BAB II KAJIAN PUSTAKA, HAKIKAT, DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam sub bab ini akan memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang mengkaji fenomena stuktur kepribadian dalam perspektif kajian
psikoanalisis. Penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Teguh Wirwan dengan judul ”Analisis Tokoh Ara dalam Roman ’Larasati’ Karya Pramoedya Ananta Toer:
Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra. 2009. Roman Larasati merupakan salah satu roman karya Pramoedya Ananta Toer.
Seorang penulis yang hampir separuh hidupnya dihabiskan dalam penjara, 3 tahun dalam penjara Kolonial Belanda, 1 tahun pada masa Orde Lama, dan 14 tahun pada
masa Orde Baru. Beberapa karyanya lahir dari penjara-penjara tersebut, di antaranya Tetralogi Pulau Buru Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan
Rumah Kaca. Dalam roman Larasati diceritakan bahwa Ara atau Larasati adalah seorang artis panggung yang cantik, penampilannya banyak ditunggu oleh para
penontonnya, bahkan ia juga punya banyak penggemar di luar dunia panggung. Ketika masa revolusi, tahun 1940-an ia tumbuh dewasa sebagai seorang gadis. Ketika
pergolakan revolusi pecah, ia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa selama ini ia selalu berada di pihak musuh. Pada saat menyaksikan penderitaan bangsanya,
kesadaran dirinya sebagai anak bangsa mulai tumbuh. Ia berjanji dalam hatinya tidak
10
Universitas Sumatera Utara
akan bermain untuk propaganda Belanda, untuk maksud-maksud yang memusuhi revolusi. Pada saat angkatan muda berjuang mati-matian, banyak angkatan tua
mendapatkan kedudukan enak. Banyak terjadi pengkhianatan, korupsi yang dilakukan oleh para oportunis atau orang yang hanya mengambil keuntungan pribadi. Dalam
kisah perjalanannya, Ara dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menyebabkan konflik dalam dirinya. Sebagai seorang perempuan dan juga artis, dengan caranya
sendiri ia menunjukkan sikapnya sebagai seorang pejuang. Dari kejadian-kejadian ini, timbul berbagai konflik yang terjadi dalam dirinya yang harus diselesaikan. Untuk
menghadapi konflik yang terjadi, ia harus mengambil sikap serta penemuan dirinya pada situasi semacam ini.
Roman ini memaparkan dan mendeskripsikan situasi sosial yang mempengaruhi dan menjadi penyebab timbulnya berbagai sikap manusia dalam
menghadapi situasi tersebut. Dalam roman ini digambarkan pula situasi pergolakan revolusi Indonesia pascaproklamasi yang tidak menentu akibat belum adanya
kestabilan kekuasaan. Fokus masalah yang dibahas dalam penelitian terdahulu ini adalah kepribadian tokoh hanya kepada tokoh Ara dalam roman Larasati berdasarkan
teori kepribadian psikoanalisis Sigmund Freud, konflik psikologis yang dialami tokoh Ara, serta sikap tokoh Ara dalam menghadapi konflik tersebut.
Karya-karya Seno dan Pram banyak memiliki kesamaan. Pergolakan dan kekacauan batin menjadi topik utama dalam karya cerpen-cerpen mereka. Seno begitu
banyak memproduksi cerpen-cerpen yang bararoma psikologis. Ketakutan, kekhawatiran dan kebingungan kerap menjadi tema dalam menghadirkan tokoh.
Universitas Sumatera Utara
Seolah kehidupan nyata benar-benar menjadi acuan dalam menghasilkan karya cerpen tersebut. Seperti dalam antologi cerpen hasil karyanya berikut ini. “Atas
Nama Malam”, “Matinya Seorang Penari Telanjang”, “Penembak Misterius”, “Saksi Mata”, “Sepotong Senja Untuk Pacarku”. Hampir semua judul antologi cerpen
di atas berbau kehidupann psikologis tokoh-tokohnya. Penceritaan terkadang dimulai dari ketidakberterimaan tokoh utama tentang
persoalan kehidupan, lalu menjadi pertentangan dalam batin yang nantiny berakhir pada peristiwa yang tdiak seimbang, dan sepadan dengan apa yang diharapkan oleh si
tokoh. Alhasil, konflik jiwa pun terjadi. Dari hal ini, jelaslah tergambar bahwa Seno merupakan sastrawan yang senang mengangkat kehidupan kejiwaan dalam karyanya
sebagai representasi dari kehidupan nyata. Penelitian terdahulu selanjutnya menyoal stuktur kepribadian juga pernah
dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang dalam bentuk skripsi di antaranya adalah Novianti
dalam “Analisis Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya Mira W” 2003 dan Andi Nurwahyudi dalam “Aspek Psikologis Tokoh
Utama dalam Novel Antara Dua Hati Karya Maria A. Sarjono”2005. Di dalam skripsinya Novianti mengungkap kepribadian dan konflik psikologis yang dialami
oleh tokoh Eko dalam novel Jangan Ucapkan Cinta karya Mira W melalui teori psikologi Gestalt.
Psikologi Gestalt mengembangkan ilusi dan peragaan untuk menunjukkan bahwa persepsi manusia bersifat subjektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Novianti berdasarkan teori psikologi Gestalt, ditemukan sifat menonjol yang dimiliki tokoh Eko dalam novel Jangan Ucapkan Cinta, diantaranya adalah rasa iri, dengki
dan pendendam. Sedangkan Andi Nurwahyudi dalam skripsi “Aspek Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Antara Dua Hati Karya Maria A. Sarjono” mengungkap
aspek kepribadian dan moral tokoh Anggraini dalam novel Antara Dua Hati Karya Maria A. Sarjono dengan menggunakan teori psikologi kepribadian Freud.
Berdasarkan struktur kepribadian tokoh Anggraini, Andi Nurwahyudi menyimpulkan bahwa tokoh Anggraini memiliki superego yang mampu menggantikan tujuan-tujuan
realistis dengan tujuan moralitas. Penelitian berikutnya oleh Diantika Permatasari Widagdho dengan judul
“Gangguan Kejiwaan Tokoh Nedena dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika. Novel psikologi ini menceritakan tokoh-tokoh yang unik, dengan benang merah
perselingkuhan dan anak-anak yang lahir darinya. Tiap tokohnya mempunyai konflik yang sedemikian rumit, namun mereka mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan
permasalahannya masing-masing, misalnya dengan mengakhiri hidup orang lain atau dengan bunuh diri. Kekacauan tokoh dan alur dalam novel ini pada hakikatnya
merupakan gambaran manusia masa kini, yakni tentang orang-orang yang sibuk menghadapi berbagai masalah tanpa sempat mendalami masing-masing masalahnya.
Selain menceritakan tokoh-tokoh dan alur yang unik, pada dasarnya Dadaisme juga menggambarkan orang-orang kelas ekonomi menengah ke atas.
Tokoh-tokohnya adalah mereka yang telah “melek” teknologi dan menggunakan kamar hotel sebagai tempat selingkuh. Aleda mengobati Nedena, anak berusia
Universitas Sumatera Utara
sepuluh tahun yang mengalami gangguan kejiwaan. Aleda istri Asril, mantan pacar Isabella yang kemudian berhubungan lagi setelah keduanya berkeluarga. Nedena
adalah anak Yusna yang berarti keponakan Isabella, sebab Yusna kakak Isabella. Mereka tidak pernah mengetahui hubungan semacam itu karena mereka memang ada
dalam “ruang gelap perselingkuhan”. Penelitian Diantika ini menganalisis kepribadian tokoh Nedena dan faktor-
faktor yang melatarbelakangi perkembangan kepribadian tokoh Nedena dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
keseimbangan antara id, ego dan superego yang dialami Nedena. Pendorong id bertentangan dengan kekuatan pengekang superego. Nedena cenderung
mementingkan prinsip kenikmatan daripada aspek sosiologis yang berkembang di masyarakat, sehingga terjadi ketegangan di dalam diri atau pribadi Nedena.
Penyimpangan kejiwaan yang dialami Nedena adalah depresi dan skizofrenia, kemudian Nedena mengalami halusinasi yang memicu Nedena melakukan bunuh diri.
Penyimpangan pada perilaku Nedena disebabkan tidak adanya sosok ayah yang mampu menggantikan objek cintanya kompleks Oedipus, ditambah trauma atas
kebakaran di rumahnya hingga menewaskan Ibu kandungnya. Penelitian terdahulu yang mengkaji novel beraromakan kehidupan Negara
Jepang oleh Rizal Prabudi, juga peneliti cantumkan sebagai acuan dalam penulisan tesis ini, adapun penelitian tersebut berjudul ‘Karakter Tokoh Utama dalam Novel
Utsukushisa to Kanashimi” 2006. Yang menjadi objek penelitian adalah novel Utsukushisa to Kanashimi to karya Kawabata Yasunari yang diterbitkan tahun 1965.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti karakter tokoh utama, teknik penceritaan serta simbol-simbol yang digunakan Kawabata Yasunari dalam menggambarkan karakter
dan kondisi kejiwaan tokoh utama. Pendekatan yang digunakan untuk menjawab tiga permasalahan tersebut adalah pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud, metode
karakteristik telaah sastra, dan semiotik. Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, dapat dirangkum
sebagai landasan untuk menyusun alur berpikir teoretis dalam langkah kerja penelitian ini.
2.2 Hakikat 2.2.1 Cerpen