Pengertian Putusan dan Jenis-Jenisnya

tetap.Putusan perdamaian dijatuhkan apabila perkara selesai ditahap perdamaian.Para pihak dihukum untuk memenuhi segala hal yang sudah diperjanjikan dalam perjanjian perdamaian sebelumnya.Putusan perdamaian memiliki kekuatan hukum yang sama dengan kekuatan putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. 19 Putusan gugur, verstek, dan putusan contradictoir adalah putusan yang berkaitan dengan kehadiran para pihak.Putusan gugur diatur dalam pasal 124 HIR, yaitu putusan yang dijatuhkan kepada penggugat yang tidak hadir pada siding hari pertama tanpa alasan yang sah padahal sudah dipanggil secara sah dan patut.Pada putusan verstek, putusan verstek dijatuhkan karena tergugat tidak hadir pada siding hari pertama walaupun telah dipanggil secara sah dan patut.Putusan verstek diatur dalam pasal 125 HIR.Sedangkan putusan contradictoir dijatuhkan dalam hal tergugat pernah datang di persidangan, namun tidak datang lagi di sidang-sidang berikutnya.Lain lagi halnya dengan putusan serta merta.Putusan serta merta adalah putusan yang dijatuhkan terlebih dahulu uit voorbar bij voorad walupun terhadap putusan tersebut terdapat suatu upaya hukum.Putusan serta merta diatur dalam pasal 180 ayat 1 HIR.Sedangkan putusan berkekuatan hukum tetap merupakan putusan yang sudah tidak lai diajukan upaya hukum biasa seperti perlawanan, banding, dan kasasi, namun terhadap putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dapat diajukan upaya hukum luar biasa.

2. Asas-asas dalam Putusan

Beberapa asas – asas putusan baik yang diatur dalam HIR dan UU Kekuasaan Kehakiman akan dijelaskan sebagai berikut. 20 1. Memuat Dasar Alasan yang Jelas dan Rinci Berdasarkan asas ini setiap putusan yang dijatuhkan oleh hakim harus berdasarkan pertimbangan yang jelas dan cukup.Hal ini ditegaskan dalam pasal 25 ayat 1 UU Kekuasaan Kehakiman. 2. Wajib Mengadili Seluruh Bagian Gugatan Asas yang diatur dalam pasal 178 ayat 2 HIR dan pasal 50 RV ini, maksudnya adalah dalam setiap putusan hakim harus secara menyuluruh memeriksa dan mengadili setiap segi gugatan yang diajukan. 3. Diucapkan di Muka Umum 19 Putusan MA no. 1038 KSip1973 tertanggal 1 Agustus 1973 20 Heikhal A.S. Pane, ”Penerapan Uitvoerbaar bij Voorraad Dalam Putusan Hakim Pada Pengadilan Tingkat Pertama, Skripsi Universitas Indonesia, 2009, Depok. Dijelaskan dalam pasal 20 Undang-Undang No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa setiap putusan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam siding terbuka untuk umum.Jadi dalam hal ini setiap putusan harus diucapkan di depan siding yang dibuka untuk umum.Namun hal ini tidak menyebabkan suatu putusan yang diatur dalam undang – undang harus tertutup menjadi tidak berkekuatan hukum.Putusan – putusan tersebut, atau biasanya disebut penetapan tetap mengikuti pengaturannya yang menyatakan tertutup tersebut.

3. Tata cara Penyampaian Putusan

Mula – mula putusan ditentukan dengan hakim melakukan sidang permusyawaratan hakim yang sifatnya rahasia, yang setiap hakim wajib menyampaikan pertimbangannya dan apabila tidak tercapai mufakat bulat, maka pendapat hakim yang berbeda wajib dimuat dalam putusan sebagai dissenting opinion.Kemudian setelah mencapai mufakat, Putusan Hakim tersebut harus dibacakan di depan persidangan yang terbuka untuk umum.

4. Sistematika Putusan

Berdasarkan pasal 184 HIR suatu putusan hakim harus berisi: a. Suatu keterangan singkat tetapi jelas dari isi gugatan dan jawaban. b. Alasan-alasan yang dipakai sebagai dasar dari putusan hakim. c. Keputusan hakim tentang pokok perkara dan tentang ongkos perkara. d. Keterangan apakah pihak-pihak yang berperkara hadir pada waktu keputusan itu dijatuhkan. e. Kalau keputusan itu didasarkan atas suatu undang-undang, ini harus disebutkan. f. Tandatangan hakim dan panitera. Kemudian pasal 23 UU No. 141970 menentukan isi keputusan pengadilan selain harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan, juga harus memuat pula pasal-pasal tertentu dari perturan–peraturan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.Berdasarkan pengaturan – pengaturan tersebut, maka dapat ditentukan sistematika suatu putusan biasanya berisikan hal – hal sebagai berikut : 1. Kepala putusan