1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh koordinasi dalam penyusunan rencana aksi
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana terhadap efektivitas organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara PPK Regional Sumut.
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh positif dan signifikan koordinasi dalam penyusunan rencana aksi terhadap efektivitas organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional
Sumatera Utara PPK Regional Sumut. 1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan di S.2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat, khususnya yang terkait dengan manajemen penanganan krisis kesehatan akibat bencana.
1.5.2 Sebagai bahan masukan bagi ilmu manajemen kesehatan khususnya manajemen kesehatan bencana, sehingga program penanganan yang
dilaksanakan sesuai dengan kajian-kajian ilmiah dalam menyusun rencana aksi.
1.5.3 Sebagai bahan masukan bagi organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Sumatera Utara dalam meningkatkan kinerja melalui
koordinasi yang baik sehingga dalam pelaksanan kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Organisasi Bencana
2.1.1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsinya untuk melaksanakan penanggulangan bencana di wilayah Provinsi Sumatera Utara Permendagri No. 46 tahun 2008.
BPBD Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari atas unsur pengarah dan unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah Permendagri No. 46 tahun 2008
BPBD Propinsi mempunyai fungsi : 1 perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan
tepat, efektif dan efisien; serta 2 pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
.
BPBD Provinsi dan BPBD KabupatenKota mempunyai tugas: 1 menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara, 2 menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan, 3 menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana, 4 menyusun dan
Universitas Sumatera Utara
menetapkan prosedur tetap penanganan bencana, 5 melaporkan penyelenggaraan penanggulangn bencana kepada Kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi
normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana, 6 mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, 7 Mempertanggung jawabkan
penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, 8 mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBD,
9 melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan Unsur pengarah BPBD mempunyai fungsi: 1 menyusun konsep pelaksanaan
kebijakan penanggulangan bencana daerah, 2 memantau mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.
Unsur pelaksana BPBD mempunyai fungsi : 1 koordinasi, 2 komando, dan 3 pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya
2.1.2 Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara
Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional adalah unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk mempercepat dan mendekatkan fungsi
bantuan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan pada kejadian bencana Depkes RI, 2007. PPK Regional Sumatera Utara yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679MenkesSKVI2007 diharapkan mampu mengantisipasi krisis kesehatan secara efektif-efisien, terencana,
terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh serta mempunyai kemampuan merespons dengan segera melalui pengerahan sumber daya kesehatan yang ada di wilayah
Universitas Sumatera Utara
kerjanya. Pengorganisasian tersebut merupakan keterpaduan dari institusi Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Kesehatan Kodam IBB, Kedokteran dan Kesehatan
Polda Sumut, dan Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 679MenkesSKVI2007.
Penanggulangan krisis kesehatan akibat wabah dan bencana diawali tahun 1991, dengan pembentukan kelompok kerja, berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI
Nomor 360MenkesSKVI1991, tanggal 2461991. Tahun 1995, dibentuk unit fungsional Pusat Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, berdasarkan Surat
Keputusan Menkes RI Nomor 594MenkesVI1995, tanggal 761995. Tiga tahun kemudian, tahun 1998 berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor
942MenkesIX1998, tanggal 291998, dibentuk Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Crisis Center di Lingkungan Departemen Kesehatan. Tahun 2000,
berdasar Surat Keputusan Menkes RI Nomor 726MenkesSKIV2000, tanggal 2442000, dibentuk unit struktural Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan
PPMK. Tahun 2001, berdasarkan keputusan bersama Menkes dan Mensos, dibentuk Direktorat Jenderal Penanggulangan Masalah Sosial dan Kesehatan.
Peristiwa gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara tahun 2004 dan gempabumi Nias tahun 2005, telah merenggut korban jiwa dalam jumlah besar
dan menimbulkan krisis kesehatan. Peristiwa ini menjadi inspirasi proses pembelajaran bahwa petugas kesehatan dituntut siap siaga setiap saat dan perlu
adanya upaya untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan kesehatan secara terkoordinasi. Dengan dasar ini kemudian ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Nomor 783MenkesSKII2006, tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, yang berjumlah 9 regional, yaitu Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Daerah Ibukota Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Regionalisasi Pusat Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, diperbaharui kembali guna optimalisasi kinerjanya dengan dikembangkan subregional
Sumatera Barat dan subregional Papua, berdasarkan Surat Keputusan Menkes Nomor 679MenkesSKVI2007, tentang Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Regional. Tugas dan wewenang Departemen Kesehatan adalah merumuskan kebijakan, memberikan standar dan arahan serta mengkoordinasikan penanganan
krisis kesehatan dan masalah kesehatan lainnya dalam tahap prabencana, saat bencana dan pascabencana.
Fungsi PPK Kesehatan Regional, adalah sebagai: 1 pusat dukungan operasional kesehatan, 2 pusat pengendalian bantuan kesehatan, 3 pusat rujukan
kesehatan, dan 4 pusat informasi kesehatan atau media senter, bekerja 24 jam yang mempunyai link dengan Departemen Kesehatan RI Pusat. Provinsi Sumatera Utara
ditunjuk sebagai PPK Kesehatan Regional, karena 1 ada rumah sakit rujukanpendidikan, yaitu RSUP H. Adam Malik, 2 memiliki akses transportasi ke
beberapa wilayah darat, laut dan udara, 3 memiliki sumber daya manusia yang sangat memadai, dan 4 memiliki sarana penunjang yang baik.
Wilayah kerja organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Riau Kepulauan dalam penyelenggaraan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Depkes RI, 2007.
2.1.3 Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Sumatera Utara
a. Visi
Visi organisasi Pusat Penanggulangan Krisis PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, yaitu “Terwujudnya Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan lain
secara Cepat, Tepat dan Terpadu Menuju Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.
b. Misi
Misi organisasi PPK Kesehatan Regional Sumatera Utara, meliputi 1 menggerakan upaya penanganan krisis dan masalah kesehatan lain yang lebih
bernuasa pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan daripada tanggap darurat dan rehabilitasi; 2 memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau secara profesional; 3 meningkatkan keterpaduan penyelenggaraan penanganan krisis dan masalah kesehatan lain; 4 menumbuhkan
kemandirian masyarakat dalam penanganan krisis dan masalah kesehatan lain; dan 5 menyediakan informasi secara cepat, tepat dan akurat untuk penanganan krisis
dan masalah kesehatan lain.
c. Kebijakan
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan organisasi PPK Kesehatan, meliputi 1 penanganan krisis dan masalah kesehatan lain lebih menitik beratkan kepada upaya sebelum terjadi;
2 pengorganisasian penanganan krisis dan masalah kesehatan lain tingkat Provinsi dan KabupatenKota, dilaksanakan dengan semangat desentralisasi dan otonomi;
3 penanganan krisis dan masalah kesehatan lain diselenggarakan dengan memperkuat koordinasi dan kemitraan baik di tingkat Pusat maupun Daerah;
4 pemantapan jaringan lintas program dan lintas sektor dalam penanganan krisis dan masalah kesehatan lain; 5 pemantapan sistem informasi dan komunikasi
penanganan krisis dan masalah kesehatan lain; 6 peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat guna menunjang kemandirian masyarakat dalam
penanganan krisis kesehatan dan masalah lain; 7 pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan dalam penanganan krisis dan masalah kesehatan lain di atur secara berjenjang; 8 setiap korban akibat krisis dan masalah kesehatan lain mendapatkan
pelayanan kesehatan sesegera mungkin secara optimal dan manusiawi dan responsif gender; 9 pada masa tanggap darurat, pelayanan kesehatan dijamin oleh pemerintah
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan pelayanan kesehatan pasca tanggap darurat disesuaikan dengan kebijakan Menteri Kesehatan dan Pemerintah Daerah; dan
10 pemantapan regionalisasi penanganan krisis kesehatan dan masalah kesehatan lain untuk mempercepat respons.
d. Strategi