Pada dasarnya remaja mengetahui tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dan remaja memiliki keinginan untuk berhenti merokok. Hanya saja,
di pihak lain disadari bahwa sering kali tidak mudah bagi seorang perokok apalagi rokok berat untuk dapat menghentikan kebiasaannya ini Aditama,
2011.
2.3 Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas respoden yang bersikap positif sebanyak 18 responden 67, hal ini menunjukkan bahwa
banyak responden telah memiliki sikap yang cukup baik tentang bahaya merokok, mulai dari efek dari rokok itu sendiri seperti, serangan jantung,
kerusakan paru-paru dan pada remaja dapat mengakibatkan kerusakan fisik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soamole 2004 yang menyatakan bahwa sikap
remaja terhadap rokok tidak begitu saja muncul pada para remaja, mungkin sikap yang dimiliki oleh para remaja itu disebabkan oleh hasil evaluasi
terhadap orang yang merokok yang akhirnya membentuk sebuah pengalaman baru yang mewarnai perasaannya yang akhirnya ikut menentukan
kecenderungan berperilaku bahwa remaja itu akan ikut merokok atau menghindari dari aktivitas merokok.
Penelitian ini juga menunjukkan sikap remaja tentang bahaya rokok yang memiliki sikap negatif sebanyak 9 responden 33, hal ini menunjukkan
bahwa sikap responden masih kurang seperti didapatkan pada 5 pernyataan dimana lebih dari 50 responden merasa “tidak setuju”. Pernyataan ini juga
Universitas Sumatera Utara
didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Cristinawaty 2009, Faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok bukan hanya sikap saja, tetapi
banyak faktor lain, selain disebabkan faktor-faktor dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan dimana pada remaja mulai mengalami krisis aspek psikososial
yang masa perkembangannya yaitu masa sedang mencari jati dirinya. Sikap turut mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja, namun
selain sikap remaja, faktor lain juga mempengaruhi yang mana remaja adalah masa peralihan antara anak-anak dan dewasa sehingga sering kali dikatakan
masa perkembangan yang sedang mencari jati diri. Dari hasil pemikirannya, jika remaja mengganggap dirinya sudah dewasa yang pantas untuk merokok,
maka remaja tersebut tidak merokok. Banyak remaja yang mengetahui bahaya merokok namun tidak
mengubah sikap remaja terhadap rokok dan bukan membuat remaja meninggalkan kebiasaan merokok tersebut. Banyak remaja yang menggunakan
rokok untuk mengurangai perasaan negatif, misalnya bila hal ia marah, cemas, atau gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan
rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak Aryani, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok Di desa Sei Mencirim Kecamatan sunggal
Kabupaten Deli Serdang 2011 dapat disimpulkan bahwa:
1.1 Remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 20
responden 74, yang memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 7 responden 26 dan dari 27 renponden tidak ada yang
memiliki pengetahuan yang kurang. Sehingga dapat disimpilkan bahwa mayoritas remaja di Desa Sei Mencirim memiliki pengetahuan yang baik.
1.2 Remaja yang memiliki sikap yang positif yaitu sebayak 18 reaponden
67, yang memiliki sikap yang negatif sebanyak 9 responden 33 dan dari 27 responden memiliki sikap positif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas remaja di Desa Sei Mencirim memiliki sikap yang positif.
2. Saran
Setelah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok Di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli serdang 2011 dapat disimpulkan bahwa:
2.1 Bagi Desa
Universitas Sumatera Utara