Pengertian Konsep
2.1.7 Makna
Konsep makna di dalam tulisan ini merujuk kepada KBBI (2005) yaitu: (n) 1. arti; ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat di tulisan kuno itu; 2. Maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna ini di dalam konteks ilmu bahasa memiliki berbagai jenis, yaitu: makna afektif sebagai makna emotif; makna denotasi dalam linguistik berarti makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses, dan kegiatan; makna denotatif makna yang bersifat denotasi; makna ekstensi makna yang mencakupi semua objek yang dapat ditujuk dengan kata itu; makna emotif makna kata atau frasa yang ditautkan dengan perasaan (ditentukan dengan perasaan); makna gramatikal makna yang didasarkan atas hubungan antara unsur-
unsur bahasa di satuan yang lebih besar, misalnya hubungan antara kata dan kata lain dalam frasa atau klausa; makna intensi makna yang mencakupi semua ciri yang diperlukan untuk keterangan suatu kata (istilah); makna khusus makna kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu; makna kiasan makna kata atau kelompok kata yang bukan makna yang sebenarnya, melainkan mengiaskan sesuatu.
Dalam rangka penelitian ini, makna yang dimaksudkan adalah mencakup makna-makna denotatif dan konotatif dari setiap unsur bangunan Mesjid Jami’ Tan Kok Liong, yang merujuk kepada kebudayaan yang menjadi latar belakang eksistensi mesjid ini, yaitu budaya Tiongkok dan Indonesia.
2.1.8 Nilai Budaya
Pengertian nilai budaya dalam tulisan ini, merupakan konsep abstrak mengenai masalah besar dan bersifat umum yang sangat penting serta bernilai bagi kehidupan masyarakat. Nilai budaya itu menjadi acuan tingkah laku sebagian besar anggota masyarakat yang bersangkutan sebagai gagasan kolektif; yang berada dalam alam pikiran mereka. Nilai budaya bersifat langgeng, tidak mudah berubah, ataupun tergantikan dengan nilai budaya yang lain. Anggota masyarakat memiliki nilai budaya ini sebagai hasil proses belajar sejak masa kanak-kanak hingga dewasa yang telah mendarah daging, dan diwariskan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi seterusnya.
Contoh nilai budaya pada bangsa Indonesia adalah Pancasila, dengan lima silanya yang merupakan satu kesatuan atau satu sistem. Tiap bagian bangsa Indonesia seperti suku-suku memiliki nilai budaya atau sistem nilai budaya yang menjadi pedoman tingkah laku dalam kehidupan masyarakat. Berbagai suku bangsa berbeda memiliki dan mengamalkan nilai nilai seperti tolong-menolong atau gotong royong, musyawarah, setia kawan, harga diri, tertib dan sebagainya, yang tercermin dalam berbagai lapangan hidup, unsur unsur kebudayaan, seperti: religi, organisasi sosial, kekerabatan, mata pencaharian, unsur teknologi, kesenian, dan sebagainya.
Di dalam teknologi tradisional, contohnya pakaian, seringkali muncul dengan hiasan tertentu yang kadang-kadang merupakan simbol sebuah nilai yang mengandung makna berharga bagi kehidupan sosial pendukung kebudayaan yang bersangkutan. Simbol terhadap nilai ini bisa berupa bentuk-bentuk tumbuhan, hewan, benda-benda di bumi dan langit, motifik, dan lain-lainnya.
Aktivitas tertentu dalam rangka mata pencaharian dilatarbelakangi oleh nilai-nilai seperti gotong-royong. Aktivitas kerja sama yang bersifat saling tolong menolong itu merupakan perwujudan pandangan bahwa manusia tidak hidup sendiri, harus saling bergantung, dan karena itu harus pula memelihara hubungan baik dengan sesama dalam satu lingkungan sosial tertentu. Pandangan semacam itu menyebabkan terwujudnya aktivitas dalam pandangan lain. Sebagai contoh dalam upacara religi, upacara perkawinan, membangun rumah, dan lain lain. Hal seperti ini, tidak hanya terdapat di Indonesia, tetapi juga pada masyarakat suku bangsa lain di Asia, Afrika, Oseania, dan lain lain.
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Dalam rangka penelitian terhadap Masjid jami’ Tan Kok Liong ini, nilai- nilai budaya itu merupakan konsep abstrak mengenai masalah besar dan bersifat umum yang sangat penting serta bernilai bagi kehidupan masyarakat, yang berkait dengan keberadaan mesjid ini. Nilai-nilai budaya itu terkait dengan simbol dalam setiap unsur bangunan masjid, sikap dan perilaku pendiri (Anton medan) dan jamaahnya, serta kepercayaan yang tertanan yang menjadi acuan untuk bertindak. Dalam hal ini nilai-nilai budaya itu mencakup: nilai kosmologis, nilai identitas kultural Tiongkok dalam masyarakat muslim Indonesia yang heterogen, nilai perlambangan, dan lain-lainnya.