2.  Kapasitas  guru  yang  mengajar  dan  membimbing  siswa,  seperti  latar belakang  pendidikan,  penguasaan  keilmuan,  baik  kontent  ataupun
metodologis, dan kemampuan mengajar. 3.  Sarana pendidikan, yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media yang
digunakan guru, dan buku sumber belajar.
2.1.3. Model Pembelajaran
Secara  sederhana,  istilah  pembelajaran  instruction  bermakna  sebagai upaya  untuk  membelajarkan  seseorang  atau  kelompok  orang  melalui  berbagai
upaya effort dan berbagai strategi. Menurut corey dalam  Abdul Majid 2013:4 juga mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang  secara  disengaja  dikelola  untuk  memungkinkan  ia  turut  serta  dalam tingkah laku tertentu.
Pada  prinsipnya,  pembelajaran  tidak  hanya  terbatas  pada  event-event  yang dilakukan  oleh  guru,  tetapi  mencakup  semua  events  yang  mempunyai  pengaruh
langsung  pada  proses  belajar  yang  meliputi  kejadian-kejadian  yang  diturunkan dari  bahan-bahan  cetak,  gambar,  program  radio,  televisi,  film,  slide  maupun
kombinasi dari bahan-bahan tersebut Majid, 2013:4
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif
Model  pembelajaran  di  kelas  terdiri  dari  berbagai  macam  salah  satunya yaitu  model  pembelajaran  kooperatif.  Menurut  Agus  Suprijono  2009:  54
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk  yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh  guru.  Model  pembelajaran  kooperatif  bertujuan  untuk  melatih  peserta  didik untuk  bekerja sama dengan peserta didik lain dalam memecahkan suatu  masalah
yang diberikan oleh guru. Ciri
– pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 1.  Siswa  bekerja  dalam  keompok  secara  kooperatif  untuk  menyelesaikan  materi
belajar. 2.  Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3.  Bila mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya dan jenis yang berbeda
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individual.
Jadi, pada model pembelajaran kooperatif ini pembagian anggota kelompok seimbang antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
2.1.5. Pembelajaran Koopertif Tipe Two Stay Two Stray TSTS
Menurut  Anita  Lie  2010:61  mengatakan  bahwa  model  pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah struktur dua tunggal dua tamu memberi kesempatan
kepada kelompok untuk  membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Teknik  ini  biasa  digunakan  dalam  semua  mata  pelajaran  dan  untuk  semua
tingkatan  usia  peserta  didik.hal  ini  dilakukan  karena  banyak  kegiatan  belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri
dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Terdapat  beberapa  model  pembelajaran  kooperatif  antara  lain  :  Mencari
pasangan, bertukar pasangan, berpikir berpasangan berempat, berkirim salam dan
soal,  kepala  bernomor  terstruktur,    TSTS,  keliling  kelompok,  kancing gemerincing,  keliling  kelas,  lingkaran  kecil  lingkaran  besar,  tari  bambu,  jigsaw,
dan  cerita  berpasangan  Lie,  2010:55.  Dari  pengertian  metode  TSTS  bahwa metode  ini  mempunyai  ciri  khusus  yaitu  pembelajaran  dengan  kelompok  yang
terdiri  dari  4  orang,  dimana  2  orang  tinggal  dikelompoknya  sebagai  sumber informasi dan 2 orang lagi bertamu untuk mencari informasi dari kelompok lain
Adapun teknik dalam  model TSTS Lie, 2010:62 adalah sebagai berikut : 1 Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa; 2 setelah selesai,
dua  orang  dari  masing-masing  kelompok  akan  meninggalkan  kelompoknya  dan masing-masing  bertamu  ke  dua  kelompok  yang  lain;  3  dua  orang  yang  tinggal
dalam kelompok bertugas membagikanhasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka;  4  Tamu  mohon  diri  dan  kembali  ke  kelompok  mereka  sendiri  dan
melaporkan  temuan  mereka  dari  kelompok  lain;  5  kelompok  mencocokan  dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
Berikut ini pola pembelajaran kooperatif teknik TSTS:
Gambar 2.1 Pola Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS A1                         B1
C1                         D1
A3                         B3 C3                         D3
A2                          B2 C2                          D2
Kelompok 2 Kelompok 3
Kelompok 1
B2 C3
C2 B1
C1 B3
Adapun  kelebihan  dari  pembelajaran  kooperatif  Tipe  TSTS  adalah  sebagai berikut  :  model  pembelajaran  ini  dapat  diterapkan  pada  semua  kelastingkatan,
lebih berorientasi pada keaktifan siswa, dapat menciptakan interaksi positif antar siswa  dan  antara  guru  dengan  siswa,  sehingga  iklim  pembelajaran  menjadi  lebih
kondusif, membantu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, memberikan kesempatan  terhadap  siswa  untuk  menemukan  konsep  sendiri  dengan  cara
memecahkan  masalah  dan  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk menciptakan
kreatifitas dalam
melakukan komunikasi
dengan teman
sekelompoknya.  Kekurangan  dari  model  pembelajaran  ini  yaitu  membutuhkan ebih  banyak  waktu,  membutuhkan  sosialisasi  yang  lebih  baik,  jumlah  genap
menyuitkan  proses  pengambilan  suara  dan  kurang  kesempatan  untuk  kontribusi individu  dan  mudah  melepaskan  diri  dari  keterlibatan.  Jadi,  dapat  disimpulkan
bahwa  pembentukan  kelompok-kelompok  belajar  yang  heterogen  ditinjau  dari segi  jenis  kelamin  dan  kemampuan  akademis  maka  dalam  satu  kelompok  terdiri
dari  satu  orang  berkemampuan  akademis  tinggi,  dua  orang  yang  berkemampuan akademis  sedang,  dan  satu  siswa  berkemampuan  kurang,  di  daam  kelas  yang
berjumlah  genap  yang  dapat  dibagi  menjadi  empat  siswa  dalam  kelompok tersebut.
2.1.6. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok