2.3. Pengembangan Wilayah
Wilayah adalah, daerah atau region, pada umumnya diartikan sebagai suatu ruang yang dianggap merupakan suatu kesatuan perkembangan kehidupan fisik,
sosial maupun ekonomi. Dalam Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, wilayah diartikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.
Secara administrasi wilayah atau daerah adalah suatu ruang yang dibatasi oleh batas administrasi tertentu seperti wilayah provinsi, kabupaten, kota dan sebagainya.
Secara fungsional wilayah bermakna kawasan seperti kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan pertanian, kawasan perumahan dan lain-lain. Dalam penelitian ini
pengertian wilayah pesisir menggunakan kriteria administratif dan juga sosial ekonomi. Menurut Soetomo 2002 dalam rangka perencanaan pengembangan
wilayah sering digunakan kriteria administrasi, penggunaan kriteria administrasi dilakukan berdasarkan harapan akan adanya paling tidak dua keuntungan yakni;
pertama, dalam melakukan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah, diperlukan tindakan beberapa lembaga pemerintah, oleh sebab itu akan lebih praktis
apabila pembagian daerah didasarkan atas satuan administrasi yang ada. Kedua, analisis akan lebih mudah dilakukan karena pada umumnya data yang dibutuhkan
tersedia pada tingkat satuan adminitratif ini. Dan menurut Soetomo dalam kajian pengembangan wilayah akan lebih ideal lagi jika kriteria administrasi dipadu dengan
kriteria nodal pusat kegiatan sosial ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Upaya untuk mengembangkan dan membangun satuan ruang yang disebut daerah atau wilayah tadi kemudian disebut sebagai pembangunan daerah atau
pengembangan wilayah. Pengertian pembangunan daerah ini dapat dibedakan dalam dua versi. Pertama, digunakan untuk menyatakan adanya berbagai aktivitas
pembangunan yang ada dalam suatu daerah. Barangkali pengertian pertama ini lebih tepat disebut sebagai pembangunan di daerah. Pengertian kedua, pembangunan
daerah sebagai bagian dari pembangunan dari suatu Negara, yang berorientasi pada pengembangan suatu satuan ruang tertentu. Pengertian yang kedua ini lebih tepat
disebut sebagai pembangunan wilayah atau pengembangan wilayah. Pembangunan regional atau pengembangan wilayah pada dasarnya identik
dengan gagasan desentralisasi pembangunan, atau pemerataan pembangunan. Bagian masyarakat yang belum cukup beruntung dapat menerima hasil-hasilnya. Dengan
kata lain, gagasan ini juga berarti merupakan upaya untuk mendistribusikan pembangunan dan hasil-hasilnya kepada daerah, yang karena berbagai kesenjangan
tertentu belum mampu memanfaatkan berbagai kesempatan yang terbuka dari proses yang terjadi di daerah lain atau secara nasional.
Salah satu komponen yang penting dalam upaya pembangunan itu adalah potensi dan daya dukung secara regional. Daya dukung yang ada dalam bentuk
kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia boleh jadi tidak berarti tanpa pengembangan potensi tersebut secara tepat. Oleh karena itu perlu dibina dan
dikembangkan daya dukung itu untuk mempercepat proses teciptanya sosok manusia dan kemanusiaan yang utuh secara melembaga.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan wilayah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sandy
1982 menyatakan sebenarnya letak kunci dari makna pembangunan wilayah itu, yaitu membangun masyarakat sesuai dengan potensi dan prioritas yang terdapat di
daerah yang bersangkutan. Tarigan 2008, menyebutkan bahwa pengembangan wilayah adalah seluruh
tindakan yang dilakukan dalam rangka memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang ada, untuk mendapatkan kondisi-kondisi dan tatanan kehidupan yang lebih baik bagi
kepentingan masyarakat di wilayah itu khususnya dan dalam skala nasional pada umumnya.
Menurut Nachrowi 2001, dalam pengembangan wilayah ada tiga komponen wilayah yang perlu diperhatikan, yaitu: sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
teknologi, yang selanjutnya disebut tiga pilar pengembangan wilayah. Salah satu pilar yang cukup penting adalah sumberdaya manusia SDM, karena dengan kemampuan
yang cukup akan mampu menggerakkan seluruh sumberdaya wilayah yang ada. Sumberdaya manusia mempunyai peran ganda dalam proses pembangunan, dapat
sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Sebagai obyek pembangunan, SDM merupakan sasaran pembangunan untuk
disejahterakan, dan sebagai subyek pembangunan SDM berperan sebagai pelaku pembangunan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh pelaku-pelaku
pembangunan itu sendiri. Dengan demikian konsep pembangunan itu sesungguhnya adalah pembangunan manusia human development, yaitu pembangunan yang
Universitas Sumatera Utara
berorientasi kepada manusia people center development, dimana manusia dipandang sebagai sasaran sekaligus sebagai pelaku pembangunan.
Perreoux 2011 menekankan bahwa pengertian kutub pertumbuhan dalam ruang ekonomi. Menurut Perreoux kutub sebagai sektor dalam ruang ekonomi, yakni:
sebagai medan kekuatan, ruang ekonomi mengandung pusat dan kutub-kutub yang mempunyai kekuatan sentrifugal yang memancar ke sekeliling dan mempunyai
kekuatan sentripetal yang menarik sekitarnya ke pusat-pusat tersebut. Tiap pusat merupakan pusat penarikan dan penolakan serta mempunyai medan sendiri dalam
suatu gugus medan pusat-pusat yang lain. Penjelasan dari Perreoux tersebut dapat digambarkan dalam persaingan di
antara perusahaan-perusahaan yang sejenis, persaingan tersebut akan menciptakan keadaan hanya perusahaan kuat saja yang dapat bertahan. Perusahaan yang menang
seleksi tersebut bias dianggap sebagai perusahaan pendorong, dan bila perusahan itu meningkatkan produksinya maka akan dapat menularkan ke perusahaan-perusahaan
lain. Akibat efek penularan terhadap perusahaan lain itulah, maka perusahaan pendorong ini disebut sebagai perusahaan utama.
Pengertian kutub pertumbuhan didasarkan pada teori keseimbangan. Teori keseimbangan ini menyadari bahwa seluruh produksi bukan hanya merupakan
penjumlahan produksi dari tiap perusahaan dalam suatu matriks, tetapi juga merupakan fungsi pengaruh produksi perusahaan tertentu yang ditimbulkan oleh arus
masukan-keluaran input-output antara perusahaan ini dengan perusahaan- perusahaan lain. Hubungan ini merupakan suatu proses dan rangkaian dinamis, yang
Universitas Sumatera Utara
menciptakan hubungan ketergantungan dan ini akan tumbuh terus. Dalam kerangka pemikiran ini, dia mengabaikan pengertian ruang geografis.
Myrdal 2011 mengemukakan konsep “spread-back wash effects”. Konsep ini mengandung pengertian pemencaran penyebaran atau penetesan dan pengertian
penarikan atau pengumpulan polarisasi yang terjadi di antara kutub pertumbuhan dan wilayah pengaruhnya hinterland. Konsep ini mengharapkan adanya imbasan ke
daerah sekitar titik pertumbuhan yang akan menanggulangi masalah-masalah di daerah terbelakang. Namun pada kenyataannya pelaksanaan konsep ini kurang
memuaskan karena “spread effects” dari kutub pertumbuhan biasanya lebih kecil dari pada “back wash effects”. Pada akhirnya hal ini akan memberikan hasil yang negatif
bagi “hinterland-nya”. Friedman mengemukakan padangan bahwa pembangunan harus dipandang
sebagai proses inovasi yang diskontinyu –tetapi kumulatif- yang berasal dari sejumlah kecil pusat, serta perubahan yang terletak pada titik-titik interaksi yang
mempunyai potensi tertinggi. Sehubungan dengan peranan inti dalam pembangunan spasial, setidaknya
terdapat lima hal yang penting untuk dijelaskan: 1
daerah inti mengatur keterhubungan dan ketergantungan daerah di sekitarnya melalui sistem suplai, pasar, dan daerah administratif
2 daerah inti meneruskan secara sistematis dorongan inovasi ke daerah-daerah
sekitarnya yang terletak dalam wilayah pengaruhnya.
Universitas Sumatera Utara
3 sampai sutu titik tertentu cirri-ciri “self reinforcing”pertumbuhan daerah inti
mempunyai pengaruh positif dalam proses pembangunan sistem spasial. 4
dalam suatu sistem spasial, hirarki daerah-daerah inti ditetapkan berdasarkan kedudukan fungsionalnya masing-masing meliputi karakteristiknya secara
terperinci. 5
kemungkinan inovasi akan ditingkatkan keseluruh daerah sistem spasial dengan cara mengembangkan pertukaran informasi.
Friedman menganjurkan pemebntukan geografis atau kota lading. Tujuannya adalah mencegah perpindahan penduduk desa ke kota besar.
Boudeville 2011 telah menjelaskan perluasan pengertian kutub pertumbuhan terutama dalam pengertian dimensi geografis: adalah lebih baik menggambarkan
kutub-kutub sebagai aglomerasi kegiatan-kegiatan secara geografis dari suatu kompleks sistem daripada berbagai sektor yang berbeda dari matriks nasional. Secara
singkat kutub poertumbuhan akan tampil sebagai kota-kota yang memiliki suatu kompleks industri pendorong.
Namun yang menjadi masalah adalah ukuran bagi kota-kota tersebut yang mengalami perluasan kota, masalah harga lahan, teknologi dan fasilitas transportasi
serta jaringan komunikasi, fasilitas pelayanan sosial tata guna lahan, dan lain sebagainya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan teori ambang batas
threshold theory, yaitu melalui cara menyebarkan kota-kota dengan ukuran-ukuran tertentu di dalam suatu sistem tata ruang. Contohnya antara lain peremajaan kota atau
Universitas Sumatera Utara
menata kembali kota-kota lama atau pun membangun kota-kota baru, terutama di wilayah-wilayah yang kurang maju.
Hadjisaroso 2011 mengemukakan konsep simpul jasa distribusi, yaitu menekankan pentingnya peranan pusat-pusat pertumbuhan yang kemudian
diidentifikasikan sebagai simpul-simpul jasa distribusi pada umumnya kota sedang- untuk pengembangan wilayah berkaitan dengan pertumbuhan modal SDM SDA
yang merupakan arus barang dan jasa perdagangan dengan alur dari bahan mentah, pabrik, produksi dan konsumen.
Kriteria untuk menyatakan tingkat pertumbuhan di daerah adalah tingkat kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya, baik
kebutuhan hidup maupun kebutuhan melakukan kegiatan usaha. Adapun bentuk kemudahannya berupa kemudahan-kemudahan jasa distribusi. Sedangkan kota-kota
yang merupakan pusat kegiatan usaha distribusi, disebut “simpul jasa distribusi”. Jadi jasa distribusi merupakan kegiatan penting dalam kehidupan manusia dan
pembangunan secara fisik, sehingga hal ini dapat dikaitkan dengan perkembangan wilayah.
Berdasarkan dari uraian dan pengertian diatas maka nyata bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu upaya menterpadukan berbagai sumberdaya
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang bertujuan pada pencapaian kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Pengembangan Wilayah Berbasis Potensi Lokal