yang harus diserap tubuh setiap hari 1 mg yang terkandung dalam makanan. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani untuk produktivitas kerja, karena
sel-sel tubuh tidak tercukupi kebutuhannya akan oksigen Khomsan, 2010.
2.2.3. Status Gizi
Status gizi pada dasarnya merupakan keadaan konsumsi makanan yang kita makan setiap hari, atau merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan zat gizi
dan suplai zat gizi. Jadi untuk mengetahui seberapa jauh seseorang telah memperhatikan kecukupan jumlah makanan serta mutu gizinya dengan jelas akan
tercermin dalam status gizi. Menurut Waspadji 2010 yang mengutip pendapat Habict 1979, status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan fisik yang diakibatkan
karena adanya keseimbangan antara pemasukan gizi, dan pengeluaran yang terlihat melalui suatu indikator status gizi. Menurut Almatsier 2009 status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi dan dapat dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baiknormal dan lebih.
2.2.4. Penilaian status gizi
Untuk mengetahui status gizi pekerja dapat dilakukan dengan penilaian status gizi secara langsung dan penilaian tidak langsung. Penilaian status gizi secara
langsung adalah dengan pemeriksaan secara antropometri, biokimia, klinis dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung adalah dengan pemeriksaan survei
makanan, statistik vital dan faktor ekologi Waryana, 2010. Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan,
berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh. Pengukuran antropometri
Universitas Sumatera Utara
bertujuan mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan menurut umur BB dan TBU berat badan
menurut tinggi badan BBTB, Lingkar lengan atas menurut umur LLAU, lingkar lengan atas menurut tinggi badan LLATB Sibagariang, 2010.
Dari beberapa cara pengukuran status gizi, pengukuran antropometri merupakan cara yang paling sering digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
yaitu alat mudah diperoleh, pengukuran mudah dilakukan, biaya murah, hasil pengukuran mudah disimpulkan, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
dapat mendeteksi riwayat gizi masa lalu. Penilaian berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh IMT adalah untuk mengetahui status gizi orang dewasa berusia 18
tahun atau lebih yaitu dengan pengukuran berat dan tinggi badan Arisman, 2007. Cara penilaiannya dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini dan
selanjutnya hasil perhitungan indeks massa tubuh disesuaikan dengan tabel 2.3
Tabel 2.3. Status Gizi Berdasarkan Perhitungan Indeks Massa Tubuh
No Status gizi
Laki-laki Perempuan
1 Kurus
20,1 18,7
2 3
Normal Rata-rata
20,1-25,0 22,0
18,7-23,8 20,8
4 Obesitas
25,0 23,8
Sumber : Irianto, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.3. Landasan Teori
Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan antara pengeluaran energi lebih
banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi dan begitu juga sebaliknya akan terjadi kelebihan, jika berlangsung lama akan timbul masalah
gizi Waspadji, 2010. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisen akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin Almatsier, 2001
Universitas Sumatera Utara