Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Profesor Salmadanis Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Profesor Salmadanis Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
Aktivitas dakwah yang dilakukan Salmadanis di Rutan Padang tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Dengan adanya faktor pendukung maka akan memudahkan dakwah Salmadanis. Sedangkan adanya faktor penghambat akan mempersulit dakwahnya. Adapun faktor pendukung dakwah Salmadanis di Rutan Padang adalah:
1. Adanya tekanan dari pimpinan Rutan Tekanan yang diberikan pimpinan terhadap warga binaan yang tidak mematuhi aturanakan menjadi pendukung bagi Salmadanis dalam menjalankan dakwahnya. Bagi warga binaan yang tidak patuh terhadap aturan yang berlaku maka pimpinan memberikan sanksi berupa; teguran, isolasi dan pencabutan hak-haknya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Asrul, “bagi warga binaan yang melanggar aturan akan
diberi sanksi mulai dari teguran, isolasi sampai yang paling berat yaitu pencabutan hak- 156 hak mereka.”
Dengan adanya tekanan yang dilakukan pimpinan terhadap warga binaan maka inilah yang menjadi pemicu warga binaan membatasi sikap dan perilakunya. Hal ini juga didukung dengan dibatasinya ruang gerak warga binaan, sehingga dalam mengontrolnya punlebih mudah.
155 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung 17 Maret 2017
156 Asrul, Ka. Subsi Pelayanan Tahanan Rutan Padang, wawancara langsung,19 Januari 2017
2. Adanya dukungan dari pihak pimpinan Rutan. Kelancaran program-program pembinaan yang dilakukan Salmadanis di Rutan tidak terlepas dari dukungan pihak pimpinan. Pihak pimpinan memberikan apresiasi bagi warga binaan yang taat terhadap aturan dan yang berkelakuan baik di Rutan Padang. Apresiasi tersebut
diberikan kepada warga binaan berupa memberikan remisi, cuti mengunjungi keluarga (CMK), cuti menjelang bebas (CMB), pelepasan bersyarat (PB) danasimilasi.
Dengan adanya imbalan secara kongkrit yang akan diperoleh warga binaan jika mereka berkelakuan baik, maka ini menjadi pendorong bagi warga binaan untuk mengikuti program pembinaan yang dilakukan Salmadanis. Sehingga dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut membuat warga binaan yang awalnya untuk memperoleh keringanan masa tahanan, dengan kepandaian persuasif Salmadanis membuat mereka betah dalam kebaikan tersebut karena merasakan menfaat yang mereka peroleh.
3. Diberikannya kesempatan bagi Salmadanis untuk membina warga binaan. Posisi Salmadanis di Rutan Padangselain sebagai warga binaan dia juga sebagai pembina kerohanian yang merupakan bagian dari tugas pelayanan tahanan yang di kepalai oleh Bapak Asrul. Bapak Asrul mengatakan; “pembinaan agama di Rutan ini diberikan kepada Prof. Salmadanis, karena beliau juga berkompeten dalam pembinaan agama; dan memang peran beliau terlihatlah dalam hal itu. 157
Kemampuan dakwah yang diperoleh Salmadanis telah membuat pihak Rutan memberikan kesempatan bagi Salmadanis untuk membina warga, sehingga setiap dakwah yang dilakukan Salmadanis selalu diapresiasi oleh pihak Rutan dan ikut mensukseskannya.
157 Asrul, Ka. Subsi Pelayanan Tahanan Rutan Padang, wawancara langsung,19 Januari 2017
4. Salmadanis dihormati warga binaan Faktor pendukung lainnya yang melancarkan dakwah yang dilakukan Salmadanis di Rutan Padang tidak telepas dari penghormatan yang diberikan warga binaan kepadanya. Salmadanis tidak hanya sebagai guru bagi warga binaan tetapi dia judah dianggap sebagai bapak yangakan menjadi panutan mereka. Hasrizal mengatakan; “kami sudah menganggap Prof sebagai bapak di sini, kami tidak menganggapnya sebagai penjahat yang ditahanan. Kalau ada yang berbuat jahat sama bapak atau ada yang menjelak-jelakkannya
muritnya tentu akan mendukungnya.” 158
kami
sebagai
Dengan dihormatinya Salmadanis maka warga binaan akan mentaati dan percaya sepenuhnya dengan program-program pembinaan yang disampaikannya. Dengan adanya penghormatan mereka terhadap Salamadanis, maka warga binaan pun akan lebih mudah untuk diarahkan.
Selain faktor pendukung dakwahnya Salmadanis, ada juga faktor penghambat dakwahnya di Rutan Padang,yaitu;
1. Rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) warga binaan, Untuk melakukan perubahan secara cepat, maka diperlukan masyatakat yang mempunyai SDM yang memadai, sehingga masyarakat bisa mengikuti perkembangan zaman dan mereka juga bisa berpikir secara cepat. Dalam segala hal SDM manusia sangat dibutuhkan, kalau SDMnya terbatas, maka dalam pembengunannya juga akan terkendala.
Masyarakat yang masuk penjara kebanyakan dari pendidikan rendah dan minim pengetahuan agamannya, artinya SDM mereka sangat terbatas. Dengan demikian, dalam mengarahkan warga binaan terlalu lama, karena SDMnya tidak bisa mengikuti perubahan itu secara cepat. Mereka juga susah dalam memahami pelajaran yang diberikan,
158 Hasrizal, warga binaan pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret 2017 158 Hasrizal, warga binaan pemasyarakatan di Rutan Padang, wawancara langsung, 21 Maret 2017
tersebutbelum terhafal juga”. 159
2. Warga binaan yang menjadi sasaran dakwah banyak yang belum bisa membaca al-Quran. Al-Quran merupakan sember dari segala ilmu pengetahuan, untuk bisa mengambil ilmu pengetahuan dari al-Quran dan Hadis Nabi, maka
sebagai seorang muslim mestinya harus bisa membaca al-Quran. Yang menjadi penghuni Rutan banyak juga yang belum bisa membaca al-Quran. Dengan demikian akan terjadi kewalahan untuk menanamkan ilmu pengetahuan agama kepada warga binaan, sebab rangkaian ibadah yang dilakukan, seperti ibadah shalat, zikir dan melakukan qiraatul quran, itu semua dengan bahasa Arab, untuk kemantapan bacaannya seperti bacaan shalat, maka warga binaan dituntun supaya bica membaca al-Quran.
Kesulitan warga binaan dalam membaca al-Quran telah menjadikan mereka susah untuk memahami bacaan dalam ibadah seperti zikir dan doa- doa, mereka juga kesulitan untuk menghafal ayat-ayat al-Quran. Sebagaiman Salmadanis mengatakan: “Penyebab sulitnya warga binaan untuk menghafal doabegitu juga dengan zikir karena mereka tidak bisa
membaca al- 160 Quran.”
3. Kepribadian warga binaan Selain faktor rendahnya SDM dan kesulitan warga binaan untuk membaca al-quran, yang menjadi faktor lain yang menjadi penghambat kelancaran dakwah Salmadanisdi Rutan Padang dikarenakan keperibadian yang muncul dalam diri warga binaan. Keperibadian ini muncul mungkin dikarekan lemahnya keimanan warga binaan atau mereka belum mendapatkan hidayah.
159 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara langsung 17 Maret 2017
160 Salmadanis, sebagai pembina keagamaan di Rutan Padang, wawancara 17 Maret 2017
Dengan keperibadian ini sehingga sebahagian warga binaan tidakmau diarahkan, sebagaiman Salmadanis mengatakan : “Kendala yang dihadapi dalam mengarahkan warga binaan ini tergantung kepada keperibadiannya, ada yang mau diarahkan dan ada juga yang tidak mau
diarahkan.” 161 Oleh karena itu Salmadanis dalam melakukan dakwahnya harus bersabar, sebab dakwah Rasulullah SAW saja tidak semua warga
Makkah dan Madinah menerimanya. Pamannya saja Abu Jahal dengan keperibadian yang sombong sama sekali tidak menerima dakwah Rasulullah, walaupun dia telah menyaksikan bagaiman keberan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.