4. Cara pemberitahuan dibuat seefektif atas persetujuan hakim dengan tujuan agar anggota kelas mengetahui adanya prosedur class action.
Terdapat dua jenis notifikasi atau pemberitahuan, yaitu mekanisme opt out dan mekanisme opt in.
Opt out, prosedur dimana anggota kelaskelompok yang didefinisikan secara umum dalam anggota class actions diberitahukan di media massa cetakelektronik-
public notice. Pihak-pihak yang termasuk dalam definisi umum, diberi kesempatan dalam jangka waktu tertentu untuk menyatakan keluar dari kasus gugatan class actions apabila tidak
ingin dilibatkan dalam gugatan class action, sehingga putusan pengadilan tidak memihak dirinya
39
. Opt In adalah prosedur yang mensyaratkan penggugat wakil kelas untuk
memperlihatkan persetujuan tertulis dari seluruh anggota kelas. Apabila diberlakukan prosedur ini, prosedurnya sama dengan gugatan perdata biasa yang bersifat massal, dimana
masing-masing anggota kelas memberikan surat kuasa kepada kuasa hukum
40
.Notifikasi pada gugatan class action menggunakan mekanisme opt out.
5. Proses Pengajuan Class Action
Proses pengajuan class action sebagaimana diatur dalam Perma nomor 1 tahun 2002 adalah sebagai berikut:
1. Pemberian kuasa oleh wakil kelompok pada kuasa hukumnya; 2. Gugatan didaftarkan pada pengadilan negeri; gugatan harus memuat:
41
a. Identitas lengkap dan jelas wakil kelompok; b. Defenisi kelompok secara rinci dan spesifik, walaupun tanpa menyebutkan nama
anggota kelompok satu persatu; c. Keterangan tentang anggota kelompok yang diperlukan dalam kaitan dengan
kewajiban melakukan pemberitahuan; d. Posita dari seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota kelompok, yang
teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang dikemukakan secara jelas dan terinci;
39 Ibid slide 10 40 Ibid
41 Pasal 3 Perma nomor 1 tahun 2002
e. Dalam satu gugatan perwakilan, dapat dikelompokkan beberapa bagian kelompok atau sub kelompok, jika tuntutan tidak sama karena sifat dan kerugian yang berbeda;
f. Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan secara jelas dan rinci, memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara pendistribusian ganti kerugian kepada
keseluruhan anggota kelompok termasuk usulan tentang pembentukan tim atau panel yang membantu memperlancar pendistribusian ganti kerugian.
3. Seperti pada hukum acara perdata, terlebih dahulu harus diupayakan mediasi; 4. Apabila mediasi berhasil maka akan menghasilkan akta perdamaian, jika tidak maka
proses litigasi akan berlanjut; 5. Proses Verifikasi;
6. Proses Notifiksai; 7. Tahap jawab menjawab dan pembuktian dalam persidangan;
8. Putusan hakim. Dalam hal gugatan ganti rugi dikabulkan, hakim wajib memutuskan jumlah ganti rugi secara rinci, penentuan kelompok danatau sub kelompok yang berhak,
mekanisme pendistribusian ganti rugi dan langkah-langkah yang wajib ditempuh oleh wakil kelompok dalam proses penetapan dan pendistribusian seperti halnya kewajiban
melakukan pemberitahuan atau notifikasi.
42
42 Ibid pasal 9