Perhitungan beban kerja Analisis beban kerja

2.1.8. Analisis beban kerja

Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang pekerja. Menurut Suyudi 2004, analisa beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan kerja.

2.1.8.1. Perhitungan beban kerja

Perhitungan beban kerja merupakan suatu usaha pengamatan dan pengukuran waktu, terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, secara sistematis. Perhitungan ini, menjurus kepada penyelidikan terhadap seluruh aspek yang memengaruhi pekerja dan sangat diperlukan bagi perusahaan untuk menjaga kesetabilan produktivitas yang tinggi atau menaikkan produktivitas kerja yang masih rendah. Namun pengukuran kerja pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar beban kerja seorang pekerja dapat memengaruhi status gizinya, karena agar pekerja itu tetap sehat dan produktif maka asupan gizinya harus disesuaikan dengan berat ringannya pekerjaan yang dilakukannya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk perhitungan beban kerja, tergantung dari tujuan melakukan perhitungan beban kerja tersebut, salah satunya adalah Motion and Time Study analisis gerak dan waktu Barnes, 1980. Pada Universitas Sumatera Utara metode ini peneliti mengamati pergerakan dan waktu dari seorang pekerja mulai dari awal sampai selesai suatu pekerjaan yang dikerjakan. Metode ini sesuai untuk perhitungan beban kerja, jika tujuannya untuk mengetahui seberapa besar beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja. Asri 1979 yang mengutip pendapat Mundel 1973 alat analisis yang umum dipakai untuk mengukur kerja dikenal analisa gerak dan waktu Motion and Time Study. Analisis gerak dan waktu yang dibutuhkan dalam suatu keadaan tertentu untuk suatu kegiatan yang dilakukan pekerja dengan bantuan alat pengukur stopwatch dan alat tulis. Secara terperinci prosedur pengukuran kerja dengan metode analisa gerak dan waktu dapat dibagi seperti langkah-langkah berikut, pertama mempersiapkan peralatan yang dipakai dalam perhitungan beban kerja , alat utama yang digunakan adalah stopwatch untuk mengukur waktu, dan alat tulis untuk membuat catatan yang akan berguna dalam pengukuran. Kedua, memilih pekerja yang tepat, berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya atau disebut sebagai pekerja normal. Pada saat pengukuran harus diperhatikan waktu nyata dari suatu pekerjaan, dan sesudah itu, menghitung waktu normal, menetapkan waktu cadangan kelonggaran dan waktu standar. Menghitung waktu normal dapat dilakukan dengan menghitung waktu kerja nyata dari suatu kegiatan mulai dari awal sampai selesai kegiatan tersebut dengan bantuan alat pengukur waktu stopwatch oleh pekerja yang dianggap sebagai pekerja normal pekerja yang mempunyai kemampuan jasmani, memiliki keterampilan dan Universitas Sumatera Utara pengetahuan untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menghitung waktu normal secara lebih akurat dapat dilakukan dengan memilih 5 orang pekerja untuk melakukan suatu kegiatan yang sama dengan menghitung waktu kerja mulai dari awal sampai selesai pekerjaan tersebut, kemudian waktu dari masing-masing 5 orang pekerja tadi diambil waktu rata-ratanya, waktu itulah ditetapkan sebagai waktu normal dari kegiatan tersebut. Waktu cadangan yang disebut dengan waktu kelonggaran allowances adalah waktu yang digunakan keperluan rest istirahat, keperluan pribadi dan delay kelambatan kerja Barnes, 1980. Waktu kelonggaran diperlukan rata-rata 30 dari jumlah jam kerja formal Kep75M.Pan72004. Jam kerja formal 8 jam per hari untuk 5 hari kerja atau 7 jam per hari untuk 6 hari kerja. Waktu standar adalah waktu normal ditambah waktu kalonggaran Asri, 1979. Pengukuran kerja untuk seorang pekerja dengan merangkai semua kegiatan yang akan dilakukan dalam satu hari, lalu dijumlahkan semua waktu normal dari setiap kegiatan tersebut dan ditambah waktu kelonggaran, kemudian sesuaikan dengan jam kerja formal, apakah waktu kerja pekerja tersebut masih sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah atau berlebih. Yodhia 2009 menyatakan bahwa metode analisa beban kerja adalah proses untuk menghitung beban kerja suatu posisisub posisi dan juga kebutuhan jumlah orang untuk mengisi posisisub posisi tersebut. Dalam metode ini terdapat tiga tahapan utama yaitu, pertama menentukan output utama dari suatu fungsisub fungsi dan kemudian mengidentifikasi rangkaian aktivitas kerja yang dibutuhkan untuk Universitas Sumatera Utara menghasilkan output tersebut. Kedua, membuat rangkaian aktivitas menjadi satuan tugas yang lebih spesifik. Ketiga menghitung jumlah waktu total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per kelompok tugas tersebut. Dari jumlah total jam kegiatan ini kemudian dapat diprediksi berapa kebutuhan jumlah pegawai yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tugas dan dapat diprediksi bahwa waktu kerja dari pekerja itu sesuai dengan waktu kerja formal atau lebih.

2.1.9. Beban kerja pada pekerja peternakan ayam