Teknik Percakapan Analisis Id, Ego, dan Superego

atas dasar realitas. Analisis superego pada cerpen ini menggambarkan kepasrahan tokoh ’Avi’ untuk tetap tinggal pada rol film yang dianggapnya sebagai dunia di mana dia tidak terusik oleh perkembangan masa. Perkembangan yang menurutnya selalu berpatokan pada usia. Superego pada struktur kepribadian ’Aku’ menjelaskan lebih baik dia tetap pada dunia yang indah dan abadi tanpa harus kembali ke dunia yang semu dan tidak dia nikmati.

2. Teknik Percakapan Analisis Id, Ego, dan Superego

Pada cerpen berjudul ”Avi” ini, peneliti mendapatkan teknik kedua berdasarkan teknik pembentukan tokoh dalam karya sastra, yaitu teknik percakapan. Teknik percakapan merupakan pilihan dalam pengumpulan data, karena tokoh utama melakukan percakapan dengan tokoh pendamping yaitu seorang juru foto. Data yang ditemukan peneliti bersumber pada analisis struktur kepribadian Sigmund Freud. Oleh sebab itu percakapan yang terjadi antara tokoh ’Avi’ dengan photografer disesuaikan dengan analisis id, ego, dan supierego yang menjadi indikator struktur kepribadian tersebut. Tokoh ’Avi’ tetap menjadi objek tunggal penelitian dalam cerpen ini. Struktur id dalam teknik kedua cerpen ini, berasal ketika sang fotografer berhasil memilih satu dari ketigapuluhlima foto ’Avi’, ’Avi yang asli tidak ingin dicetak. Avi halaman 133, tesis halaman 55 Universitas Sumatera Utara Kenyamanan ’Avi’ berada dalam barisan rol itu, membuatnya tidak ingin kembali ke dunia nyata. Sistem id yang bergerak oleh impus keinginan, memastikan dirinya untuk tidak perlu datang kembali karena baginya dengan kembali ke dunia dimana dia berada sebelum di foto, sama saja dengan membiarkan kejenuhan dan tekanan batin menghampirinya lagi. Gejolak kepribadian tokoh ’Avi’ memang tidak dapat dimengerti. Pelajaran yang didapat dari ketidakteguhan serta krisis kepercayaan diri ’Avi’ ini, bahwasanya tidak ada persoalan di dunia ini dapat terselesaikan dengan melarikan diri, yang dalam hal ini kita dapat menyebutnya pengiingkaran diri, putus asa, dan hilangnya penyeimbang kehidupan yang dialaminya. Setelah sistem id yang terjabarkan di atas, sistem ego yang bertindak atas dasar prinsip realitas terhadap dorongan id, pada akhirnya berhasil memanifestasikan keinginan id, yaitu tetap berada di barisan rol dan membiarkan 35 ’Avi’ lain dicetak oleh jur foto pilihannya itu. Terlihat pada kutipan teks berikut ini. Avi halaman 133, tesis halaman 59 Walaupun keinginannya yang kuat untuk berhenti dari dunia modeling, bukan berarti ’Avi’ tidak mencintai pekerjaannya ini. ’Avi’ tetap cinta, tetap membiarkan dirinya berhubungan dengan dunia model, hanya saja berbeda cara mewuujudkannya. Aspek sosial sebagai mata rantai dari sistem superego, masih bekerja baik pada struktur kepribadian tokoh ’Avi’. Beliau tetap ingin berada di dalam dunianya, yaitu dunia fotografi, tempat di mana dia ingin berpose abadi Universitas Sumatera Utara tanpa diganggu oleh masalah apapun, karena menurutnya ia lebih bahagia berada dalam dunia mimpinya dibandingkan dengan dunia nyata. Berikut kutipan yang melukiskan sistem atau stuktur kepribadian tokoh ’Avi’ berupa superego yang bekerja sejalan dengan keinginan ’Avi’. Avi halaman 133, tesis halaman 63 Tokoh ’Avi’ paham akan norma-norma yang dianutnya semenjak dia mengikrarkan diri sebagai model. Keseimbangan antara keinginan dengan penyaluran membuat ruang gerak superego berhasil menangani transformasi sistem id dan ego. Bosan dan jenuh, bukan mengharuskan dan mewajibkannya mengambil langkah perceraian abadi dengan aktivitasnya dahulu. Dia mempunyai alasan dan alternatif sendiri dalam menyikapi gejolak batin tersebut. Berdiam diri selama-lamanya pada rol film, mampu menyelaraskan serta menyeimbangkan harapannya untuk tidak diganggu oleh prahara kehidupan nyata yang penuh dengan pengusikan dirinya. 4.2.1.4 Cerpen ”Penjaga Malam dan Tiang Listrik” Tokoh : Penjaga Malam

1. Teknik Percakapan Reaksi Tokoh Lain Id, Ego, dan Superego