2. LW
Sukab Teknik Reaksi Tokoh
”Semenjak di-PHK lima tahun yang lalu, dan menganggur lontang lantung tanpa punya pekerjaan, Sukab terpaksa menjadi pemburu anjing supaya bisa bertahan hidup. Kemiskinan telah
memojokkannya ke sebuah gubuk berlantai tanah di pinggir kali bersama lima anaknya, sementara istrinya terpaksa melacur di bawah jembatan, melayani supir-supir bajaj.
Dulu ia begitu miskin sehingga tidak mampu membeli potas, yang biasa diumpankan para pemburu anjing kepada anjing-anjing kurang pikir, sehingga membuat anjing-anjing itu menggelepar
dengan mulut berbusa.” hal 71
50
Universitas Sumatera Utara
3. A
Avi Teknik Pikiran dan Perasaan
Teknik Percakapan
”Aku sudah mulai menua, kalau aku masih juga bertahan di duniaku yang
gemerlapan ini, artinya aku tidak tahu diri. Aku ingin mengundurkan diri sebagai
model, lantas kawin, cari duit, dan berbahagia.”
Hmm. Bahagia. ”Karena itu, aku ingin dipotret olehmu
untuk yang terakhir kalinya. Bawalah kameramu, bawalah satu rol
film, potretlah aku, abadikan aku dalam foto-fotomu.”
Aku ingin tetap berada di dalam dunia mimpi ini, dunia tempat aku bisa berpose
dengan abadi, tanpa diganggu oleh kenyataan sama sekali.
Biarlah aku tetap disini, dunia mimpi yang indah dan abadi. Inilah satu-satunya
kesempatanku, jangan kau cetak aku – aku tidak ingin kembali....”
Lantas Avi kembali kepada posenya yang semula, menjadi gerak yang terhentikan
selama-lamanya. hal 126 ”Ada apa,vi? Aku siap mencetak dan mengembalikan
kamu ke dunia ini.” ”Jangan, jangan cetak aku,” katanya.
”Kenapa?” ”Aku sudah enak di sini.”
”Tadi kalian berebut mau kembali.” ”Kamu tidak memperhatikan, tigapuluhlima tiruanku
yang ingin kembali, tapi aku tidak.” ”Jadi kamu yang asli?”
”Iya, aku, yang jadi pilihanmu.” ”Maksudmu”
”Karena kamu memilih satu, maka yang lain menjadi sampah.”
”Wah, hukum mana itu?” ”Entahlah, jangan tanya aku, pokoknya aku jangan kau
cetak, karena aku ingin tetap tinggal di sini.” ”Dimana?””Di duniaku sekarang ini.”
”Di dalam film negatif itu? Kenapa?” Kulihat Avi yang kecil di dalam negatif itu terdiam
sejenak, sebelum melanjutkan kata-katanya. ”Aku ingin tetap berada di dalam dunia mimpi ini,
dunia tempat aku bisa berpose dengan abadi, tanpa duganggu oleh kenyataan sama sekali.” . hal 133
51
Universitas Sumatera Utara
4. PMTL Pen