Metode Penelitian Kualitatif

3.2 Metode Penelitian Kualitatif

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Dengan pendekatan ini, data dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk kata-kata. Data dalam penelitian ini yaitu foto-foto ornamen Tiongkok yang terdapat pada Masjid Jami’ Tan Kok Liong. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu mengumpulkan data sekunder dengan metode simak. Penelitian ini menggunakan teknik memotret tampilan dan mencatat secara runtut.

Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002).

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut.

1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.

2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.

3. Tekanan pada proses bukan hasil. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.

4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari 4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari

5. Mengutamakan makna. Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.

Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.

Dalam konteks penelitian terhadap makna budaya dan nilai budaya yang terdapat dalam bangunan Masjid Tan Kok Liong di Kota Bogor ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam hal ini penulis mengacu kepada karakteristik dalam penelitian kualitatif, yaitu dengan penerapannya sebagai berikut. (1) Menggunakan lingkungan masjid yang dimaksud sebagai sumber data.

Lingkungan yang dimaksud mencakup masjid, pesantren Attaibin, manusia- manusia yang terkait dengan keberadaan mesjid (yaitu Anton Medan sendiri, para jamaah masjid, dan juga santri dan lulusan).

(2) Skripsi sarjana ini ditulis dalam tulisan yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan analitik (menguraikan) baik secara umum maupun detil, sesuai dengan kajian yang diperlukan.

(3) Tekanan penelitian yang penulis lakukan ini adalah pada proses penelitian, berupa persiapan, penentuan informan kunci, penentuan iforman pangkal, wawancara, situasi penelitian, pencatatan pengalaman penelitian, alat-alat untuk penelitian, dan hal-hal sejenis.

(4) Penelitian ini bersifat induktif, yang dimulai dari fakta empiris di lapangan, kemudian fakta dan data ini diolah, dan selanjutnya membangun teori. Dalam hal ini adalah teori semiotik kebudayaan ala Pierce, dan teori biografi seorang tokoh Islam yakni Anton Medan.

(5) Penelitian ini adalah mengutamakan pencarian makna-makna, yang didasari oleh kebudayaan, dalam hal ini kebudayaan arsitektur tradisional Tiongkok dan kebudayaan Indonesia pada umumnya.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Data dalam penelitian ini adalah semua informasi yang berkaitan dengan Masjid Jami’ Tan Kok Liong.

3.3.2 Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.

Sumber data primer adalah berasal dari informan kunci sebagai berikut:

Sumber Data Primer: 1. Muhammad Ramdhan Effendi

(Anton Medan/Tan Kok Liong)

Profesi : Perancang, Pemilik, Pengelola Masjid Jami’ Tan Kok

Liong

Sumber Data Primer: 2. Deni Profesi

: Sekretaris Anton Medan

Yang dimaksud dengan informan kunci atau informan pangkal, juga disebut narasumber kunci (key informant) adalah seorang pemberi data yang memiliki kapasitas dan kapabilitas terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

Data yang diperoleh informan kunci inilah yang menjadi bahan kajian utama dalam penelitian kualitatif. Dengan demikian, penelitian kualitatif sangat bergantung dari data yang diperoleh dari informan kunci.

Sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, artikel, skripsi dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan ornamen khas negara Tiongkok.