2.4. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Pada kerangka konsep, variabel bebas penelitian ini adalah beban kerja dengan sub variabel waktu kerja dan jenis kegiatan. Waktu kerja meliputi waktu kerja
kurang, jika para pekerja di peternakan ayam bekerja kurang dari 8 jam per hari, dan waktu kerja berlebih, jika ternyata waktu kerjanya lebih dari waktu standar yaitu
lebih dari 8 jam per hari. Sedangkan jenis pekerjaan meliputi pekerjaan ringan, sedang dan pekerjaan berat seperti angkut dan angkat pakan ternak. Beban kerja dan
asupan kalori sangat berkaitan dan akan memengaruhi status gizi pekerja. Beban Kerja :
- Waktu kerja -
Jenis kegiatan Status Gizi Pekerja
Asupan kalori
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen terhadap variabel
dependen Sugiyanto, 2007.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pekerja peternakan ayam broiler di Desa Silebo- lebo Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang, karena pada lokasi ini peneliti
melihat beberapa masalah, baik beban kerjanya dari segi waktu kerja dan penampilan pekerja umumnya kurus. Dari segi waktu, jam kerja belum ada ketentuan, untuk
menyelesaikan pekerjaan di peternakan ayam ini memerlukan waktu kerja siang dan malam, jumlah tenaga tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang ada, sehingga
para pekerja menggunakan waktu kerja melebihi jam kerja standar yang telah ditetapkan pemerintah yaitu 8 jam per hari.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan September 2011
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kerja yang bekerja di peternakan ayam broiler di Desa Silebo-lebo Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten
Deli Serdang sebanyak 67 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel, namun pada saat pengambilan data dilakukan ada 4 kandang pekerjanya yang libur, pekerja
tidak berada ditempat, sehingga peneliti mewawancarai pekerja pada peternakan yang aktif berproduksi saja yaitu sebanyak 58 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pekerja melalui wawancara langsung di peternakan ayam broiler meliputi identitas pekerja, beban kerja waktu kerja,
jenis kegiatan, asupan kalori, tinggi badan dan berat badan. Waktu kerja diperoleh melalui, pengukuran waktu kerja nyata pekerja normal dari setiap
kegiatan di peternakan ayam broiler ini. Asupan kalori diperoleh dengan cara food recall 24 jam. Sedangkan berat dan tinggi badan pekerja diperoleh malalui
pengukuran langsung.
Universitas Sumatera Utara
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kelurahan Desa Silebo-lebo yang berhu bungan dengan petenakan ayam serta gambaran umum masyarakat dan
wilayah Desa Silebo-lebo.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel independen yaitu beban kerja waktu kerja, jenis pekerjaan dan asupan
kalori. Variabel dependen yaitu status gizi pekerja.
3.5.2. Definisi operasional
1. Beban kerja adalah sejumlah kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan
pekerja dalam waktu tertentu. a.
Waktu kerja adalah waktu yang digunakan pekerja untuk melakukan setiap pekerjaan dari awal bekerja sampai selesai.
b. Jenis kegiatan adalah jenis pekerjaan yang dapat digolongkan kedalam kerja
ringan, kerja sedang dan kerja berat. 2.
Asupan kalori adalah banyaknya nilai energi kalori dari makanan yang dimakan dalam sehari.
3. Status gizi pekerja adalah keadaan tubuh pekerja sebagai akibat dari jumlah dan
jenis makanan yang dimakan setiap hari, dan pada orang dewasapekerja dapat dibedakan antara status gizi kurang, status gizi normal dan status gizi lebih.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Waktu kerja
Waktu kerja dapat diukur dan dihitung dengan metode analisis gerak dan waktu Motion and Time Study dengan menggunakan bantuan alat stopwacth dan
alat tulis. Pada penelitian ini, kegiatan rutin dilakukan berulang-ulang, maka digunakan tipe pengukuran predetermined time-standard data. Metode ini
berdasarkan atas gagasan bahwa semua pekerjaan dapat diperinci menjadi serangkaian gerakan dasar.
Waktu dapat ditentukan untuk setiap gerakan dasar dengan peralatan stopwatch, untuk menciptakan suatu bank data waktu. Dengan menggunakan bank
data waktu standar dapat ditetapkan bagi setiap pekerjaan yang mencakup gerakan- gerakan dasar tersebut. Jadi pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya diperinci
menjadi unsur-unsur gerakan dasar yang waktu masing-masing gerakan telah diketahui dipublikasikan. Waktu setiap unsur kemudian ditambahkan sehingga
besarnya waktu total untuk pekerjaan tersebut dapat ditentukan. Predetermined time data didasarkan atas tiga asumsi yaitu pertama bahwa
waktu yang diperlukan oleh banyak individu untuk melaksanakan unsur pekerjaan yang sama akan mendekati distribusi normal. Kedua waktu yang diperlukan untuk
pelaksanaan terpisah adalah bersifat dapat ditambahkan. Ketiga bahwa analis studi waktu mempunyai kemampuan untuk menggambarkan secara akurat prosedur
melakukan pekerjaan, merinci pekerjaan menjadi unsur-unsur yang tepat, sehingga dapat menentukan waktu cadangan secara tepat.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum melakukan pengukuran, semua jenis kegiatan dirangkai lebih rinci, untuk mendapatkan data standar dari masing-masing kegiatan. Waktu normal dapat
ditentukan dari menghitung waktu kerja nyata seorang pekerja normal, dan dapat dilakukan untuk masing-masing jenis kegiatan Handoko, 2000.
Pengukuran kerja pada pekerja peternakan ayam broiler ini dilakukan melalui pengukuran waktu kerja pekerja normal. Jika memberi makan ayam dilakukan oleh
pekerja normal dengan menggunakan waktu 1 siklus, jika kegiatan dilakukan berulang-ulang Handoko, 2000 : 201 = 30 mtsiklus dan memberi minum ayam 1
siklus = 20 mt disebut waktu normal, maka jika pekerja lain di peternakan ayam broiler ini melakukan kegiatan memberi makan ayam 2 siklus berarti 2 x 30 mt = 60
mt, dan memberi minum ayam 2 siklus berarti 2 x 20 mt = 40 mt dan seterusnya. Waktu cadangan atau kelonggaran allowances time = AT adalah waktu
yang digunakan pekerja untuk istirahat, keperluan pribadi dan kelambatan kerja, besarnya 30 dari waktu normal Kep75M.Pan72004. Sedangkan waktu standar
adalah waktu yang diperlukan seorang pekerja dalam melakukan setiap jenis kegiatan dalam sehari dengan rumus : standard time ST = NT + AT Asri, 1979.
Dalam hal ini jika jenis kegiatan pekerja memberi makan ayam, maka waktu standar pekerja tersebut adalah : ST = 60 mt data waktu normal di atas + 30 60
= 60 mt + 18 mt, berarti standard time waktu standar = 78 mt. Waktu standar dari semua kegiatan kemudian dijumlahkan, sehingga besarnya
waktu standar total pekerjaan tersebut dalam 1 hari dapat ditentukan Handoko,
Universitas Sumatera Utara
2000:204. Untuk mendapatkan standard time dari seorang pekerja peternakan ayam broiler dalam sehari dengan berbagai jenis kegiatan adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Contoh Perhitungan Waktu Kerja di Peternakan Ayam Broiler
No Jenis kegiatan
Sehari NT
mt ∑
NT mt
AT 30
NT mt
ST ∑ NT
+AT
mt
1x 2x
3x 4x
1 Memberi makan ayam
√ 30
60 18
78 2
Memberi minum ayam √
20 40
12 62
3 n……….
n mt
Total waktu standar 140+n
mt.
Sumber : Handoko 2000 Total waktu standar dijumlahkan selama 1 periode 40 hari dikurang 5 hari
minggu, kemudian total waktu standar tersebut dirata-ratakan selama hari kerja efektif yaitu 35 hari, untuk mendapatkan waktu kerja dalam sehari. Waktu kerja
sehari dari masing-masing pekerja tersebut dapat diketahui, apakah waktu kerja masih sesuai standar menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 77 ayat 1, yaitu 8 jamhari
dan 40 jam seminggu. Jika waktu standar telah dapat ditentukan, maka untuk menentukan waktu
kerja seorang pekerja dapat dikategorikan sebagai berikut : a.
Waktu kerja kurang, jika waktu digunakan untuk bekerja kurang dari 8 jamhari. b.
Waktu kerja standar, jika waktu yang digunakan untuk bekerja sesuai dengan standar 8 jamhari dan 40 jam seminggu.
c. Waktu kerja berlebih, jika waktu yang digunakan untuk bekerja lebih 8 jamhari.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Jenis kegiatan
Pengukuran berat ringannya beban kerja berdasarkan jenis kegiatan adalah dengan analisa penggolongan jenis pekerjaan menurut WHO. Jenis pekerjaan ringan adalah
kebersihan, mencuci. Jenis pekerjaan sedang adalah pekerjaan pada industri kecil, sedangkan jenis pekerjaan berat adalah seperti kuli angkat dan angkut. Pada
peternakan ayam broiler di Desa Silebo-lebo jenis kegiatan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Kerja ringan, jika pekerja melakukan pekerjaan membersihkan dan mencuci
tempat makan dan minum ayam setiap hari dan waktu kerja 8 jamhari. b.
Kerja sedang, jika pekerja melakukan pekerjaan rutin di peternakan ayam seperti memberi makan dan minum ayam, membersihkan tempat makan dan minum
ayam selama 8 jamhari atau 40 jam seminggu. c.
Kerja berat, jika pekerja melakukan pekerjaan rutin di peternakan serta mengangkat dan mengangkut pakan ternak setiap hari.
3.6.3. Asupan kalori
Metode pengukuran asupan kalori untuk individu pada penelitian ini adalah metode ingatan 24 jam 24-hours recall method. Metode ini untuk menilai konsumsi
pangan pekerja dengan melakukan cara mengingat-ingat apa saja yang dimakan selama kurun waktu 24 jam Siagian, 2010. Pengumpul data melakukan wawancara
dan pencatatan jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama kurun waktu 24 jam yang lalu dan dilakukan 2 x 24 jam, dengan ukuran rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran asupan kalori dengan menggunakan formulir ingatan 24 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM dan Nutri
Survey Software serta membandingkannya dengan AKG untuk pekerja ringan, pekerja sedang dan pekerja berat. Hasil wawancara asupan kalori yang diperoleh
melalui food recall 24 jam akan disesuaikan dengan kebutuhan kalori beban kerja yang dilakukan pekerja seperti dibawah ini Santoso, 2004 :
a. Asupan kalori untuk beban kerja ringan, 2400 kalori hari untuk laki-laki dan
2000 kalorihari untuk perempuan. b.
Asupan kalori untuk beban kerja sedang, 2600 kalorihari untuk laki-laki dan 2400 kalorihari untuk perempuan.
c. Asupan kalori pada pekerja berat, jika asupan minimal 3000 kalorihari untuk
laki-laki dan 2600 kalori untuk perempuan.
3.6.4. Status gizi pekerja
Status gizi pekerja diukur dengan menggunakan antropometri berdasarkan indeks massa tubuh yang diperoleh dengan membandingkan berat badan kg dan
tinggi badan kwadrat m. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh dengan melakukan pengukuran secara langsung. Berat badan diukur dengan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,001 kg, sedangkan tinggi badan diukur dengan menggunakan pengukur microtoise dengan memiliki ketelitian 0,1 cm. Setelah data
berat dan tinggi badan pekerja diperoleh, maka indeks massa tubuh pekerja dapat dihitung dengan rumus berikut :
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan indeks massa tubuh IMT pekerja Irianto,
2007
adalah : a.
Status gizi kurang, jika IMT laki-laki 20,1 dan IMT perempuan 18,7 b.
Status gizi baik, jika IMT laki-laki 20,1-25,0 dan IMT perempuan 18,7-23,8 c.
Status gizi lebih, jika IMT laki-laki 25,0 dan IMT perempuan 234,8.
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
No Nama Variabel
Jlh pengukuran
Cara dan alat ukur
Skala ukur
Hasil pengukuran
1 2
3 4
Waktu kerja Jenis kegiatan
Asupan kalori Status gizi pekerja
16 16
3
2 wawancara,
stopwacth wawancara
wawancara, food recall
alat ukur BB, dan TB
ordinal ordinal
ordinal ordinal
8 jamhari 8jam hari
8jamhari kerja ringan
kerja sedang kerja berat
kurang baik
lebih
status gizi kurang status gizi normal
status gizi lebih
3.7. Metode Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini mencakup : 1.
Analisis univariat, dilakukan untuk memperoleh gambaran deskripsi mengenai
variabel-variabel independen dan variabel dependen beban kerja, asupan kalori dan status gizi pekerja. Data tersebut akan disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan selanjutnya dilakukan analisis terhadap tampilan data tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis bivariat, dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan
dependen, menggunakan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95 p 0,05. Variabel independen yang masuk kedalam model analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik multinomial, harus memiliki nilai p 0,25 pada hasil uji bivariat.
3. Analisis multivariat adalah analisis lanjutan dari analisis bivariat yang memiliki
nilai p 0,25. Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel independen beban kerja dan asupan kalori terhadap variabel dependen status
gizi pekerja dengan menggunakan uji regresi logistik multinomial. Uji ini digunakan karena variabel dependen penelitian ini adalah lebih dari dua kategori
dengan skala ordinal Hosmer dan Lemeshow, 1989 Untuk model regresi logistik multinomial, jika variabel dependen terdiri dari
tiga kategori yang masing-masing diberi kode 0,1,2, maka pada penelitian ini status gizi kurang diberi kode 0, baik dengan kode 1 dan status gizi lebih diberi kode 2.
Persamaan model regresi logistik multinomial dapat dituliskan sebagai berikut Hosmer dan lemeshow, 1989 :
g jx = βj
+ βj
1
x
1
+ βj
2
x
2
+ βj
3
x
3
….+ βjp xp ; j = 0,1,2 Keterangan : gjx : variabel dependen yang berupa variabel kategori
politomus dengan skala pengukuran nominal logit pada variabel j; j=0,1,2
xp : variabel independen βjp : parameter
Universitas Sumatera Utara
βjo : persamaan parameter koefisien regresi. Jika pada variabel independen terdapat skala kategori, maka dilakukan
transformasi dengan memasukkan dummy variable ke dalam model. Dengan demikian fungsi logistik dengan p variabel independen dan m dummy variable akan
menjadi : gjx = βj
+ βj
1
x
1
+ βj
2
x
2
+ βj
3
x
3 +
+ βjp xp Keterangan :
βjmvDjmv = dummy variable dari variabel ke - m fungsi logit ke - j
Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi logostik multinomial adalah :
1. Melakukan pengujian parameter secara simultan untuk mengetahui kesesuaian
model analisis tersebut. 2.
Melakukan pengujian parameter secara parsial untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh dalam model tersebut.
3. Melakukan interpretasi terhadap nilai rasio kecenderungan yang terbentuk.
Untuk penyelesaian sampai diperoleh nilai estimasi parameternya digunakan algoritma Newton Raphson, setelah itu dilakukan uji taraf nyata parameter
menggunakan uji ratio likelihood dan uji wald. a. Pengujian parameter dengan uji likelihood ratio uji simultan
Statistik uji G, yaitu uji yang digunakan untuk menguji peranan variabel independen dalam model secara bersama-sama Hosmer dan Lemeshow, 1989.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah : Ho : β1 = β2 = …= βp = 0,
artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen beban kerja, asupan kalori dengan
variabel dependen satatus gizi pekerja. H
1
: minimal ada satu βj ≠ 0, artinya minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jadi Ho akan ditolak pada tingkat signifikan α apabila nilai p-value α dengan kesimpulan bahwa beban kerja dan asupan kalori secara bersama-sama
memengaruhi status gizi pekerja atau dapat juga paling sedikit ada satu koefisien yang memengaruhi. Untuk mengetahui koefisien mana yang berpengaruh signifikan
dapat dilakukan uji parameter β secara parsial atau uji wald.
a. Pengujian parameter dengan uji wald uji parsial
Pengujian variabel dilakukan satu persatu menggunakan statistik uji wald Hosmer dan Lemeshow, 1989. Uji ini dilakukan dengan membandingkan model
terbaik yang dihasilkan oleh uji simultan terhadap model tanpa variabel bebas didalam model terbaik. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
Ho : βj = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen ke-j terhadap
variabel dependen. H
1
: βj ± 0, artinya ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho akan ditolak jika p-value α, jika Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen X secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
c. Rasio kecenderungan Odd Ratio Rasio kecenderungan adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar
kecenderungan untuk mengalami suatu kejadian tertentu antara variabel-variabel independen beban kerja, asupan kalori
yang dinotasikan dengan θ, terhadap variabel dependen satus gizi pekerja.
Kesimpulan : -
jika 1 θ ∞ berarti x = 1, memiliki kecenderungan lebih besar berpengaruh terhadap status gizi pekerja.
- jika 0 θ 1 berarti x = 0, memiliki kecenderungan pengaruh lebih kecil
terhadap status gizi pekerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Peternakan