1 Latar Belakang Masalah Kepribadian Tokoh dalam Antologi Cerpen Karya Seno Gumira Ajidarma: Kajian Psikoanalisis

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari permasalahan kehidupan, sebab manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan oleh akal dan pikiran. Untuk itu, setiap manusia sebagai individu senantiasa mencoba melibatkan diri dengan orang lain untuk berinteraksi dan menelurusi jati diri di dalam kehidupan. Selain itu, manusia adalah pribadi yang sering mempertanyakan keberadaannya seiring dengan perkembangan dunia. Dalam hal ini, manusia mulai kehilangan pandangan tentang hubungan dengan sesama manusia dan nilai pribadi individu yang cenderung menimpalkan kesalahan kepada diri sendiri tanpa menghiraukan kesanggupan dan keberadaan potensi diri. Oleh karena itu, banyak ditemukan manusia yang merasa tidak berdaya, tidak mampu atau bahkan tidak bertahan dalam menghadapi suatu problematika kehidupan yang ada. Manusia pada dasarnya selalu terhubung pada situasi-situasi tertentu di mana pun berada. Namun situasi-situasi itu bukan miliknya secara utuh, sebab setiap manusia harus membagi situasi-situasi itu dengan orang lain. Untuk itu, interaksi antara manusia yang satu dengan yang lain sangatlah diperlukan, mengingat manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup berdampingan. 1 Universitas Sumatera Utara Selain itu, manusia juga harus menyadari bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah sama dan juga memiliki hasrat untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya guna pencapaian maksud, keinginan ataupun sebagai sarana pemecahan masalah dengan adanya solusi-solusi dari pandangan pihak lain. Seni sastra, sebagai salah satu pandangan kehidupan manusia bukan hanya sebuah karya seni estetika yang mampu menyajikan unsur kehidupan secara murni, tulus, dan menarik bagi pembaca, tetapi juga merupakan faktor lain yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca, terlebih bagaimana cara seseorang mampu keluar dari berbagai persoalan yang terlukiskan dalam karya tersebut. Hal semacam ini banyak tergambar dalam karya sastra. Melalui karya sastra, pengarang mempunyai misi untuk membentuk pola kepribadian dari masing-masing karakter tokoh guna menjalankan alur penceritaan yang tidak monoton pada satu peristiwa saja. Lebih lanjut Supaat 2008:4 menjelaskan bahwa ”Karakteristik kepribadian manusia dapat menjelma menjadi suatu bahasa, suatu seni, dan suatu sastra”. Artinya, antara manusia dan karya sastra merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Pengarang melalui prilaku batin dan kejiwaannya mencoba menuangkan apa yang dirasa, dialami, dilihat, dan diperhatikan dalam kehidupan nyata ke dalam karya sastra melalui simbol, ikon, dan lambang. Kelihaian pengarang merelevansikan kepribadian tokoh dalam kehidupan nyata dengan watak kepribadian tokoh dalam karya sastra yang pada akhirnya Universitas Sumatera Utara terepresentasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Endaswara 2008: 86 yang menyatakan: Gejala-gejala kejiwaan yang dapat ditangkap oleh sang pengarang dari manusia-manusia lain tersebut, kemudian diolah dalam batinnya dipadukan dengan kejiwaannya sendiri lalu disusunlah menjadi suatu pengetahuan baru dan diendapkan dalam batin. Jika endapan pengalaman ini telah cukup kuat memberikan dorongan pada batin sang pengarang untuk melakukan proses kreatif, maka dilahirkannya endapan pengalaman tersebut dalam wahana bahasa simbol yang dipilihnya dan diekspresikan menjadi sebuah karya sastra. Karya sastra berbentuk antologi cerita pendek cerpen pada umumnya banyak disukai oleh pembaca, hal ini dapat dilihat melalui semakin merebaknya antologi- antologi cerpen dewasa ini. Oleh karena itu, minat cerpenis-cerpenis untuk melahirkan karya-karya tulis mutakhir pun semakin bergairah dan bergelora seiring perkembangan minat baca oleh sebagian penikmat sastra yang terlalu bosan dengan penceritaan-penceritaan klasik, menjadi nilai tambah pula apabila pengemasan cerpen itu menarik lalu dikemas dalam satu kemasan yang terdiri dari berbagai cerita pendek yang berbobot. Antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’” merupakan salah satu penerbitan antologi cerpen yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma, seorang penulis teks perancang visual. Sebelum dikumpulkan dalam satu buku cerpen antologi, karya-karya Seno Gumira Ajidarma lebih dulu dimuat dalam beberapa media massa. Antara lain ”Melodrama di Negeri Komunis.” Media Indonesia, Minggu 1 Desember 2002, ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.”’ Majalah Djakarta, November 2002, Universitas Sumatera Utara ”Mmmwwwhhh” Eksotika Karmawibhangga Indonesia: Jakarta, 2002, ”Hari Pertama di Beijing.” Koran Tempo, Minggu 3 November 2002, ”Topeng Monyet” Suara Pembaruan, Minggu 10 Februari 2002, ”Layang-Layang” Suara Pembaruan, Minggu 23 Desember 2001, ”Dua Perempuan dengan HP-nya” Koran Tempo, Minggu 1 April 2001, ”Komidi Puter” Media Indonesia, Minggu 16 Februari 2003. Antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’” banyak mengungkap seputar perasaan, problematika, dan pengalaman kehidupan yang selalu diwarnai oleh penderitaan lahir dan batin. Lima belas cerita dalam antologi cerpen ini berkisah tentang mereka yang hidup dalam suatu dunia, yang barangkali memang tidak dibuat untuk mereka, sehingga tampak aroma kekalutan batin dan gangguan kejiwaan psikis, seperti mungkin yang dialami setiap orang yang terlanjur lahir meski tidak meminta. Pada penelitian ini, peneliti hanya memokuskan penelitian pada empat judul cerpen, yaitu ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.’”, ”Legenda Wongasu”, ”Avi” dan ”Penjaga Malam dan Tiang Listrik”. Alasan empiris pengambilan empat judul cerita ini adalah karena konflik batin yang dialami para tokoh sangat mendominasi, di mana para tokoh sering melakukan percekcokan kejiwaan baik kepada diri sendiri maupun menyikapi perlakuan tidak adil yang dilakukan seseorang. Oleh sebab itu kepribadian para tokoh sedang diuji oleh hadirnya permasalahan-permasalahan tersebut, meskipun mereka sadar bahwa Universitas Sumatera Utara mereka tidak terdaftar dalam suatu kompetisi kejiwaan apapun. Gangguan-gangguan dan keadaan yang tidak sesuai kerap dirasakan para tokoh, hal ini semakin membuat tekanan dalam kondisi kejiwaan menjadi terganggu dan mengakibatkan suatu efek tertentu sebagai respon dari ketidaksesuaian yang dirasakan. Tokoh yang diteliti dalam penelitian ini, hanya terfokus pada tokoh utama saja, hal ini dikarenakan jenis karya sastra cerpen yang hanya terdiri dari satu sampai tiga tokoh. Didukung pula oleh keadaan empat cerita pendek tersebut yang memang menghadirkan satu sampai dua orang tokoh untuk membangun cerita. Namun dalam empat cerpen tersebut, hanya tokoh utamalah yang mendominasi terjadinya konflik batin baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Empat judul cerpen ini menggugah keingintahuan peneliti menyoal struktur kepribadian yang tergambar dalam prilaku kejiwaan para tokoh dengan menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud melalui tiga jenis struktur kepribadian, yaitu id, ego dan superego. Struktur dalam teori kepribadian tersebut merupakan bagian dari kajian psikoanalisis Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan Sigmund Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan prilaku psikologis, di mana dalam kajian psikoanalisis itu akan termanifestasi bagaimana pola dan keadaan kejiwaan manusia yang terganggu oleh suatu sebab yang dalam hal ini adalah kejiwaan para tokoh. Sejalan dengan hal itu Eagleton dalam Yustinus 2006: 47 menyatakan bahwa, ”Psikoanalisis bukan sekedar teori mengenai pikiran manusia, tetapi juga Universitas Sumatera Utara merupakan praktik untuk menyembuhkan mereka yang mentalnya dianggap sakit atau terganggu”. Psikoanalisis merupakan sub cabang dari pendekatan psikologi sastra, psikologi sastra sendiri merupakan kajian yang mendekati karya sastra dari sudut pandang psikologi. Cakupan psikologi yang dimaksud dapat berupa neurosis dan psikosis. Dalam penelitian ini aspek pengkajian struktur difokuskan kepada sisi penokohan yang termuat dalam teks sastra. Lebih lanjut Endaswara 2008: 70 menjelaskan: Dapat disistemasikan bahwa fokus penelitian psikologi sastra bisa pada teks yang terkait dengan perwatakan tokoh, proses kreatif, dan pembaca. Masing-masing fokus memerlukan penelitian serius yang mungkin berbeda, yang paling utama adalah menemukan data kejiwaan apa saja dalam sastra atau yang melingkupinya.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan untuk lebih memokuskan permasalahan dalam suatu penelitian. Adapun masalah yang dibatasi dalam penelitian ini, diuraikan sebagai berikut. 1.2.1 Identifikasi tokoh dalam antologi ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.”’ berdasarkan teknik-teknik pembentukan tokoh dalam karya sastra. Universitas Sumatera Utara 1.2.2 Struktur kepribadian para tokoh dalam antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.”’ berupa id dalam kajian psikoanalisis. 1.2.3 Struktur kepribadian para tokoh dalam antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.”’ berupa ego dalam kajian psikoanalisis. 1.2.4 Struktur kepribadian para tokoh dalam antologi cerpen ”’Aku Kesepian, Sayang.’, ’Datanglah, Menjelang Kematian.”’ berupa superego dalam kajian psikoanalisis.

1. 3 Rumusan Masalah