Beban kerja pada pekerja peternakan ayam

menghasilkan output tersebut. Kedua, membuat rangkaian aktivitas menjadi satuan tugas yang lebih spesifik. Ketiga menghitung jumlah waktu total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per kelompok tugas tersebut. Dari jumlah total jam kegiatan ini kemudian dapat diprediksi berapa kebutuhan jumlah pegawai yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tugas dan dapat diprediksi bahwa waktu kerja dari pekerja itu sesuai dengan waktu kerja formal atau lebih.

2.1.9. Beban kerja pada pekerja peternakan ayam

Peternakan ayam broiler di Desa Silebo-lebo termasuk industri rumah tangga yang merupakan wadah lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja. Di desa ini terdapat 38 kandang peternakan ayam broiler, dengan jumlah tenaga kerja 67 orang, dan mempekerjakan 2 atau 3 orang tenaga kerja untuk setiap kandang, umumnya 1 keluarga suami, istri dan anak yang sudah dewasa, waktujam kerjanya 24 jam selama 1 periode atau lebih kurang 40 hari. Kegiatan pokok pada peternakan ayam broiler ini adalah mengangkat dan mengangkut pakan ternak sebanyak lebih kurang 14 ton atau 350 kg dalam sehari, selama 1 periode mulai anak ayam masuk kedalam kandang sampai ayam panen. Anak ayam yang masuk kedalam kandang masih berusia 2 hari, harus dibangunkan dimalam hari agar dapat makan terus menerus, situasi ini berlangsung lebih kurang 10 hari. Selanjutnya memberi makan 2 kali sehari, dan mencampur vitamin kedalam air minum serta membagikannya ketempat minum ayam 4 kali sehari. Pekerja juga harus membersihkan tempat makan dan minum ayam 2 kali sehari sebanyak lebih kurang 80 buah, menjaga sirkulasi dan suhu udara dalam Universitas Sumatera Utara ruangan, serta mengganti atal 2 minggu sekali dalam setiap periode. Selanjutnya, bila ayam telah panen harus membersihkan kandang dan peralatan secara keseluruhan sampai bersih mencuci dengan air dan menyemprot formalin untuk dapat digunakan pada periode berikutnya data survei awal 5 Februari 2011.

2.2. Gizi Tenaga Kerja

Gizi kerja merupakan gizi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan pekerjaannya, agar derajat kesehatan tetap baik, kapasitas kerja maksimal serta produktivitas kerja tercapai setinggi-tingginya. Dengan gizi kerja diharapkan para pekerja dapat mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraannya, memelihara kemampuan bekerja dan produktivitas kerjanya pada tingkat yang optimal, bahkan bila mungkin lebih ditingkatkan Santoso, 2004. Menurut Surat Edaran Menaker dan Transmigrasi No.01Men1979, tentang pengadaan kantin dan ruang makan. Pengembangan penerapan gizi kerja antara lain, dengan pengadaan kantin dan ruang tampat makan tenaga kerja. Kantin untuk tenaga kerja hendaknya harga makanan dan minuman diupayakan secara layak dengan kemampuan daya beli tenaga kerja serta selalu diusahakan agar nilai gizi makanan tetap mendapat perhatian yang utama. Zat makanan tersebut dan kalori yang ditimbulkannya, penting peranannya untuk memenuhi kalori, agar pekerjaan dapat dilakukan dan banyaknya kalori yang diperlukan sesuai dengan berat ringannya pekerjaan. Universitas Sumatera Utara