Saran SIMPULAN DAN SARAN

akhirnya menghunuskan pisau yang terletak di pinggangnya tepat ke arah tokoh pendamping. Pada kesimpulannya ego pun tersalurkan. Tiang listrik berhasil dipukul sebanyak satu kali sebagai penunjuk waktu pukul satu pagi.

5.2 Saran

1. Hasil penelitian yang menguraikan struktur kepribadian Sigmund Freud dalam kajian Psikoanalisis berupa id, ego, dan superego ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan maupun alternatif untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang bersinergi dengan kehidupan psikologi sastra. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan pembaca serta melatih kepekaan terhadap dinamika kehidupan manusia dengan berbagai problematika sosial yang terjadi di sekitarnya, sehingga persoalan kepribadian manusia yang beranekaragam dapat dimaklumi sekaligus terjalinnya kedamaian antara sesama. 3. Setiap individu pasti berbeda watak, sifat dan sikap dalam pergaulan sehari- hari ataupun kehidupan bersosial. Sejalan dengan hal ini, bila terjadi sesuatu yang menimbulkan perbedaan pandangan, tentunya lebih menafsirkan hal itu sebagai warna-warni dalam kehidupan dan bukan suatu penolakan yang menjadi pemicu terjadinya kesenjangan, apalagi sampai menimbulkan efek psikologi destruktif. Senantiasa berbaur positif dan mencari jalan keluar bersama merupakan solusi terbaik demi menyatukan setiap perbedaan. Sartre berpendapat ”Bahwa adanya manusia itu bukanlah hanya ’etre’ melainkan Universitas Sumatera Utara juga ’a etre’, artinya manusia itu tidak hanya ada, dia selamanya masih harus membangun adanya lalu dibentuk dan diperjuangkan tanpa henti-hentinya.”. Namun jangan salah mengartikan, kesinambungan dengan sesama manusia juga sangat diperlukan dan diciptakan agar perbedaan-perbedaan yang menimbulkan gangguan psikologis dapat diminimalisir. Peneliti juga menyarankan kepada kita semua, sebagai manusia yang dianugerahi akal dan pikiran, mari bersama mempertimbangkan baik dan buruk terlebih dahulu setiap pekerjaan yang dilakukan, sebelum berujung pada ketidaksesuain keinginan dan realitas. Mengingat manusia tidak akan terlepas dari kehidupan sosial yang terus menerus menyertai kehidupan kita sebagai norma-norma dalam penyelenggaran kehidupan tersebut. Moralitas dan rasionalitas wajib dikedepankan. 4. Kiranya kompleksitas struktur kepribadiaan yang ditemui pada antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’” karya Seno Gumira Ajidarma ini, tidak akan begitu mencolok bertentangan apabila senantiasa mempertimbangkan, membangun, dan memperjuangkan keberadaan kita demi mencapai solusi terbaik, semoga Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Adiwidjaja, S. B. 1994. Sastra dan Etika. Bandung: Yayasan Pustaka Wina. Ajidarma, Seno Gumira. 2004. Aku Kesepiang, Sayang. Datanglah, Menjelang Kematian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ambarita, Biner. 2004. Gaya Bahasa dan Peribahasa. Medan: Unimed. Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra: Beberapa Prinsip dan Pengembangannya. Malang: Yayasan Asah, Asih, Asuh. Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Arikunto, S . 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Gramedia. Badrun, A. 1983. Pengantar Ilmu Sastra: Teori Sastra. Surabaya: Usaha Nasional. Bellferik dan Milfayetty. 2004. Perpektif Ilmu Pendidikan Membentuk Kepribadian. Medan: Yayasan Refleksi Pendidikan. Dagun, Save. 1990. Filsafat Eksistensialisme. Jakarta: Rineka Cipta. Darma, B. 1995. Harmonium. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Diponegoro, A. 1973. Menulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Endaswara, Suwarsi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: MedPress. Endaswara, Suwarsi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Esten, Mursal. 1993. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. 104 Universitas Sumatera Utara Feist dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Feist, G. J. 1988. Psychoanalysis: The Fate of A Science in Exile. New Haven, CT: yale University Press. Frued, Sigmund. 2006. Pengantar Umum Psikoanalisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Frued, Sigmund. 1955. The Psyco-Analytical Treatment of Children. New York: International Universities Press. Frued, Sigmund. 1955. A Difficulty in the Pathof Psycho-Analysis. New York: International Universities Press. Frued, Sigmund. 1940. An Outline of Psychoanalysis. London: Hogarth Press. Frued, Sigmund. 1961. The Ego and the Id. New York: International Universities Press. Frued, Sigmund. 1962. Introductory Lectures on Psychoanalysis. New York: International Universities Press. Frued, Sigmund. 1964. New Introductory Lectures on Psychoanalysis. New York: International Universities Press. Hartako, Dick. 1990. Sastra dalam Pandangan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi Komposisi III. Jakarta: Gramedia. Koeswara. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco. Kratz, E. Ulrich. 2001. Sumber Terpilih Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Popular Gremedia. Lathief, Supaat. 2008. Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme. Lamongan: Pustaka Pujangga. Leenhouwers. 1983. Manusia dalam Lingkungannya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. Lubis, Mochtar. 1960. Teknik Mengarang. Jakarta: Balai Pustaka. Lukman, A. 1968. Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia sebagai cermin Manusia Indonesia Baru. Jakarta: Gunung Agung. Universitas Sumatera Utara Manurung, P.2004. Sejarah Pemikiran Modern. Medan: FBS Unimed. Miles, Matthew dan Huberman. 1995. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-PRESS. Milner, Max. 1992. Freud dan Interpretasi Sastra. Jakarta: Intermasa. Moleong, Lexy. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: R. Karya. Mulyana, Yoyo, dkk. 1997. Sanggar Sastra. Jakarta: Debdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Novianti. 2003. Analisis Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya Mira W. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurwahyudi, Andi. 2005. Aspek Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Antara Dua Hati Karya Maria A. Sarjono. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Osborn, Reuben. 2005. Marxisme dan Psikoanalisis. Yogyakarta: Alenia. Poespawardojo. 1983. Sekitar Manusia. Jakarta: Gramedia. Poedjawiyatna. 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta. Poedjawiyatna. 1985. Logika Filsafat Berpikir. Jakarta: Penerbit Bina Aksara. Prabudi, Rizal. 2006. Karakter Tokoh Utama dalam Novel Utsukushisa To Kanashimi Karya Kawabata Yasunari. Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Pradopo, R. D. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purba, Antilan. 1997. Bahasa, Sastra dan Wacana. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Rahmanto, B. 1988. Metodologi Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Universitas Sumatera Utara Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Salam, B. 1985. Filsafat Manusia. Jakarta: Penerbit Bina Aksara. Sayuti. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. Selden, Raman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini Diterjemahkan oleh Rachmad Djoko Pradopo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius. Schellenberg, James. 1997. Tokoh-tokoh Psikologi Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Simandjo, Jakob dan Saini K. M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Soemardjo, Jacob. 1984. Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjiman, P. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press. Sukada, Made. 1993. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Masalah Sistematika Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa. Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Penerbit Rajawali. Tarigan, H. Guntur. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Penerbit Gramedia. Teeuw, A. 1989. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Waluyo, H.J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Welek, R dan Warren, A. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Widagdho, Diantika Pertama Sari. 2007. Gangguan Kejiwaan Tokoh Nedena dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM. Universitas Sumatera Utara Winarno. 1990. Mengkaji Kesusasteraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wirwan, Teguh. 2009. Analisis Tokoh Ara dalam Roman Larasati karya Pramoedya Ananta Toer: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM. Zaidan, A.R. dkk. 1994. Kamus Pembendaharaan Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. Zulfahnur, Kurnia, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Menengah. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Biografi Seno Gumira Ajidarma Lahir: Boston, 19 Juni 1958 Pendidikan: - Sarjana S1 Fakultas Film Televisi, Insitut Kesenian Jakarta IKJ - Magister S2 Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia UI - Doktor S3 Ilmu Sastra, Universitas Indonesia UI Karir: - Wartawan - Fotografer - Penulis - Eks-Pemred Majalah Jakarta-Jakarta - Dosen Institut Kesenian Jakarta Penghargaan: - SEA Write Award 1987 - Dinny O’Hearn Prize for Literary 1997 - Khatulistiwa Literary Award 2005 Sastrawan yang satu ini sosok pembangkang. Ayahnya Prof. Dr. MSA Sastroamidjojo, guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada. Tapi, lain ayah, lain pula si anak. Seno Gumira Ajidarma bertolak belakang dengan pemikiran sang ayah. Walau nilai untuk pelajaran ilmu pasti tidak jelek-jelek amat, ia tak suka aljabar, ilmu ukur, dan berhitung. “Entah kenapa. Ilmu pasti itu kan harus pasti semua dan itu tidak menyenangkan,” ujar Seno. Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, Seno gemar membangkang terhadap peraturan sekolah, sampai-sampai ia dicap sebagai penyebab setiap kasus yang terjadi di sekolahnya. Universitas Sumatera Utara Waktu sekolah dasar, ia mengajak teman-temannya tidak ikut kelas wajib kor, sampai ia dipanggil guru. Waktu SMP, ia memberontak, tidak mau pakai ikat pinggang, baju dikeluarkan, yang lain pakai baju putih ia pakai batik, yang lain berambut pendek ia gondrong. “Aku pernah diskors karena membolos,” tutur Seno. Imajinasinya liar. Setelah lulus SMP, Seno tidak mau sekolah. Terpengaruh cerita petualangan Old Shatterhand di rimba suku Apache, karya pengarang asal Jerman Karl May, ia pun mengembara mencari pengalaman. Seperti di film-film: ceritanya seru, menyeberang sungai, naik kuda, dengan sepatu mocasin, sepatu model boot yang ada bulu-bulunya. Selama tiga bulan, ia mengembara di Jawa Barat, lalu ke Sumatera berbekal surat jalan dari RT Bulaksumur yang gelarnya profesor doktor. Lancar. Sampai akhirnya jadi buruh pabrik kerupuk di Medan. Karena kehabisan uang, ia minta duit kepada ibunya. Tapi, ibunya mengirim tiket untuk pulang. Maka, Seno pulang dan meneruskan sekolah. Ketika SMA, ia sengaja memilih SMA yang boleh tidak pakai seragam. “Jadi aku bisa pakai celana jins, rambut gondrong.” Komunitas yang dipilih sesuai dengan jiwanya. Bukan teman-teman di lingkungan elite perumahan dosen Bulaksumur UGM, rumah orangtuanya. Tapi, komunitas anak-anak jalanan yang suka tawuran dan ngebut di Malioboro. “Aku suka itu karena liar, bebas, tidak ada aturan.” Walau tak mengerti tentang drama, dua tahun Seno ikut teater Alam pimpinan Azwar A.N. “Lalu aku lihat Rendra yang gondrong, kerap tidak pakai baju, tapi istrinya cantik Sitoresmi. Itu kayaknya dunia yang menyenangkan,” kata Seno. Tertarik puisi-puisi mbeling-nya Remy Sylado di majalah Aktuil Bandung, Seno pun mengirimkan puisi-puisinya dan dimuat. Honornya besar. Semua pada ngenyek Seno sebagai penyair kontemporer. Tapi ia tidak peduli. Seno tertantang untuk mengirim puisinya ke majalah sastra Horison. Tembus juga. “Umurku baru Universitas Sumatera Utara 17 tahun, puisiku sudah masuk Horison. Sejak itu aku merasa sudah jadi penyair,” kata Seno bangga. Kemudian Seno menulis cerpen dan esai tentang teater. Jadi wartawan, awalnya karena kawin muda pada usia 19 tahun dan untuk itu ia butuh uang. Tahun itu juga Seno masuk Institut Kesenian Jakarta, jurusan sinematografi. “Nah, dari situ aku mulai belajar motret,” ujar pengagum pengarang R.A. Kosasih ini. Kalau sekarang ia jadi sastrawan, sebetulnya bukan itu mulanya. Tapi mau jadi seniman. Seniman yang dia lihat tadinya bukan karya, tetapi Rendra yang santai, bisa bicara, hura-hura, nyentrik, rambut boleh gondrong. “Tapi, kemudian karena seniman itu harus punya karya maka aku buat karya,” ujar Seno disusul tawa terkekeh. Sampai saat ini Seno telah menghasilkan puluhan cerpen yang dimuat di beberapa media massa. Cerpennya Pelajaran Mengarang terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas 1993. Buku kumpulan cerpennya, antara lain: Manusia Kamar 1988, Penembak Misterius 1993, Saksi Mata l994, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi 1995, Sebuah Pertanyaan untuk Cinta 1996, Iblis Tidak Pernah Mati 1999. Karya lain berupa novel Matinya Seorang Penari Telanjang 2000. Pada tahun 1987, Seno mendapat Sea Write Award. Berkat cerpennya Saksi Mata, Seno memperoleh Dinny O’Hearn Prize for Literary, 1997. Kesibukan Seno sekarang adalah membaca, menulis, memotret, jalan-jalan, selain bekerja di Pusat Dokumentasi Jakarta. Juga kini ia membuat komik. Baru saja ia membuat teater. Pengalamannya yang menjadi anekdot yakni kalau dia naik taksi, sopir taksinya mengantuk, maka ia yang menggantikan menyopir. Si sopir disuruhnya tidur. Universitas Sumatera Utara 1. Cerpen Hasil Karya Seno Gumira Ajidarma a. Aku Kesepian Sayang, Datanglah Menjelang Kematian b. Atas Nama Malam c. Di Larang Menyanyi di Kamar Mandi d. Dunia Sukab e. Iblis Tidak Pernah Mati f. Kematian Donny Osmond g. Linguae h. Matinya Seorang Penari Telanjang i. Penembak Misterius j. Saksi Mata k. Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta l. Sepotong Senja Untuk Pacarku 2. Drama a. Jakarta 2039 b. Sukab Intel Melayu c. Taxi Blues 3. Karya Tulis Non Fiksi a. Affair, Obrolan Tentang Jakarta b. Kentut Kosmopolitan c. Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra harus Bicara d. Kisah Mata e. Layar Kata f. Sembilan Wali dan Siti Jenar g. Surat dari Palmerah Universitas Sumatera Utara 4. Puisi a. Granat dan Dinamit b. Mati Mati Mati c. Bayi Mati d. Catatan-catatan Mira Sato e. Biola Tak Berdawai f. Jazz, Parfum dan Insiden g. Kalatidha h. Kitab Omong Kosong i. Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk j. Negeri Senja k. Wisanggeni Sang Burona Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 Biografi Sigmund Freud Sigmund Freud adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Ia lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, yang sekarang dikenal sebagai bagian dari Republik Ceko. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar conscious, prasadar preconscious, dan tak-sadar unconscious. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya eros yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya. Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil di- ungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan. Universitas Sumatera Utara Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai obat dengan berbicara. Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut sindrom konversi. Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Baru tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor. Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri. Freud kawin dan mempunyai enam orang anak. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya. Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan Universitas Sumatera Utara yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit. Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur kepribadian manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. Sesungguhnya, bukanlah Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya begitu banyak memberi dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah. Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa. Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai gagasan. Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan- gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: id, ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati. Memang betul, psikoanalisa merupakan cara penyembuhan yang teramat mahal dan serius. Para psikolog di masa depan berkesimpulan bahwa keinginan seksual yang tertekan akan semakin penting peranannya dalam tingkah laku manusia daripada anggapan para penganut faham Freud. Tetapi, gairah ini sudah pasti punya saham besar dari anggapan sebagian psikolog sebelum Freud. Begitu pula, mayoritas psikolog kini yakin bahwa proses mental bawah-sadar memegang Universitas Sumatera Utara peranan yang menentukan dalam tingkah laku manusia, sesuatu hal yang diremehkan orang sebelum Freud. Freud juga memiliki rasa ingin tahu intelektual yang intens; keberanian moral yang luar biasa, hal ini ditunjukkan dengan menganalisis diinya sendiri setiap hari. Perasaan yang serba bingung terhadap ayah juga figur seorang ayah, kecenderungan untuk menyimpan rasa dongkol secara berlebihan kepada orang yang ia anggap melawan dirinya, ambisi yang berkobar-kobar, terutama di tahun- tahun pertamanya. Perasaan terisolir yang begitu kuat sekalipun ia dikelilingi oleh banyak pengikut dan rasa tidak suka yang intens dan cenderung tidak masuk akal terhadap Amerika, sikap yang kemudian menguat setelah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat di tahun 1909. Alasan utamanya karena ia meyakini bahwa orang Amerika akan mengerdilkan psikoanalisis dengan cara membuatnya menjadi populer. Tidak hanya itu, selama ia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, ia mengalami peristiwa yang asing bagi pria kalangan atas asal Wina seperti dirirnya. Bahkan, sebelum ia bertolang ke George Washington, ia melihat namanya dalam daftar penumpang ditulis dengan ejaan yang salah sehingga menjadi ‘Freund’. Sejumlah peristiwa lain, beberapa di antaranya menggelikan, membuat perjalanan Freud menjadi semakin tidak menyenangkan. Pertama, percernaan Freud bergejolak, barangkali karena perutnya tidak cocok dengan air minum di sana, dan ia menderita diare selama masa kunjungan. Selain itu, ia mendapati bahwa tidak ada kamar kecil umum di sudut jalan kota-kota di Amerika Serikat. Hal yang ia anggap aneh sekaligus menyulitkan karena perutnya yang berontak membuatnya selalu perlu ke kamar kecil. Sejumlah kenalan yang berkebangsaan Amerika memanggilnya Dok atau Sigmund saat menyanggah teorinya, dan satu orang bahkan mencoba untuk melarangnya merokok cerutu di kawasan bebas rokok, dan sudah tentu gagal. Tambahan lagi, ketika Freud, Ferenczi, dan Jung mengunjungi penginapan pribadi di sebelah barat Massachusetts, mereka disambut dengan barisan bendera Jerman, padahal tak satupun dari mereka Universitas Sumatera Utara berkewarganegaraan Jerman dan masing-masing punya alasan kuat untuk membenci Jerman. Di tempat tersebut, Freud bersama dengan rekan-rekannnya duduk di atas tanah sementara sang tuan rumah memasak daging panggang di atas orang, hal yang Freud anggap tidak beradab. Berikut ini adalah hasil karya-karya Sigmund Freud di bidang kedokteran dan psikologi. yang mengguncangkan dunia. 1. The Psyco-Analytical Treatment of Children. 2. Normaly and Pathology in Childhood: Assessments of Development. 3. The Ego ang the Mechanisms of Defense. 4. A Difficulty in the Pathof Psycho-Analysis. 5. An Autobiographical Study. 6. An Outline of Psychoanalysis. 7. Beyond the Pleasure Principle. 8. Female Sexuality. 9. Formulations on the Two Principles on Mental Functioning. 10. Fragment of an Analysis of a Case of Hystria. 11. Inhibitions, Symptoms and Anxiety. 12. Instincts and Their Vicissitudes. 13. Introductory Lectures on Psychoanalysis. 14. Jokes and Their Relation to the Unconscious. 15. New Introductory Lectures on Psychoanalysis. 16. On Beginning the Treatment. 17. On Dreams. 18. On Narcissism. 19. On Psychotherapy. 20. On Transformations on Instint as Exemplified in Anal Erotism. 21. Project for a Scientific Psychology. 22. Some NeuroticMechanisms in Jealousy, Paranoia. And Homosexuality. 23. Remembering, Repeating and Working-Through. Universitas Sumatera Utara 24. Some Psychical Consequences of the Anatomical Distinction Between the Sexes. 25. The Aetiology of Hysteria. 26. The Revisions of Psychoanalysis. 27. The Dissolution of the Oedipus Comple. 28. The Ego and the Id. 29. The Infantile Genital Organization: An Interpolation into the Theory of Sexuality. 30. The Interpretation of Dreams. 31. The Moses of Michelangelo. 32. The Psychogenesis of a Case of Homosexuality in a Woman. 33. The Question of Lay Analysis. 34. The Essas on Sexuality. 35. Three Essays on the Theory of Sexuality. 36. Totem and Taboo. 37. Leonardo da Vinci and a Memory of His Childhood. 38. Variations in Classical Psycho-Analytic Techique: An Introduction. 39. The concept of Defense. 40. A Precis of the Foundatios of Psychoanalysis: A Philosophical Critique. 41. The Future of an Illusion. 42. Introduction into Psychoanalyze. 43. Civilization and Its Discontents. 44. On Creativity and the Unconscious: The Psychology of Art, Literature, Love, and Religion. 45. A Phylogenetic Fantasy: Overview of the Transference Neuroses. 46. Ego Distortion. 47. Seks, Obsesi, Trauma, dan Katarsis. Terjemahan 48. Pengantar Umum Psikoanalisis. Universitas Sumatera Utara 49. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik. 50. .Kami Decepcin sebelum Perang. 51. Sikap Kami terhadap Kematian. 52. Tindakan Obsesif dan Praktik Keagamaan. 53. Tambahan Teori Metapsychological Mimpi. 54. Beberapa Pelajaran Dasar dalam Psikoanalisis. 55. Analisis Kasus Neurosis Obsesif. 56. Analisis Fragmenteario Histeria. 57. Analisis Diakhiri dan Berkesudahan. 58. Karakter dan Erotisme Anal 59. Kasus Penyembuhan Hipnosis. 60. Kasus Paranoia terhadap Teori Psikoanalitik. 61. Lelucon dan Hubungan Mereka dengan Ketidaksadaran. 62. Garis Besar Psikoanalisis 63. Konstruksi dalam Analisis. 64. Kritik Neurosis Kecemasan. 65. Pembubaran Kompleks Oedipus. 66. Mourning dan Melankolis. 67. Narcissism. 68. Pemisahan Ego dalam Proses Pertahanan. 69. Studi Perbandingan Kelumpuhan Motor Organik dan Histeris. 70. Etiologi Hysteria. 71. Gradiva. 72. Keturunan dan Etiologi Neurosis. 73. Pisconalismo Sejarah. 74. Sejarah dari Neurosis Infantil Kasus si Manusia Serigala. 75. Naluri dan Tujuan Mereka. 76. Pengantar Narsisme. 77. Pelajaran dari Psikoanalisis. Universitas Sumatera Utara 78. Beyond Pleasure Principle dan Karya Lainnya. 79. Beberapa Bunga Psikoanalisis. 80. Neurasthenia dan Neurosis Kecemasan. 81. Neurosis Obsesif satu kasus. 82. Kuliah Pengantar Baru. 83. Obsesi dan Fobia. 84. Anak Dipukuli. 85. Psikopatologi Kehidupan Sehari-hari. 86. Psikoterapi Histeria 87. Kehalusan dari Tindakan Gagal. 88. Totem dan Tabu. Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Sinopsis Cerpen

1. “Aku Kesepian, Sayang. Datanglah, Menjelang Kematian.