Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

Adapun kelebihan dari pembelajaran kooperatif Tipe TSTS adalah sebagai berikut : model pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua kelastingkatan, lebih berorientasi pada keaktifan siswa, dapat menciptakan interaksi positif antar siswa dan antara guru dengan siswa, sehingga iklim pembelajaran menjadi lebih kondusif, membantu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menemukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya. Kekurangan dari model pembelajaran ini yaitu membutuhkan ebih banyak waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, jumlah genap menyuitkan proses pengambilan suara dan kurang kesempatan untuk kontribusi individu dan mudah melepaskan diri dari keterlibatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang yang berkemampuan akademis sedang, dan satu siswa berkemampuan kurang, di daam kelas yang berjumlah genap yang dapat dibagi menjadi empat siswa dalam kelompok tersebut.

2.1.6. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

Pengertian diskusi ditinjau dari segi bahasa dan istilah meliputi, diskusi berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “to examine”,”investigate”memeriksa, menyelidiki. “Discuture” berasal dari akar kata “dis” dan “cuture”. Dis artinya terpisah dan cuturu artinya menggoncang atau memikul. Secara et imologi, “discuture” berarti suatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikannya. Diskusi secara umum adaah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih,berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saing tukar informasi information sharing, saling mempertahankan pendapat self maintenance dalam memecahkan suatu masalah tertentu probelem solving. Metode diskusi menurut Drs. M. Basyiruddin Usman M.Pd, adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbu dansaling mengaduargumentasi secara rasional dan objektif. Dengan demikian dapat dismpulakn bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara atau metode dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu mempelajari bahan materi pengajaran dan mendiskusikannya secara berkelompok, bertukar ide, argumentasi dan referensi dalam upaya untuk mencari solusi atau jawaban dari permasalahan yang terdapat pada suatu mata pelajaran sehingga dapat mencapai hasil dan tujuan pembelajaran secara aktif dan efektif. Langkah langkah pembelajaran diskusi kelompok Langkah-langkah pembelajaran diskusi kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Langkah persiapan, yaitu terdiri dari : a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi tersebut. b. Menentukan diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapi. c. Menetapkan masalah yang akan dibahas. d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi. 2. Pelaksanaan diskusi dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran dalam proses diskusi kelompok. b. Menyajikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam diskusi tersebut. c. Melaksanakan diskusi dengan aturan yang telah diterapkan. d. Pada proses diskusi kelompok setiap siswa diberi kesempatan untuk mengeuarkan gagasan dan ide-idenya. 3. Menutup diskusi a. Membuat ringkasan dari pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan yang akan disampaikan. b. Mereview jalannya kegiatan diskusi kelompok. Kelebihan Metode Diskusi Kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Memperluas wawasan siswa 2. Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahakan masalah. 3. Membutuhkan partisipasi siswa menjadi ebih aktif. 4. Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. Kelemahan Metode Diskusi Kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Kemungkinan diskusi dikuasai siswa yang suka berbicara atau yang menonjolkan diri. 2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. 3. Peserta mendapat informasi yang terbatas. 4. Menyerap waktu yang cukup banyak. 5. Tidak semua guru memahami cara siswa melakukan diskusi.

2.1.7. Minat

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Nege

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Nege

0 2 14

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9