Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara

menetapkan prosedur tetap penanganan bencana, 5 melaporkan penyelenggaraan penanggulangn bencana kepada Kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana, 6 mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, 7 Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, 8 mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBD, 9 melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan Unsur pengarah BPBD mempunyai fungsi: 1 menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah, 2 memantau mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah. Unsur pelaksana BPBD mempunyai fungsi : 1 koordinasi, 2 komando, dan 3 pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya

2.1.2 Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara

Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional adalah unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk mempercepat dan mendekatkan fungsi bantuan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan pada kejadian bencana Depkes RI, 2007. PPK Regional Sumatera Utara yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679MenkesSKVI2007 diharapkan mampu mengantisipasi krisis kesehatan secara efektif-efisien, terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh serta mempunyai kemampuan merespons dengan segera melalui pengerahan sumber daya kesehatan yang ada di wilayah Universitas Sumatera Utara kerjanya. Pengorganisasian tersebut merupakan keterpaduan dari institusi Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Kesehatan Kodam IBB, Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumut, dan Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 679MenkesSKVI2007. Penanggulangan krisis kesehatan akibat wabah dan bencana diawali tahun 1991, dengan pembentukan kelompok kerja, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 360MenkesSKVI1991, tanggal 2461991. Tahun 1995, dibentuk unit fungsional Pusat Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 594MenkesVI1995, tanggal 761995. Tiga tahun kemudian, tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor 942MenkesIX1998, tanggal 291998, dibentuk Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Crisis Center di Lingkungan Departemen Kesehatan. Tahun 2000, berdasar Surat Keputusan Menkes RI Nomor 726MenkesSKIV2000, tanggal 2442000, dibentuk unit struktural Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan PPMK. Tahun 2001, berdasarkan keputusan bersama Menkes dan Mensos, dibentuk Direktorat Jenderal Penanggulangan Masalah Sosial dan Kesehatan. Peristiwa gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara tahun 2004 dan gempabumi Nias tahun 2005, telah merenggut korban jiwa dalam jumlah besar dan menimbulkan krisis kesehatan. Peristiwa ini menjadi inspirasi proses pembelajaran bahwa petugas kesehatan dituntut siap siaga setiap saat dan perlu adanya upaya untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan kesehatan secara terkoordinasi. Dengan dasar ini kemudian ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Universitas Sumatera Utara Nomor 783MenkesSKII2006, tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, yang berjumlah 9 regional, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Daerah Ibukota Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, diperbaharui kembali guna optimalisasi kinerjanya dengan dikembangkan subregional Sumatera Barat dan subregional Papua, berdasarkan Surat Keputusan Menkes Nomor 679MenkesSKVI2007, tentang Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional. Tugas dan wewenang Departemen Kesehatan adalah merumuskan kebijakan, memberikan standar dan arahan serta mengkoordinasikan penanganan krisis kesehatan dan masalah kesehatan lainnya dalam tahap prabencana, saat bencana dan pascabencana. Fungsi PPK Kesehatan Regional, adalah sebagai: 1 pusat dukungan operasional kesehatan, 2 pusat pengendalian bantuan kesehatan, 3 pusat rujukan kesehatan, dan 4 pusat informasi kesehatan atau media senter, bekerja 24 jam yang mempunyai link dengan Departemen Kesehatan RI Pusat. Provinsi Sumatera Utara ditunjuk sebagai PPK Kesehatan Regional, karena 1 ada rumah sakit rujukanpendidikan, yaitu RSUP H. Adam Malik, 2 memiliki akses transportasi ke beberapa wilayah darat, laut dan udara, 3 memiliki sumber daya manusia yang sangat memadai, dan 4 memiliki sarana penunjang yang baik. Wilayah kerja organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Universitas Sumatera Utara Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Riau Kepulauan dalam penyelenggaraan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Depkes RI, 2007. 2.1.3 Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Sumatera Utara