Gambaran Minat Siswa pada Kelas V di SD Negeri 03 Kertayasa Banjarnegara

pada kelas V SDN 03 Kertayasa Banjarnegara. Sebaliknya semakin rendah persepsi siswa maka semakin rendah pula minat siswa pada V SDN 03 Kertayasa Banjarnegara.

4.5 Analisis Deskriptif

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Untuk menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode statistik digunakan untuk mencari tahu besarnya Mean Hipotetik Mean Teoritik, dan Standard Deviasi ࠭ dengan mendasarkan pada jumlah item, dan skor maksimal serta skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban.

4.5.1 Gambaran Minat Siswa pada Kelas V di SD Negeri 03 Kertayasa Banjarnegara

Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala minat, dimana skala tersebut disusun berdasarkan aspek-aspek yang menyusunnya. Oleh karenanya, gambaran minat dapat ditinjau baik secara umum maupun spesifik ditinjau dari tiap aspek. Berikut merupakan gambaran minat yang ditinjau secara umum dan spesifik. 4.5.1.1 Gambaran Umum Minat Siswa pada Kelas V di SD Negeri 03 Kertayasa Banjarnegara Kriteria analisis untuk skala minat menggunakan kriteria rendah, sedang, dan tinggi. Penggolongan kriteria ke dalam tiga kategori adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Penggolongan Kriteria Analisis Minat Berdasar Mean Hipotetik Interval Kriteria X ≤ µ – 1,5 ࠬ Rendah µ – 0,5 ࠬ X ≤ µ + 0,5 ࠬ Sedang µ + 0,5 ࠬ X Tinggi Keterangan: µ = Mean Teoritik ࠬ = Standar Deviasi X = Skor Berdasarkan penggolongan kriteria di atas diperoleh perhitungan gambaran umum dari minat sebagai berikut: Jumlah item = 25 Skor tertinggi = 25 x 4 = 100 Skor terendah = 25 x 1 = 25 Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 100 + 25 : 2 = 62,5 = 62 Standar Deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 = 100 - 25 : 6 = 12,5 = 12 Perhitungan gambaran secara umum minat siswa di atas diperoleh µ = 62 dan SD = 12. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: µ - 1,5 SD = 62 - 1,5 12 = 44 µ + 0,5 SD = 62 + 0,5 12 = 68 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi minat siswa responden sebagai berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Minat Siswa Responden Kriteria Interval ∑ Subjek Rendah X ≤ 44 - Sedang 44 X ≤ 68 6 11,3 Tinggi 68 X 47 88,7 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat minat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase responden yang tergolong kriteria rendah sebanyak 0, sedang 11,3 sedangkan tergolong kriteria tinggi 88,7 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram presentase dibawah ini: 11,3 88,7 Gambaran Umum Minat Siswa Rendah Sedang Tinggi Gambar 4.1 Diagram Gambaran Umum Minat Siswa 4.5.1.2 Gambaran Spesifik Minat Siswa pada Kelas V di SD Negeri 03 Kertayasa Banjarnegara Ditinjau dari Tiap Aspek Minat dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan. Gambaran dari tiap aspek dari minat dijelaskan sebagai berikut: 4.5.1.2.1 Aspek Perhatian Gambaran minat responden berdasarkan aspek perhatian dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item = 8 Skor tertinggi = 8 x 4 = 32 Skor terendah = 8 x 1 = 8 Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 32 + 8 : 2 = 20 Standar Deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 = 32 - 8 : 6 = 4 Perhitungan gambaran minat siswa berdasarkan aspek pengetahuan di atas diperoleh µ = 20 dan SD = 4. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: µ - 1,5 SD = 20 - 1,5 4 = 14 µ + 0,5 SD = 20 + 0,5 4 = 22 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi minat responden ditinjau dari aspek perhatian sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Minat Siswa Responden Ditinjau dari Aspek Perhatian Kriteria Interval ∑ Subjek Rendah X ≤ 14 - Sedang 14 X ≤ 22 3 5,7 Tinggi 22 X 50 94,3 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat minat yang tinggi ditinjau dari aspek pengetahuan. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase responden yang tergolong kriteria rendah sebanyak 0, tergolong kriteria sedang 5,7, sedangkan 94,3 tergolong tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram presentase dibawah ini: Gambar 4.2 Diagram Minat Siswa Ditinjau dari Aspek Perhatian 4.5.1.2.2 Aspek Ketertarikan Gambaran minat responden berdasarkan aspek ketertarikan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item = 11 Skor tertinggi = 11 x 4 = 44 Skor terendah = 11 x 1 = 11 Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 44 + 11 : 2 = 27,5 = 27 Standar Deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 = 44 - 11 : 6 = 5,5 = 5 Perhitungan gambaran minat siswa berdasarkan aspek ketertarikan di atas diperoleh µ = 27 dan SD = 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: µ - 1,5 SD = 27 - 1,5 5 = 19,5 = 19 µ + 0,5 SD = 27 + 0,5 5 = 29,5 = 29 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi minat responden ditinjau dari aspek ketertarikan sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Minat Siswa Responden Ditinjau dari Aspek Ketertarikan Kriteria Interval ∑ Subjek Rendah X ≤ 19 - Sedang 19 X ≤ 29 5 9,4 Tinggi 29 X 48 90,5 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat minat yang tinggi ditinjau dari aspek ketertarikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase responden yang tergolong kriteria rendah sebanyak 0, tergolong kriteria sedang 9,4, sedangkan 90,5 tergolong tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram presentase dibawah ini: Gambar 4.3 Diagram Minat Siswa Ditinjau dari Aspek Ketertarikan 4.5.1.2.3 Aspek Keinginan Gambaran minat responden berdasarkan aspek keinginan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item = 4 Skor tertinggi = 4 x 4 = 16 Skor terendah = 4 x 1 = 4 Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 16 + 4 : 2 = 10 Standar Deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 = 16 – 4 : 6 = 2 Perhitungan gambaran minat siswa berdasarkan aspek keinginan di atas diperoleh µ = 10 dan SD = 2. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: µ - 1,5 SD = 10 - 1,5 2 = 7 µ + 0,5 SD = 10 + 0,5 2 = 11 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi minat responden ditinjau dari aspek keinginan sebagai berikut: Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Minat Siswa Responden Ditinjau dari Aspek Keinginan Kriteria Interval ∑ Subjek Rendah X ≤ 7 1 1,9 Sedang 7 X ≤ 11 15 28,3 Tinggi 11 X 37 69,8 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat minat yang tinggi ditinjau dari aspek keinginan. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase responden yang tergolong kriteria rendah sebanyak 1,9, tergolong kriteria sedang sebanyak 28,3, sedangkan 69,8 tergolong kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram presentase dibawah ini: Gambar 4.4 Diagram Minat Siswa Ditinjau dari Aspek Keinginan 4. 5. 1. 2. 4 Aspek Keyakinan Gambaran minat responden berdasarkan aspek keyakinan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item = 2 Skor tertinggi = 2 x 4 = 8 Skor terendah = 2 x 1 = 2 Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 8 + 2 : 2 = 5 Standar Deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 = 8 – 2 : 6 = 0 Perhitungan gambaran minat siswa berdasarkan aspek keyakinan di atas diperoleh µ = 2 dan SD = 0. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut: µ - 1,5 SD = 5 - 1,5 0 = 5 µ + 0,5 SD = 5 + 0,5 0 = 5 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi minat responden ditinjau dari aspek keyakinan sebagai berikut: Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Minat Responden Ditinjau dari Aspek Keyakinan Kriteria Interval ∑ Subjek Rendah X ≤ 5 6 11,3 Sedang 5 X ≤ 5 9 17 Tinggi 5 X 38 71,7 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat persepsi yang tinggi ditinjau dari aspek keyakinan. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase responden yang tergolong kriteria rendah sebanyak 11,3, tergolong kriteria sedang sebanyak 17, sedangkan 71,7 tergolong kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram presentase dibawah ini: Gambar 4.5 Diagram Minat Ditinjau dari Aspek Keyakinan Secara keseluruhan, ringkasan analisis minat tiap aspek dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Ringkasan Analisis Minat Tiap Aspek Aspek Kriteria Rendah Sedang Tinggi Perhatian 5,7 94,3 Ketertarikan 9,4 90,5 Keinginan 1,9 28,3 69,8 Keyakinan 11,3 17 71,7 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa hampir semua aspek pada variabel minat siswa tergolong dalam kriteria tinggi. Dapat dilihat untuk kriteria rendah dari aspek perhatian 0, aspek ketertarikan 0, aspek keinginan 1,9 dan aspek keyakinan 11,3. Presentase untuk kriteria sedang dari aspek perhatian 5,7, aspek ketertarikan 9,4, aspek keinginan 28,3 dan aspek keyakinan 17. Sedangkan untuk kriteria tinggi, aspek perhatian 94,3, aspek ketertarikan 90,5, aspek keinginan 69,8 dan aspek keyakinan 71,7. Diagram presentase ringkasan analisis minat siswa tiap aspek dapat dilihat di bawah ini: Gambar 4.6 Analisis Minat Tiap Aspek Penjelasan kriteria minat siswa tiap aspek di atas disusun berdasarkan kriteria distribusi normal, sedangkan untuk menentukan aspek mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel minat siswa dapat ditentukan dengan membandingkan mean empirik tiap aspek. Untuk menentukan nilai mean empirik dapat dicari dengan membagi jumlah skor item pada tiap aspek dengan jumlah item dan dibagi jumlah subjek. Adapun perbandingan mean teoritik dan mean empirik tiap aspek dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik Minat Tiap Aspek Aspek Mean Teoritik Mean Empirik Perhatian 20 3,41 Ketertarikan 27 3,29 Keinginan 10 3,23 Keyakinan 5 3,01 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek yang mempunyai nilai mean empirik terbesar adalah aspek ketertarikan, dengan nilai mean empirik sebesar 3,41 yang berarti aspek perhatian mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan tinggi rendahnya minat siswa.

4.5.2 Gambaran Persepsi Siswa pada Kelas V di SD Negeri 03 Kertayasa

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dengan Aktifitas Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Matematika Kelas II Semester $ Di SMKN4 Jember.Tahun Pelajaran 2000/2001

0 4 92

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 10 17

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 2 19

PENDAHULUAN Peningkatan Aktifitas Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Malanggaten Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

0 1 7

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Cihonje tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 141

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GEBANGSARI KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA MINAT, FASILITAS DAN PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP SE-KECAMATAN KASIHAN

0 0 10

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA PADA GURU DAN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD PERCOBAAN 3 PAKEM TAHUN AJARAN 20102011

0 1 168