Teknik Percakapan Reaksi Tokoh Lain Id, Ego, dan Superego

tanpa diganggu oleh masalah apapun, karena menurutnya ia lebih bahagia berada dalam dunia mimpinya dibandingkan dengan dunia nyata. Berikut kutipan yang melukiskan sistem atau stuktur kepribadian tokoh ’Avi’ berupa superego yang bekerja sejalan dengan keinginan ’Avi’. Avi halaman 133, tesis halaman 63 Tokoh ’Avi’ paham akan norma-norma yang dianutnya semenjak dia mengikrarkan diri sebagai model. Keseimbangan antara keinginan dengan penyaluran membuat ruang gerak superego berhasil menangani transformasi sistem id dan ego. Bosan dan jenuh, bukan mengharuskan dan mewajibkannya mengambil langkah perceraian abadi dengan aktivitasnya dahulu. Dia mempunyai alasan dan alternatif sendiri dalam menyikapi gejolak batin tersebut. Berdiam diri selama-lamanya pada rol film, mampu menyelaraskan serta menyeimbangkan harapannya untuk tidak diganggu oleh prahara kehidupan nyata yang penuh dengan pengusikan dirinya. 4.2.1.4 Cerpen ”Penjaga Malam dan Tiang Listrik” Tokoh : Penjaga Malam

1. Teknik Percakapan Reaksi Tokoh Lain Id, Ego, dan Superego

Seorang ’penjaga malam’ mempunyai kebiasaan memukul tiang listrik setiap jam ketika malam tiba. Apabila waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, maka ia akan datang mendekati tiang listrik, akan diusapnya tiang listrik itu, dan dipukulnya tiang listrik itu dengan batu sampai dua belas kali. Tidak ada Universitas Sumatera Utara yang tahu mengapa penjaga malam itu selalu memukul tiang listrik setiap jam. Entah ingin agar warga tahu sudah pukul berapa atau agar pencuri mengurungkan niatnya untuk mencuri karena dia akan terus berjaga sepanjang malam. Tapi malam itu terasa berbeda, ada pria yang telah menantinya di tiang listrik yang akan dipukulnya untuk menandakan bahwa akan tiba saatnya pukul 1 pagi. Penjaga Malam dan Tiang Listrik halaman 178, tesis halaman 56 Keinginan tokoh ’penjaga malam’ untuk memukul tiang listrik merupakan dorongan sistem id. Besar harapannya agar siapapun tidak mengusik rutinitasnya sebagai penjaga malam. Keinginannya yang kuat harus disegerakan, agar profesinya sebagai penjaga malam tidak tercoret sedikit pun. Namun keinginannya itu terhalang oleh reaksi tokoh pendamping yang memang berniat menggagalkan kegiatan ’penjaga malam’ tersebut. Perhatikan kutipan berikut. Penjaga Malam dan Tiang Listrik halaman 178, tesis halaman 59 Tokoh ’penjaga malam’ bingung, tidak tahu apa maksud lelaki itu sehingga membuatnya menghalangi pekerjaannya. Eksistensinya benar-benar dipatahkan oleh sikap tokoh pendamping yang semena-mena. Ego yang bekerja atas dasar keinginan id, membuat tokoh ’penjaga malam’ benar-benar pusing tujuh keliling. ’Penjaga malam’ itu tetap pada egonya, bahwa apapun yang terjadi, dia tetap harus memukul tiang listrik itu sebanyak satu kali. Karena jika terlambat satu menit, dia tidak tahu bagaimana harus memukul tiang listrik itu untuk menandakan pukul 01:01. Tanggung jawab moral yang muncul dari kepalanya, Universitas Sumatera Utara seolah-olah mewajibkan dia untuk melaksanakan pemukulan tiang listrik. Halangan dan rintangan yang setiap saat bisa saja menimpanya, tidak menjadi soal yang rumit baginya, asalkan dengan cara apapun dia sanggup mewujudkan aktivitas malamnya itu lalu tidak seorang pun dibiarkan mengganggunya meski bertaruh nyawa sekalipun. Penjaga Malam dan Tiang Listrik halaman 178, tesis halaman 59 Kutipan di atas menggambarkan produk realitas atas dasar luapan ego yang tidak begitu tersalurkan oleh keanehan tingkah tokoh pendamping yang membuatnya geram. Dorongan id yang terlalu kuat berhasil menaikkan amarah sang penjaga malam pada saat mentransformasi id ke ego dalam bentuk realisasi membunyikan tiang listrik sebagai tanda pada masyarakat waktu sudah menunjukkan pukul 1. Wacana yang tercipta antara penjaga malam dengan lelaki itu tokoh pendamping tidak berhasil mengurungkan niat lelaki itu untuk tetap menghalangi sang penjaga malam. Superego gagal. Superego pada teknik reaksi tokoh lain dalam cerpen ini menggambarkan pertentangan antara id dengan aplikasi ego, artinya superego yang bertugas sebagai prinsip normatif dan kontrol, tidak mampu bekerja dengan semestinya. Penjaga Malam dan Tiang Listrik halaman 178, tesis halaman 64 Kutipan di atas merupakan kegundahan hati tokoh ’penjaga malam’ yang nantinya apabila tidak berhasil bertugas, akan melunturkan popularitasnya sebagai penjaga malam. Keliatan sekali prinsip kontrol superego tidak berjalan Universitas Sumatera Utara baik, dan pada akhirnya superego negatif, terjadi peristiwa yang tidak seharusnya tercipta. Peneliti akan menjabarkan letak ketidaksesuaian superego dan hasil negatif yang terjadi pada teknik reaksi tokoh di bawah ini. Teknik reaksi tokoh dan reaksi tokoh lain saling berkorelasi dalam penelitian ini.

2. Teknik Reaksi Tokoh Analisis Id, Ego, dan Superego