Kota yang memiliki skala aktivitas perekonomian lebih besar dari Kota Binjai, pada saat ini hubungan kedua wilayah tersebut dihubungkan oleh ruas jalan Medan - Binjai
yang merupakan jalan jalan propinsi, maka harus diikuti juga perubahan tingkat pelayanan yang dapat mengantisipasi kemajuan perrtumbuhann arus lalulintas pada
masa sekarang dan juga masa yang akan datang, konstruksi ruas jalan. Secara deskriptif melalui dapat diketahui bahwa masyarakat yang tingal di
sekitar ruas jalan Medan – Binjai tersebut masih mengharapkan adanya upaya-upaya perbaikan secara berkelanjutan, khususnya agar keberadaan ruas jalan yang sering
digunakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat memberikan manfaat yang lebih baik lagi seperti lebih suppot terhadap kemudahan akses dalam aktivitas
pendidikan, kesehatan dan ekonomi pada jalan yang tersedia dan fasilitas infrastruktur yang juga sangat mendukung misalnya Pom Bensin, BANK, Anjungan
Tunai Mandiri ATM maupun fasilitas lainnya. Sehingga masyarakat yang tinngal di sekitar ruas jalan benar-benar merasakan terlayani sebagai tax partisipator.
4.2.2. Kondisi Fisik di Ruas Jalan Medan – Binjai
Penelaahan yang paling penting dari kondisi fisik suatu ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus lalu lintas yang ideal dalam satuan
waktu tertentu, dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui jalan tersebut. Kenyataannya pada saat arus rendah pada ruas jalan Medan – Binjai
lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat
tidak bisa lagi arusvolume lalu lintas bertambah, di sinilah kemacetan terjadi. Setelah
Universitas Sumatera Utara
itu arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.
Kekhawatiran sebagaimana gambaran di atas masih dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar ruas jalan Medan-binjai di Kota Binjai. Sehingga
kondisi fisik jalan yang masih dirasakan kurang memadai tidak hanya mencakup dimensi mutu ruas jalan yang digunakan, kondisi kualitas pelayanan ruas jalan dan
keseimbangan ruas jalan, bahkan ada juga yang beranggapan bahwa perilaku penggunajalan justru masih banyak perlu perubahan ke arah ketertiban. Secara
deskriptif kondisi fisik ruas jalan sebagaimana dijelaskan di atas dapat dijelaskan melalui Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Tanggapan Responden terhadap Kondisi Fisik Ruas Jalan Medan- Binjai
o Pertanyaan
Sang at Setuju
Setuj u
Rag u-ragu
Kura ng Setuju
Tidak Setuju
Jumla h
F f
Apakah mutu ruas jalan Medan-Binjai
yang ada disekitar tempat tinggal
BapakIbu telah memiliki kondisi
kualitas pelayanan ruas jalan yang baik.
7 1
7 3
2 2
3 3
8 00
1 00
Apakah perbandingan ruas jalan
Medan-Binjai yang ada disekitar tempat tinggal
BapakIbu dengan kapasitas lalu lalang
pengguna jalan telah merupakan
perbandingan yang seimbang.
1 3
1 2
6 6
3 3
1 00
1 00
Jumlah 8
5 8
6 8
00 Rata-rata
4 2
9 8
00
Sumber: Analisis Data Primer, 2011
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tanggapan masyarakat yang menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 49 responden 49 mengenai mutu ruas jalan
Medan-Binjai yang ada telah memiliki kondisi kualitas pelayanan ruas jalan yang baik, sedangkan menjawab ragu-ragu sebanyak 43 responden 43, menjawab
kurang setuju dan tidak setuju hanya 8 responden 8. Perbandingan ruas jalan Medan-Binjai yang ada dengan kapasitas lalu lalang pengguna jalan telah merupakan
perbandingan yang seimbang mendapat tanggapan 31 sangat setuju dan 26 setuju, sedangkan ragu-ragu 33, kurang setuju dan tidak setuju 10.
Secara rata-rata tanggapan responden tentang kondisi fisik ruas jalan Medan- Binjai mendapat tanggapan 24 sangat setuju dan 29 setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi fisik ruas jalan Medan-Binjai termasuk kategori cukup baik, karena tanggapan responden berada pada posisi nilai antara 52,4 - 68,7, yaitu tanggapan
terhadap jawaban sangat setuju dan setuju = 24 + 29 = 53. Artinya kondisi fisik ruas jalan Medan-Binjai dapat diterima oleh masyarakat.
Meski sebagian besar masyarakat Kota Binjai yang berdomisili di sepanjang Ruas Jalan Medan – Binjai beranggapan bahwa kondisi fisik ruas jalan tersebut cukup
memadai. Namun jika dianalisa lebih lanjut dapat terlihat bahwa masih adanya masyarakat yang mengharapkan adanya perbaikan seperti mutu dan kualitas jalan
yang dirasakan hanya bertahan sesaat, sehingga setelah adanya perbaikan kondisinya kembali mengkhawatirkan misalnya ada saja badan jalan yang rusak ditambal
sehingga secara tidak langsung mengganggu kenyamanan berkendaraan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Kondisi Kelancaran Transportasi di Ruas Jalan Medan – Binjai