4. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya merokok mengakibatkan daya tahan bayi
menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap
infeksi lain meningkat 30 persen. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang.
5. Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahun merokok daat meningkatkan disfungsi eraksi sekitar 50. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak dapat mengalir ke
penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju penis,
mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa
tembakau telah merusak area lain dari tubuh. 6.
Penyakit pada perokok pasif Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita hamil.
4.4 Bahaya Merokok
Universitas Sumatera Utara
Bahaya merokok terhadap remaja yang terutama adalah fisiknya, seperti yang dijelaskan oleh Depkes RI 2004 yaitu :”Rokok pada dasarnya merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Saat batang rokok terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan 3 komponen utama, yaitu nikotin
yang menyebabkan ketergantunganadiksi. Tar yang bersifat karsinogen, karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar
oksigen dalam darah berkurang, dan bahan-bahan kimia lain yang beracun.” Efek merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi
juga mempengaruhi kesehatan orang sekitarnya yang tidak merokok, karena terpapar asap rokok tersebut yang disebut perokok pasif Depkes, 2010.
Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut : 1.
Bagi perokok aktif a.
Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung.
b. Meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke.
c. Meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar
pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi.
d. Meningkatkan resiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung bagi wanita pengguna pil KB. e.
Meningkatkan resiko lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan anggota yang rentan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi perokok pasif
a. Bahaya kerusakan paru-paru. Kadar nikotin, karbon monoksida, serta zat-
zat lain yang lebih tinggi dalam darah mereka akan memperparah penyakit yang sedang diderita, dan kemungkinan mendapat serangan jantung yang
lebih tinggi bagi mereka yang berpenyakit jantung. Anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan
serta penyakit paru-paru lebih tinggi. Wanita hamil yang merokok beresiko mendapatkan bayi mereka lahir, kurus, cacat, dan kematian.
b. Jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan
mempengaruhi bayi dalam kandungan.
4.5 Faktor yang Mempengaruhi Merokok
Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli untuk menjawab mengapa seseorang merokok. Menurut Levy 1984 setiap individu
mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut di dukung oleh Smet 1994 yang
menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosial kultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan Kemala, 2007.
Menurut Juniarti 1991 dalam Mu’tadin 2000, faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok adalah sebagai berikut.
1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak
Universitas Sumatera Utara
begitu memperhatikan anak-anaknya dalam memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk menjadi perokok di banding anak-anak muda yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan
baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokoktembakauobat-obatan, dibandingkan dengan keluarga yang permisif
dengan penekanan yang falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”. Yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh,
yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya sangat mungkin sekali untuk mencontohnya. Prilaku merokok lebih banyak ditemui pada mereka yagn
tinggal dengan satu orang tua single parent. Daripada ayah yang perokok, remaja akan lebih cepat berprilaku sebagai perokok justru bila ibu mereka
yang merokok. Hal ini terlihat pada remaja putri. 2.
Pengaruh teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang
merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi. Pertama, remaja tadi terpengaurh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga
akhirnya mereka semua perokok. Di antara remaja perokok, 87 mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan
remaja bukan perokok.
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri dari
kebosanan.
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamor, membuat remaja
sering kali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut. Depkes, 2010.
4.6 Tipe Merokok