Strategi Dakwah Profesor Salmadanis Dalam Penumbuhan Keyakinan Warga Binaan Pemasyarakatan
B. Strategi Dakwah Profesor Salmadanis Dalam Penumbuhan Keyakinan Warga Binaan Pemasyarakatan
Keyakinan merupakan inti utama dalam beragama, oleh karena itu menanamkan keyakinan merupakan perkara yang sangat urgen. Keyakinan akan memberikan dorongan kuat dalam menjalankan nilai-nilai agama. Agar spirit keagamaan masyarakat meningkat maka diperlukan penumbuhan keyakinan dalam diri masyarakat. Keyakinan inilah yang akan memberikan kepuasan bagi batin manusia.
Sebagai umat Islam,tentu harus menyakini takdir Tuhan, percaya pada qadar baik dan qadar buruk merupakan rukun iman yang keenam. Dengan keyakinan ini manusia akan menerima segala ketentuan yang sudah diberikan Tuhan dengan tabah dan sabar. Pada perinsipnya qadar yang diberikan kepada manusia ada yang ditentukan oleh Tuhan dari awal dan ada pula yang ditentukan oleh sikap manusia itu sendiri.Pada akhirnya manusia itu ada yang menerima qadar tersebut dan ada pula yang tidak menerimanya.
Tingkat keyakinan mad‟u bermacam-macam, dalam kajiannya teorinya
tingkat keyakinan yang paling rendah adalah; raibin ( ٍت٠س ) diatasnya waham ) ُ٘ٚ ( diatasnya syak ) هش ( diatasnya lagi zhan ) ٓظ ( , keyakinan pada
posisi ini masih dalam kategori keyakinan yang lemah. Adapun penjelasan tingkat keimanan pada posisi ini, jika dikaitkan dengan keimanan warga binaan di Rutan Padang, maka akan terlihat pengkelasifikasiannya sebagai berikut:
Tingkat keyakinan yang paling rendah adalah raibin (ragu), dalam al- Quran kalimat ini muncul pada ayat kedua surat al-Baqarah :
Warga binaan yang kondisi keyakinannya berada pada tingkat raibin mereka tidak mempunya keyakinan terhadap petunjuk al-Quran dan hadis, sehingga sulit untuk menyadarkan mereka dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam al-Quran dan Hadis, dalam pelaksanaan dakwah Salmadanis di Rutan Padang, warga binaan dengan keyakinan yang demikiannlah yang jadi penghalang, sehingga mereka sulit untuk menerima dakwah Salmadanis, sebagaiman kata Salmadan is; “kendala yang dihadapi dalam mengarahkan warga binaan ini dikarenakan ada yang mau diarahkan dan ada juga yang
tidak mau diarahkan.” 127 Keyakinan tingkat selanjutnyaadalah waham, ditingkat ini sudah ada
keyakinannya walupun hanya 25%, sehingga keyakinan pada tingkat ini perlu dipupuk/diperhatikan agar keyakinannya selalu meningkat. Warga binaan yang berada dalam keyakinan ini masih keyakinan dalam tahaf awal, untuk membujuknya harus dengan kelembutan dan menampakkan keutamaan- keutamaan Islam itu, sebagaiman Salmadanis mengatakan:
“Untuk mengajak mereka harus dengan kelembutan, walaupun tidak secara langsung diajak mereka juga nantinya akan melihat kehebatan Islam ini,oleh karena itu kita mengajak mereka melalui dakwah bi al- haal , seperti kesejukan yang mereka rasakan jika memandang kalimat- kalimat toyibah dalam tulisan kaligrafi ini, indahnya kebersamaan kita dalam melaksanakan ibadah, inilah yang menjadi pemanggil warga
binaan supaya bergabung dengan kita dalam melakukan ibadah.” 128
Keyakinan selanjutnya adalah syak, keyakinan pada posisi ini mencapai 50%, dalam kondisi ini mad‟u berada dalam kebimbangan antara yakin atau tidak. Warga binaan yang berada dalam keyakinan ini diperlukan penguatan
127 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
128 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017 128 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
lambat laun akan luluh juga. 129 Keyakinan selanjutnya adalah zhan yaitu keyakinan pada posisi ini sudah diatas 50%, namun masih tetap ada
keraguan. Warga binaan dalam kondisi ini diperlukan pembiasaannya, karena mereka masih jarang-jarang melakukan ibadah, sehingga keyakinannya
masih goyang. 130 Warga binaan dalam posisi waham, syak, zhan, walaupun sudah ada
keyakinannya namun mereka masih dalam keadaan terkatung-katung belum tentu arah yang dituju. Untuk memantapkan keyakinan mereka, maka masuklah pembinaan pada tahap penguatan keyakinan, sehingga warga binaannya benar-benar yakin dengan Allah SWTdan Rasulnya dengan keyakinan yang sempurna. Dalam memantapkan keyakinan ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu; ilm al-yaqin, ayn al-yaqin, dan haqqal-yaqin.
1. Ilm al-yaqin Setelah warga binaan memperoleh keyakinan, tahap selanjutnya Salmadanis memberikan ilmu; baik ilmu tauhid, ilmu fikih, ilmu tasauf, ilmu al-Quran dan sebagainya. Dengan pemberian ilmu, maka mereka akan menyakini dan memahami segala sesuatu berdasarkan ilmu. Sebagaimana kata Indra terkait peran yang dilakukan Salmadanis dalam memberikan ilmu pengetahuan bagi warga binaan;
“Ceramah Prof. Salmadanis sangat menyentuh hati, bayak mengajarkan kami yang sebelumnya tidak kami ketahui, terutama
masalah agama, alhamdulillah sekarang kami sudah mulai mengerti. Intinya,Prof. Salmadanis mengajak kami semua yang ada di sini, yang dulunya pemakai narkoba, perampok, maling, penipu, pada akhirnya kami sekarang bisa satu arah menuju masjid. Perubahan ini
berkat dorongan yang diberikan Prof. Salmadanis kepada kami”. 131
129 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
130 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
131 Indra, Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret 2017
Dari pernyataan warga binaan tersebut terlihatlah bagaimana peran Salmadanis dalam menanamkan ilmu pengetahuan kepada warga binaan. Warga binaan yang sebelumnya tidak mengetahui ilmu agama pada akhirnya mereka mulai belajar di Rutan dengan Salmadanis. Dengan adanya penanaman ilmu pengetahuan yang diberikan Salmadanis, sehingga warga binaanyang dulunya tidak mengetahui bacaan shalat pada akhirnya mereka sudah hafal, begitu juga mengenai zikir yang harus diamalkan, dan mereka juga sebahagian sudah yang dulunya tidak bisa membaca al-Quran pada akhirnya mulai bisa membaca al-Quran.
Untuk memantapkan keyakinan warga binaan, Salmadanis selalu mengajari warga binaan membaca al-Quran dan mentadabburi ayat demi ayat dari al-Quran. Mengarahkan mereka supaya sering mendengarkan pengajian, mereka juga diarahkan supaya rajin shalat; baik yang wajib maupun yang sunat. Memperbayak puasa; bahkan sebagian ada yang melakukan puasanaya Nabi Daud. Memperbanyak sedekah dan ikhlas
dalam bekerja dan beramal. 132 Dengan penanama ilmu pengetahuan pada akhirnya warga binaan tidak hanya sekedar yakin dengan segala sesuatu,
tapi mereka juga menyakininya berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Ayn al-yaqin Tahap penyadaran selanjutnya mereka masuk pada ayn al- yaqin, warga binaan sudah bisa menyaksikan apa yang disampaikan Salmadanis secaranyata,sebagaimana Kholil mengatakan:
“Memang betul apa yang dikatakan bapak, rezeki masjid itu ada saja, dalam pelaksanaan pembangunan masjid ini, satu rupiah pun
tidak ada meminta dana dari pihak kantor. Dana pembangunan masjid ini diperoleh dari hasil sumbangan-sumbangan warga, seperti dalam acara pengajian akbar, zikir akbar dan hampir setiap bulan pengajian itu rutin dilakukan di masjid ini. Alhamdulillah kotak infak pun setiap Jumat bisa mencapai Rp.250.000 sampai Rp.300.000, walaupun jamaahnya hanya sedikit. Saya masih ingat
132 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017 132 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
pembangunan masjid ini pasti ada”. 133
Pada tahap ini warga binaan sudah dapat membuktikan dan menyaksikan secara nyata apa saja yang disampaikan Salmadanis, seperti kesaksian yang disampaikan Kholil,yang menyatakan kesaksiannya terhadap ucapan-ucapan ilmu yang disampaikan Salmadanis, seperti rezeki pembangunan masjid yang sudah ditentukan Allah SWT. Dengan menyaksikan kebenaran yang disampaikan Salmadanis, maka ini akan menjadi daya tarik bagi warga binaan untuk semakin bersungguh-sungguh dalammendalami ilmu agama, mereka punakan semakin aktif dalam mendengarkan ceramah, melaksanakan puasa sunat dan sebagainya.
3. Haqq al-yaqin Tahap selanjutnya warga binaan sudah merasakan menfaat yang diperoleh dari aktivitas ibadah yang mereka lakukan. Pada tahap ini warga binaan akan merasa rugi kalau tidak melakukan ibadah, sebagaiman Indra mengatakan:
“Napi ini sekarang sudah shalat semuanya di masjid, tidak ada yang tidak shalat lagi dimasjid kecuali waktu subuh, itupun karena kita masih dikunci di dalam sel, tapi sekarang kita sudah mulai membuat mushalla di dalam sel, agar bisa melakukan shalat sebuh berjamaah, kalau ada halangan untuk datang ke masjid mereka biasanya pasti
shalat di sel”. 134
Pada tahap ini warga binaan sudah mempunyai keyakinan yang mendalam, sehingga warga binaan sudah rutin puasa sunat, mendengarkan pengajian, bekerja dengan tekun dan ikhlas, membuat taman, membangun
masjid dan sebagainya. 135
133 Kholil, warga binaan pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret 2017
134 Indra, warga binaan pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret 2017
135 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung,17 Maret 2017
Dengan meningkatnya ibadah dan semangat kerja warga binaan, hal ini nampak dari perubahan yang terjadi di Rutan Padang, perubahan yang terjadi di Rutan Padang nampak secara derastis khususnya bangunan masjid. Dari pengamatan yang peneliti lakukan; warga binaan setiap hari selalu bekerja, ada yang membersihkan taman, membuat kaligrafi mengurus kebun, sehingga setiap berbunjung ke Rutan Padang selalu ada peningkatan yang mereka kerjakan.
Peningkatan yang terjadi di Rutan Padang tidak hanya dalam hal bangunan saja, tetapi peningkatan itu terjadi juga dalam keberagamaan
mereka, seperti imam dan muazzin pun sudah mulai berganti-gantian. 136 Salmadanis juga mengatakan “kalau sekarang sudah banyak yang pandai
jadi imam, dan khatib, sehingga sekarang saya sudah mulai jarang tampil lagi.” 137 Pada awalnya Salmadanis menjadi warga binaan di Rutan
Padang, hampir setiap saat dia yang jadi imam dan ceramah. Pada awalnya, dalam melakukan aktivitas keagamaan seperti shalat, mendengarkan pengajian, shalat Jumathanyalah sebagai alasan bagi warga binaan supaya bisa keluar dari sel. Pada akhirnya mereka merasakan kenikmatan dari kegiatan-kegiatan ibadah yang mereka lakukan dan membuat mereka ketagihan dalam beribadah. Dengan demikina kebiasaan-kebiasaan baik yang mereka lakukan di Rutan bisa diaplikasikan setelah bebas masa tahanannya. Sebagaimana kata Indra
“alhamdulillah kawan-kawan yang dari sini setelah bebas kita dengan kabarnya kebiasaan-kebiasaan disini masih terrealisasikannya di
masyarakat”. 138 Strategi penumbuhan keyakinan yang dilakukan Salmadanis
merupakan rangkaian ibadah yang selalu diarahkan kepada warga binaan
136 Hasil Observasi 21Juni 2017 137 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung, 11
Juni 2017 138 Indra, warga binaan pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret
Mengenai Strategi dakwah yang dilakukan Salmadanis dalam penumbuhan keyakinan warga binaan yang terdiri dari berbagai macam kasus kejahatan prinsipnya sama saja, baik dalam kasuspencurian, narkotika, penipuan, kesusilaan dan korupsi. Kebanyakandari warga binaan tidak mempunyai pengetahuan tentang agama,jarang shalat atau mendengarkan pengajian, sehingga mereka tidak mempunyai pengetahuan keagamaan akibatnya mereka mudah terjebak dalam lembah kemaksiatan. Oleh karena itu penanaman keyakinan/akidah bagi warga binaan merupaka perkara yang amat urgen dalam proses pembinaannya.