang di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat. Adapun luas Rutan Padang mencapai 30,456 (meter persegi) dan luas bangunannya mencapai 16,750 (meter persegi). Sedangkan daya tampung Rutan Padang memiliki kapasitas

isi 620 orang. 98 Rutan Paadang dipimpin oleh Kepala Rutan, yaitu Bapak Enjat

Lukmanul Hakim, B.Sc, IP, SH yang membawahi: Sub bagian Tata Usaha, Sub bagian seksi pelayanan tahanan dan Sub seksi keamanan. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi, kemudian kepala seksi mengoordinir dan mengawasi kegiatan pembinaan sesuai tugasnya masin-masing. Setiap bulan mereka wajib melaporkan hasil dari pelaksnaan pembinaan, hasil laporan tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menyusun laporan bulanan ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat yang dilaporkan oleh Kepala Rutan Padang. Secara keseluruhan jumlah pegawai Rumah Padang mencapai 32 orang, diantaranya laki-laki sebanyak 20 orang dan

perempuan sebanyak 12 Orang. 99 Penghuni Rutan Padang pada data bulan Juli 2017 mencapai 111 Orang

yang terdiri dari, 35 orang tahanan dan 76 orang narapidana. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

98 Wabsite Kanwil : http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/daily/kanwil/ db6f73c0-6bd1-1bd1-e850-313134333039. di akses 31/10/2016, jam : 20.30

99 Dokumentasi rumah tahanan Negara Klas IIB Padang

Tabel Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Rumah Tahanan Klas IIB Padang 100

Dari 111 warga binaan, sebahagiannya merupakan titipan dari Lembaga Pemasyarakatan Padang, Padang Pariaman, titipan dari kepolisian, titipan dari kejaksaan dan titipan dari pengadilan dan yang lainnya berstatus sebagai tahanan. Jenis dan kasus kejahatan yang dilakukan warga binaan Rumah Tahanan Negara Klas II B Padang diantaranya: kasus pencurian, kasus narkotika, kasus korupsi, kasus penggelapan, kasus penipuan, kasus

penadahan, kasus penganiyaan, kasus kesusilaan dan kasus perampokan. 101

Adapun dasar hukum Rumah Tahanan Negara Klas IIB Padang bersamaan dengan Rutan Bengkulu, Depok dan Weda, maka dasar hukumnya adalah sebagai berikut :

100 Lihat !; http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/detail/daily/upt/747f16c0-a75d-175d- ce81-303932303535, diakses 20 juli 2017.

101 Dokumentasi rumah tahanan Negara Klas IIB Padang.

1. Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No. 03.PR.07.03 tahun 1985 tertanggal 20 September 1985 tentang organisasi dan tata kerja rumah tahanan negara dan rumah penyimpanan barang sitaan negara.

2. Keputusan Menteri Kehakiman RI No. 02-PK.04.10 tahun 1990 tertanggal

10 April 1990 tentang pola pembinaan narapidana dan tahanan.

3. Petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis No. E76-UM.01.06 tahun 1986 tertanggal 17 Pebruari tentang perawatan tahanan.

4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. M.01.PR.07-10 tahun 2005, rumah tanahan negara berkedudukan sebagai unit teknis yang

melaksanakan tugas pokok Departemen Hukum dan HAM RI. 102 Dengan demikian tugas pokok dan fungsi rumah tahanan adalah melakukan

pemeliharaan keamanan dan tata tertib rumah tahanan, Melakukan Pengelolaan rumah tahanan dan melakukan pelayanan tahanan. Asrul (Aceng) (Ka. Sub. Seksi Pelayanan tahanan) mengatakan fungsi rumah tahanan Padang adalah menyiapkan warga binaan pemasyarakatan untuk dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan

kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. 103 Rutan Padang, dijadikan sebagai tempat untuk membina narapidana,

mengingat kapasitas lembaga pemasyarakatan padang yang tidak mencukupi. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Rutan memerlukan organisasi yang terpadu dan terkoordinir dalam rangka mengatur dan memberdayakan semua potensi yang dimiliki warga binaan demi kelancaran operasional tugas, fungsi dan tata kerja lembaga tersebut.

Adapun tujuan pembinaan yang dilakukan untuk membentuk warga binaan menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana lagi, sehingga diterima kembali oleh

102 Dokumentasi rumah tahanan Negara Klas IIB Padang 103 Asrul, Ka. Subsi Pelayanan tahanan, wawancara langsung, 19 Januari 2017 102 Dokumentasi rumah tahanan Negara Klas IIB Padang 103 Asrul, Ka. Subsi Pelayanan tahanan, wawancara langsung, 19 Januari 2017

Untuk mencapai tujuan tersebut, warga binaan diwajibkan untuk mengikuti program-program pembinaan yang telah ditetapkan di Rutan Padang sejak mereka masuk sampai bebas dari berakbirnya masa tahanannya di Rutan Padang karena habis masa pidananya. Pembinaan warga binaan di Rutan Padang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Metode pembinaan warga binaan di Rutan Padang dilaksanakan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Metode pembinaan intelektual dan wawasan kebangsaan melalui pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, upacara hari-hari besar nasional dan penyuluhan hukum.

2. Metode pembinaan mental rokhani melalui sholat berjamaah, zikir bersama dan pengajian rutin.

3. Metode kesehatan jasmani melalui senam pagi, bulu tangkis, basket, tenis meja dan bola voley.

4. Metode crimonial melalui pembinaan cara berbicara, bersikap dan berperilaku yang baik.

5. Metode asimilasi melalui kerja bakti di luar Rutan, ibadah di luar Rutan dan olah raga di luar Rutan.

6. Metode pembinaan kerja melalui pertukangan, seni lukis/kaligrafi. Semua pembinaan ini dilaksanakan oleh petugas Rutan berkerja sama dengan pihak terkait, semua narapidana wajib mengikuti pembinaan yang dilaksanakan apabila ada warga binaan yang melanggar akan mendapat sanksi.

Dalam pelaksanaan pembinaan narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas II B Padang, dilaksanakan berdasarkan tahap pembinaan narapidana sebagai berikut :

1. Tahap awal (awal masuk s.d 1/3 masa pidana ). Setiap masyarakat yang menjadi warga binaan di Rutan Padang terlebih dahulu digeledah baik badan maupun barang-barang yang dibawa, dan didaftar dibagian registrasi sesuai dengan putusan pengadilan yang dilengkapi dengan berita acara pelaksanaan putusan. Proses selanjutnya pemeriksaan kesehatan dan pemberian barang-barang inventaris seperti pakaian, alat-alat makan, dan pelengkapan tidur. Selanjutnya warga binaan diserahkan kepada KPR untuk ditempatkan pada blok hunian warga binaan. Selanjutnya warga binaan mengikuti kegiatan manepaling yaitu pengenalan lingkungan.

2. Tahap pembinaan I (1/3 sampai 1/2 masa pidana) Tahapan ini dilaksanakan setelah warga binaan mejalani 1/3 masa pidana dengan baik. Pada tahap ini meliputi pembinaan kedisiplinan dan ketertiban, pembinaan mental (agama dan kerohanian), pembinaan intelektual dan wawasan kebangsaan, keterampilan, pembinaan sosial kemasyarakatan, pembinaan fisik, pembinaan kesehatan dan pembinaan lainnya. Semua kegiatan ini bertujuan untuk merubah perilaku warga binaan menjadi lebih baik.

3. Tahap pembinaan II (1/2 sampai akhir masa pidana) Pada tahap ini, warga binaan sudah menjalankan separuh dari masa pidananya. Bagi warga binaan yang mempunyai kelakuan baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, pembinaan selanjutnya diarahkan pada pembauran atau melibatkannya dengan masyarakat luar, dilibatkan untuk mengatur jalannya pembinaan warga binaan yang menenuhi persyaratan, ini biasanya disebut narapidana pemuka. Kegiatan yang biasanya diikuti antara lain : kerja bakti di luar Rutan, beribadah di luar Rutan, olahraga di luar Rutan, berkerja sama dengan pihak ke III, dan cuti mengunjungi keluarga (CMK). Program pembinaan seperti ini dilaksanakan dengan maksud memberikan kesadaran kepada warga binaan untuk secepatnya bisa menyerap dan menyesuaikan diri dengan norma 3. Tahap pembinaan II (1/2 sampai akhir masa pidana) Pada tahap ini, warga binaan sudah menjalankan separuh dari masa pidananya. Bagi warga binaan yang mempunyai kelakuan baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, pembinaan selanjutnya diarahkan pada pembauran atau melibatkannya dengan masyarakat luar, dilibatkan untuk mengatur jalannya pembinaan warga binaan yang menenuhi persyaratan, ini biasanya disebut narapidana pemuka. Kegiatan yang biasanya diikuti antara lain : kerja bakti di luar Rutan, beribadah di luar Rutan, olahraga di luar Rutan, berkerja sama dengan pihak ke III, dan cuti mengunjungi keluarga (CMK). Program pembinaan seperti ini dilaksanakan dengan maksud memberikan kesadaran kepada warga binaan untuk secepatnya bisa menyerap dan menyesuaikan diri dengan norma

Dalam proses pembinaan bagi warga binaan yang melanggar aturan dalam mengikuti pembinaan akan menerima sanksi sebagai berikut; teguran, isolasi atau dipisahkan dari warga binaan yang lain, sampai yang paling berat yaitu pencabutan hak-hak warga binaan, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan misalnya tidak mengikuti kegiatan pembinaan, bertengkar dengan sesama warga binaan dan sebagainya. Dalam pemberian sanksi tidak ada unsur kekerasan tapi pemberian sanksi hanya untuk memberikan efek jerah.

8. Biografi Salmadanis Nama lengkap dari Salmadanis adalah Prof. Dr. H. Salmadanis, M.Ag, lahir di Tabek Patah Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat pada tangga 24 Oktober 1959. Salmadanis lahir dari kedua orang tua yang bernama; H. Sabir Khatib Bandaro dan Hj. Martini. Salmadanis merupakan guru besar di Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang dan sebagai da‟i tersohor di Sumatera Barat, selain dari itu Salmadanis juga aktif mengajar dibeberapa perguruan tinggi agama di Sumatera Barat dan sebagai dosen penyelia pada Universitas Malaya dan Universitas Kebangsaan Malaysia.

Riwayat pendidikan di mulai dari Sekolah SD tamat 1972, tsanawiyah 1975, melanjutkan ke madrasah aliyah 1978, sarjana muda Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang 1982, sarjana lengkap pada fakultas yang sama 1986, melajutkan ke program Pascasarjana S2 IAIN Ar-Raniry Banda Aceh 1995, dan S3 Pascasarjana bidang kajian keislaman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2002. Prof dalam bidang ilmu dakwah dan komunikasi islam IAIN Imam Bonjol Padang 2004.

Salmadanis merupakan suami dari Hj. Rosniati, Bcs. dan ayah 2 orang putra serta 3 orang putri dan empat orang cucu. Ia aktif dalam berbagai organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan, selain dari itu ia juga aktif Salmadanis merupakan suami dari Hj. Rosniati, Bcs. dan ayah 2 orang putra serta 3 orang putri dan empat orang cucu. Ia aktif dalam berbagai organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan, selain dari itu ia juga aktif

Banyak menulis dalam beberapa majalah dan media masa. Karya tulis yang telah diterbitkan, antara lain; Nilai & Makna Kerja dalam Islam, 1999. Membangun Masyarakat Madani (Melalui Khutbah dan Ceramah), 1999. Prinsip Dasar Metode Dakwah, Mengantar Saudagar ke Surga; Internalisasi Nilai-nilai Tauhid Dalam Berusaha, 2001. Filsafat Dakwah, 2001. Surau di Era Otonomi, 2001. Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar dan Politik Perspektif Abdul Jabbar, 2002. Dakwah dalam Perspektif al- Qur‟an, 2002. Metode Dakwah Perspektif al- Qur‟an, 2002, Adat Basandi Syarak Norma dan Penerapannya , 2003. Filsafat Dakwah edisi 2, 2003. Capita Selekta Ilmu Dakwah, 2004. Da‟i dan Kepemimpinan, 2005. Manajemen Masjid dan Aplikasinya, 2006. Dasar-Dasar Keperawatan Rohani dalam Islam, 2007.Menggagas Kembali Ilmu Dakwah; Dalam Pengembangan Prodi Jurusan Dakwah, 2009, Patologi Sosial dalam Perspektif Dakwah, 2009. Perjalanan Spritual dalam Menuju Pencerahan Jiwa, 2009. Filsafat Ilmu Dakwah eidisi 3 , 2010, Metode Dakwah Perspektif al- Qur‟an, (Edisi Revisi), 2010. Al-Madkhal Ila al-ilm al dakwah, alih bahasa ke bahasa Indonesia, tahun 2013. Cerminan Kehidupan Mohammad Saleh Datuk Rangkayo Basa, Saudagar Muslim Minangkabau Abad XIX, 2013. sebagai prolog. Kompetensi Pelaku Dakwah (Dialektika Metode dan Model Dakwah Kreatif), 2014, Al-Madkhal Ila al-ilm al dakwah,alih bahasa kedalam bahasa Indonesia, edisi perbaikan, Haifa Jakarta 2015, Ibadah Hajiku Untuk Ibuku (Sebuah perjalanan Manajemen Haji ), Ladang Publihing Yagyakarta 2015. Buku Panduan Pembinaan rumah tahanan Negara Klas II B Padang, Padang

104 Salmadanis, CV. Singkat Salmadanis, (Padang, tp. 2017).t.d

Salmadanis juga sering diundang dalam seminar internasional dan nasional dalam bidangnya, juga aktif menulis diberbagai jurnal perguruan tinggi keagamaan dan jurnal IAIN Imam Bonjol Padang, sering mengikuti seminar-seminar regional, nasional dan internasional. Selain dari itu Salmadanis juga banyak menulis di media massa lokal untuk kosumsi masyarakat setempat.

Sedangkan dalam organisasi keilmiahan, keagamaan, dan kemasyarakatan Salmadanis banyak dipercaya sebagai pimpinan, antara lain: Ketua Konsorsium Keilmuan Dakwah dan Komunikasi Islam Perguruan Tinggi Keagamaan Indonsia, Ketua 1 Tarbiyah Islamiyah Sumateta Barat, Rois „Am Jaringan Thariqat Mu‟tabarah al-Nahdhiyah Sumatera Barat,

Wakil Ketua 3 MUI Sumatera Barat, Ketua Dewan Pakar Masyarakat Eko nomi Syari‟ah Provinsi Sumatera Barat, Ketua Komisi I Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Barat, Ketua Badan Amil Zakat (BAZDA) Kota Padang, Ketua 3 Badan Amil Zakat (BAZDA) Sumatera Barat, Ketua Yayasan Tarbiyah Islamiyah Sumatera Barat, Pengurus Alumni IAIN Imam Bonjol Padang, Tim Ahli Gubernur Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat, Tim Ahli Gubernur Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat 2010-2015 (JAKSTRADA) Bidang Agama, Sosial dan Budaya. Ketua Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia Daerah Kota Padang, Ketua Dewan Penesehat Generasi Muda Minangkabau (GEMIK) Provinsi Sumatera Barat. Pendiri/Pembina Ikatan Mubaligh Profesional Kota Padang, Pendiri/Pembina Yayasan Kaffah Sumatera Barat, Pendidri/Pembina Yayasan Tazkiyah al-Nafs Provinsi Sumatera Barat, Pembina/Pendiri Yayasan Pengembangan Dakwah dan Komunikasi Islam Sumatera Barat, Ketua Yayasan Pengembangan Dakwah Islamiyah Nusantara Sumatera Barat dan terakhir aktif menjadi pengurus

(gharim) pada masjid Baitul Anshar rumah tahanan Kelas II B Padang. 105

105 Ibid.,