4.4 Koordinasi dalam Penyusunan Rencana Aksi
Dalam penelitian ini digambarkan variabel koordinasi dalam penyusunan rencana aksi meliputi koordinasi dalam: merumuskan visi dan misi organisasi,
identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi, mengembangkan kebijakan operasional organisasi, program sarana dan prasarana serta program
keuangan.
4.4.1 Koordinasi dalam Merumuskan Visi dan Misi Organisasi
Merumuskan visi dan misi organisasi dilakukan koordinasi yang meliputi : kepemimpinan, motivasi, pengendalian, kerjasama, komunikasi, dan tanggung jawab
mulai dari tahap perumusan dengan melibatkan seluruh stakeholder sampai pada tahap sosialisasi kepada seluruh unit kerja Tabel 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Koordinasi dalam Perumusan Visi dan Misi Organisasi
No Indikator
Tidak Pernah
Jarang Kadang-
kadang Sering
Selalu Jumlah
1 Kepemimpinan
1 9
24 13
13 60
1,7 15,0
40,0 21,7
21,7 100
2 Motivasi
1 16
23 9
11 60
1,7 26,7
38,3 15,0
18,3 100
3 Pengendalian
10 23
14 13
60 0,0
16,7 38,3
23,3 21,7
100 4
Kerjasama 2
6 12
7 33
60 3,3
10,0 20,0
11,7 55,0 100
5 Komunikasi
6 9
10 35
60 0,0
10,0 15,0
16,7 58,3 100
6 Tanggung Jawab
2 10
14 15
19 60
3,3 16,7
23,3 25,0
31,7 100
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.7, menunjukkan bahwa koordinasi dalam merumuskan visi dan misi organisasi sebagai berikut:
a. 40,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang berperan besar
dalam melakukan koordinasi untuk merumuskan visi dan misi organisasi. b.
38,3 responden menyatakan personil organisasi dan stakeholders kadang- kadang memberikan masukan dalam merumuskan visi dan misi organisasi.
c. 38,3 responden menyatakan visi dan misi organisasi kadang-kadang
dikondisikan untuk mencapai tujuan organisasi. d.
55,0 responden menyatakan selalu terjalin kerjasama dalam proses perumusan visi dan misi organisasi.
e. 58,3 responden menyatakan seluruh personil dalam organisasi selalu
saling berkomunikasi dalam proses perumusan visi dan misi organisasi. f.
31,7 responden menyatakan personil organisasi selalu bertanggung jawab dalam proses perumusan visi dan misi organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam proses penyusunan visi dan misi organisasi paling dominan selalu dilakukan adalah dalam aspek
kerjasama dan komunikasi.
4.4.2 Koordinasi dalam Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Tantangan Organisasi Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi dilakukan
koordinasi yang meliputi : kepemimpinan, motivasi, pengendalian, kerjasama,
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, dan tanggung jawab mulai dari tahap penjelasan, proses sampai penyusunan strategi Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Koordinasi dalam Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Organisasi
No Indikator
Tidak Pernah
Jarang Kadang- kadang
Sering Selalu Jumlah
1 Kepemimpinan
3 8
27 5
17 60
5,0 13,3
45,0 8,3
28,3 100
2 Motivasi
15 16
16 13
60 1,7
25,0 26,7
26,7 21,7
100 3
Pengendalian 2
10 24
13 11
60 0,0
16,7 40,0
21,7 18,3
100 4
Kerjasama 1
7 8
8 36
60 1,7
11,7 13,3
13,3 60,0 100
5 Komunikasi
1 7
8 9
35 60
1,7 11,7
13,3 15,0 58,3
100 6
Tanggung Jawab 1
7 18
14 20
60 3,3
16,7 30,0
23,3 33,3
100
Pada Tabel 4.8, menunjukkan bahwa koordinasi dalam identifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan organisasi sebagai berikut: a.
45,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang menjelaskan pengertian, proses identifikasi dan manfaat dilakukannya identifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi b.
26,7 responden menyatakan setiap personil organisasi kadang-kadang berperan mengemukakan pendapatnya tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan organisasi. c.
40,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang mengendalikan proses identifikasi, mengevaluasi strategi dari kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan organisasi
Universitas Sumatera Utara
d. 60,0 responden menyatakan selalu terjalin kerjasama dalam menyusun
indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi. e.
58,3 responden menyatakan personil selalu mengkomunikasikan strategi yang disusun berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
f. 33,3 responden menyatakan seluruh personil selalu bertanggung jawab
dalam melaksanakan strategi yang telah disusun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam proses identifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi paling dominan yang selalu dilakukan adalah aspek kerjasama dan komunikasi.
4.4.3 Koordinasi dalam Mengembangkan Kebijakan Operasional Organisasi
Mengembangkan kebijakan operasional organisasi dilakukan koordinasi yang
meliputi : kepemimpinan, motivasi, pengendalian, kerjasama, komunikasi, dan tanggung dalam proses pengembangan operasional organisasi Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Koordinasi Mengembangkan
Kebijakan Operasional Organisasi
No Indikator
Tidak Pernah
Jarang Kadang- kadang
Sering Selalu Jumlah
1 Kepemimpinan
3 6
25 13
13 60
5,0 10,0
41,7 21,7
21,7 100
2 Motivasi
2 7
25 13
13 60
1,7 11,7
41,7 21,7
21,7 100
3 Pengendalian
1 14
24 8
13 60
1,7 23,3
40,0 13,3
21,7 100
4 Kerjasama
1 6
14 6
33 60
1,7 10,0
23,3 10,0 55,0
100 5
Komunikasi 1
4 11
3 41
60 1,7
6,7 18,3
15,0 68,3 100
6 Tanggung Jawab
1 7
18 14
20 60
3,3 16,7
30,0 23,3
33,3 100
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.9, menunjukkan bahwa koordinasi dalam mengembangkan kebijakan operasional organisasi sebagai berikut:
a. 41,7 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang berperan dalam
menyusun kebijakan sehingga operasional organisasi berjalan dengan optimal.
b. 41,7 responden menyatakan setiap personil kadang-kadang berpartisipasi
aktif memberikan masukan untuk mengembangkan kebijakan operasional organisasi serta menyusun kebijakan operasional organisasi.
c. 40,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang mengendalikan
kebijakan yang ada, menelaah keberadaan setiap unit kerja serta mengupayakan pengembangan kebijakan operasional yang lebih terarah serta
mengevaluasi kebijakan operasional d.
55,0 responden menyatakan setiap unit kerja selalu bekerjasama dalam mengembangkan kebijakan operasional organisasi
e. 68,3 responden menyatakan setiap unit kerja selalu mengkomunikasikan
kebijakan yang perlu dikembangkan sehingga operasional organisasi dapat berjalan optimal
f. 33,3 responden menyatakan seluruh personil selalu bertanggung jawab
dalam proses pengembangan kebijakan operasional organisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam pengembangan
operasional organisasi yang paling dominan selalu dilakukan adalah aspek kerjasama dan komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Koordinasi dalam Program Sarana dan Prasarana
Pengelolaan program sarana dan prasarana dilakukan koordinasi yang
meliputi : kepemimpinan, motivasi, pengendalian, kerjasama, komunikasi, dan tanggung jawab dalam membuat laporan tentang keberadaan sarana dan prasarana
di unit kerjanya Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Koordinasi Program Sarana dan Prasarana
No Indikator
Tidak Pernah
Jarang Kadang- kadang
Sering Selalu Jumlah
1 Kepemimpinan
1 5
24 19
11 60
1,7 8,3
40,0 31,7
18,3 100
2 Motivasi
11 23
14 12
60 0,0
18,3 38,3
23,3 20,0
100 3
Pengendalian 1
8 30
14 7
60 1,7
13,3 50,0
23,3 16,7
100 4
Kerjasama 7
17 8
28 60
0,0 16,7
28,3 13,3
46,7 100
5 Komunikasi
1 4
12 7
36 60
1,7 6,7
20,0 16,7 60,0
100 6
Tanggung Jawab 2
16 20
8 14
60 3,3
26,7 33,3
13,3 23,3
100
Pada Tabel 4.10, menunjukkan bahwa koordinasi dalam program sarana dan
prasarana sebagai berikut: a.
40,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang menerima masukan dari setiap unit kerja tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
mempertimbangkan kesesuaian permintaan sarana dan prasarana dengan kebutuhan serta menyesuaikan pengadaan sarana dan prasarana dengan
anggaran yang ada.
Universitas Sumatera Utara
b. 38,3 responden menyatakan setiap personil kadang-kadang berpartisipasi
aktif memberikan masukan tentang kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di unit kerjanya dalam penanganan krisis kesehatan serta
menyesuaikan untuk kelancaran operasional organisasi c.
50,0 responden menyatakan pimpinan kadang-kadang mengendalikan, mengevaluasi proses dan distribusi pengadaan sarana dan prasarana
sehingga seluruhnya sesuai dengan kepentingan program. d.
46,7 responden menyatakan setiap unit kerja selalu bekerjasama dalam membuat usulan pengadaan sarana dan prasarana untuk kelancaraan
kegiatan. e.
60,0 responden menyatakan setiap unit kerja selalu menyampaikan, memberikan masukan dan mengkoordinasikan kebutuhan sarana dan
prasarana di unit kerjanya. f.
33,3 responden menyatakan seluruh personil kadang-kadang bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang ada di unit kerjanya dengan
membuat laporan tentang keberadaan sarana dan prasarana yang ada di unit kerjanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam program sarana dan prasana yang paling dominan selalu dilakukan adalah aspek komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Koordinasi dalam Program Keuangan
Pengelolaan program keuangan dilakukan koordinasi yang meliputi :
kepemimpinan, motivasi, pengendalian, kerjasama, komunikasi, dan tanggung jawab sampai membuat pertanggungjawaban penggunaan anggaran Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Koordinasi Program Keuangan
No Indikator
Tidak Pernah
Jarang Kadang- kadang
Sering Selalu Jumlah
1 Kepemimpinan
1 20
31 8
60 0,0
1,7 33,3
51,7 13,3
100 2
Motivasi 4
23 23
10 60
0,0 6,7
38,3 38,3
16,7 100
3 Pengendalian
1 3
25 29
2 60
1,7 5,0
41,7 48,3
3,3 100
4 Kerjasama
1 21
21 17
60 0,0
1,7 35,0
35,0 28,3
100 5
Komunikasi 4
12 16
28 60
0,0 6,7
20,0 26,7 46,7
100 6
Tanggung Jawab 1
4 18
17 20
60 1,7
6,7 30,0
28,3 33,3
100
Pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa koordinasi dalam program keuangan
sebagai berikut: a.
51,7 responden menyatakan pimpinan sering melakukan koordinasi, menerima usulan dan mengupayakan perencanaan danaanggaran untuk
penanganan krisis kesehatan sewaktu-waktu b.
38,3 responden menyatakan setiap personil sering dan kadang-kadang berpartisipasi aktif memberikan usulan danaanggaran serta berupaya
menyesuaikan danaanggaran untuk penanganan krisis kesehatan sewaktu- waktu
Universitas Sumatera Utara
c. 48,3 responden menyatakan pimpinan sering mengendalikan dan
mengevaluasi penggunaan danaanggaran sehingga efektif untuk penanganan krisis kesehatan
d. 35,0 responden menyatakan setiap personil dalam unit kerja sering
bekerjasama membuat usulan anggaran serta penggunaannya di unit kerjanya masing-masing
e. 46,7 responden menyatakan setiap unit kerja selalu menyampaikan
kebutuhan anggaran di unit kerjanya serta menjalin komunikasi kepada setiap unit kerja dalam hal penggunaan anggaran
f. 33,3 responden menyatakan seluruh personil selalu bertanggung jawab
terhadap penggunaan anggaran, membuat pertanggungjawaban penggunaan anggaran serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan serta
melaporkan kepada organisasi diatasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi dalam program keuangan
yang paling dominan sering dan selalu adalah aspek kepemimpinan, pengendalian dan komunikasi.
Secara keseluruhan aspek koordinasi dalam penyusunan rencana aksi Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara mulai dari
merumuskan visi dan misi organisasi, identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi, mengembangkan kebijakan operasional organisasi, program
sarana dan prasarana serta program keuangan adalah aspek kerjasama, komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Efektivitas Organisasi