Upaya Hukum Kasasi Resume Hukum Acara Perdata

termohon kasasi berhak menanggapi memori kasasi dengan mengajukan kontra memori kasasi 31 . pasal 47 UU No.14 tahun 1985. Hal yang juga berbeda dengan tingkat banding adalah alasan pengajuan kasasi.Alasan pengajuannya bersifat limitatif, dengan tidak dapat didasarkan kepada ketidakpuasan salah satu pihak saja.Pasal 30 UU no 14 tahun 1985 menentukan alasan pengajuan kasasi sebagai berikut : 1. Hakim pemutus perkara tidak berwenang baik secara absolute maupun relatif atau melampaui batas kewenangannya. 2. Hakim salah menerapkan hukum yang berlaku atau melanggar hukum yang berlaku 3. Hakim lalai memenuhi syarat – syarat yang diajukan peraturan perundang – undangan yang karena lalainya itu dapat menyebabkan batalnya putusan.Misalnya hakim tidak menyatakan siding terbuka untuk umum.

5. Upaya Hukum Luar Biasa: Peninjauan Kembali

Mengenai peninjauan kembali, diatur dalam pasal 66 sampai dengan pasal 77 UU no. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan pada UU no. 5 tahun 2004 tentang perubahan atas UU no 14 tahun 1985.Peninjauan Kembali menurut pasal 23 ayat 1 UU No 4 tahun 2004 hanya dapat diajukan apabila terdapat hal-hal atau keadaan-keadaan yang ditentukan dengan UU, terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat dimintakan PK kepada MA dalam perkara perdata dan pidana oleh pihak-pihak yg berkepentingan. Berdasarkan pasal 66 ayat 1 UU 14 tahun 1985 Terhadap putusan Peninjauan Kembali tidak dapat dilakukan Peninjauan Kembali.Jadi, Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan hanya 1 satu kali.Misalnya penggugat mengajukan PK dan dikabulkan, maka tidak ada lagi pihak yang mengajukan PK terhadap PK tersebut.Kemudian pasal 67 UU no 14 tahun 1985 menentukan alasan – alasan Pengajuan PK, yaitu antara lain : 1. Bila putusan didasarkan pada tipu muslihat atau pada bukti yang palsu yang harus diketahui setelah kasasi diputus; 2. Bila setelah perkara diputus, ternyata ditemukan surat-surat bukti baru yang baru ditemukan dan bersifat menentukan, yang tidak dapat ditentukan saat pemeriksaan perkara; 3. Bila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau melebihi hal yang dituntut sehingga melanggar pasal 178 HIR; 4. Bila mengenai bagian dari tuntutan yang brlum diputus tanpa dipertimbangkan sebab – sebabnya; 31 Ibid hlm 170 5. Apabila antara pihak-pihak yg sama oleh pengadilan yg sama atau sama tingkatannya telah diberikan putusan yg bertentangan satu dengan yg lain; 6. Apabila dalam satu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. Tengggang waktu pengajuan PK diatur dalam pasal 69 UU no 14 tahun 1985, yaitu 180 hari sejak keputusan BHT diketahui para pihak.Kemudian pasal 70 UU no 14 tahun 1985 menentukan permohonan PK diajukan kepada MA melalui Ketua Pengadilan Negeri dalam tingkat pertama yang memutus perkara tersebut.

6. Upaya Hukum Luar Biasa: Derdenverzet

Derdenverzet merupakan perlawanan pihak ketiga terhadap putusan apabila hak – hak pihak ketiga tersebut dirugikan 32 .Dasar hukumnya adalah pasal 378 Rv.Adanya derdenverzet ini adalah berdasarkan pasal 1917 KUHPerdata yang menekankan putusan tidak mengikat pihak ketiga, sehingga pihak ketiga dapat mengutarakan keberatannya dengan adanya upaya hukum derdenverzet ini. 32 Ibid hlm 144