putusan akan dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang kalah.Dalam hal ini pihak yang menang dapat meminta bantuan pihak pengadilan untuk memaksakan eksekusi putusan, sesuai
dengan ketentuan pasal 196 HIR. Putusan Pengadilan yang dapat dilaksanakan adalah putusan
yang mempunyai kekuatan eksekutorial. Ada pun yang memberikan kekuatan eksekutorial pada putusan Pengadilan terletak pada kepada putusan yang berbuyi “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di samping itu putusan Pengadilan yang mempunyai titel eksekutorial adalah putusan yang bersifat atau yang mengandung amar “condemnatoir”,
sedangkan putusan Pengadilan yang bersifat deklaratoir dan constitutif tidak dilaksanakan eksekusi karena tidak memerlukan eksekusi dalam menjalankannya.
21
2. Asas – asas dalam Eksekusi
Dalam pelaksanaan eksekusi dikenal beberapa asas yang harus dijadikan pedoman oleh pihak pengadilan, yaitu sebagai berikut
22
: a. Putusan Pengadilan harus sudah berkekuatan hukum tetap.Sifat putusan yang sudah
berkekuatan hukum tetap adalah tidak ada lagi upaya hukum, dalam bentuk putusan tingkat pertama, bisa juga dalam bentukputusan tingkat banding dan kasasi. Sifat dari putusan yang
sudah berkekuatan hukum tetap adalah litis finiri opperte
23
, maksudnya tidak bisa lagi disengketakan oleh pihak-pihakyang berperkara.
b. Putusan tidak dijalankan secara sukarela, Sesuai dengan ketentuan Pasal 196 HIR. dan Pasal 207 R.Bg maka ada dua cara menyelesaikan pelaksanaan putusan yaitu dengan cara sukarela
karena pihak yang kalah dengan sukarela melaksanakan putusan tersebut, dan dengan cara paksa melalui proses eksekusi oleh Pengadilan.
c. Putusan bersifat condemnatoir. Ciri - ciri putusan yang bersifat condemnatoir biasanya mengandung amar yang menyatakan :
1 Menghukum atau memerintahkan untuk “menyerahkan”. 2 Menghukum atau memerintahkan untuk “pengosongan”
3 Menghukum atau memerintahkan untuk “membagi” 4 Menghukum atau memerintahkan untuk “melakukan sesuatu”
5 Menghukum atau memerintahkan untuk “menghentikan” 6 Menghukum atau memerintahkan untuk “membayar”
21 Makalah Prof. Dr. H. ABDUL MANAN, SH.,SIP.,M.Hum,Hakim Agung MA, EKSEKUSI DAN
LELANG DALAM HUKUM ACARA PERDATA, hlm. 2, 18 September 2011, Jakarta. 22 Ibid hlm. 3
23 Ibid
7 Menghukum atau memerintahkan untuk “membongkar” 8 Menghukum atau memerintahkan untuk “tidak melakukan sesuatu”
d. Eksekusi di bawah pimpinan Ketua Pengadilan.Menurut Pasal 195 ayat 1 HIR dan Pasal 206 ayat 1 R.Bg yang berwenang melakukan eksekusi adalah Pengadilan yang memutus perkara
yang diminta eksekusi tersebut sesuai dengan kompetentsi relatif. Pengadilan tingkat banding tidak diperkenankan melaksanakan eksekusi.
3. Macam – Macam Eksekusi
Menurut Sudikno Mertokusumo terdapat tiga jenis eksekusi yaitu: 1 eksekusi putusan yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk membayar sejumlah
uang sebagaimana diatur dalam Pasal 196 HIR, dan Pasal 208 R.Bg. 2 eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melakukan sesuatu perbuatan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 225 HIR, dan Pasal 259 R.Bg. 3 eksekusi riil yaitu pelaksanaan putusan hakim yang memerintahkan mengosongkan benda
tetap kepada orang yang dikalahkan, tetapi perintah tersebut tidak di laksanakan secara sukarela. Eksekusi terakhir ini diatur dalam Pasal 1033 Rv. dalam Pasal 200 ayat 11
HIR, dan Pasal 218 ayat 2 R.Bg. hanya mengenal eksekusi riil dalam penjualan lelang.
4. Tahapan Eksekusi
A. Tata cara eksekusi riil 1 Permohonan pihak yang menang
Jika pihak yang kalah tidak bersedia melaksanakan putusan Pengadilan secara sukarela, maka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan yang
memutuskan perkara tersebut untuk dijalankan secara paksa hal-hal yang telah disebutkan dalam amar putusan.
Permohonan pengajuan eksekusi kepada Ketua Pengadilan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan oleh pihak yang menang agar putusan
tersebut dapat dijalankan secara paksa sebagaimana tersebut dalam Pasal 207 ayat 1 R.Bg. dan Pasal 196 HIR. Jika para pihak yang menang ingin putusan Pengadilan supaya
dijalankan secara paksa, maka ia harus membuat surat permohonan yang diajukan kepada Ketua Pengadilan yang memutus perkara, memohon agar putusan supaya dijalankan
secara paksa karena pihak yang kalah tidak mau melaksanakan isi putusan tersebut. Tanpa ada surat permohonan tersebut maka eksekusi tidak dapat dilaksanakan.
. 2 Penaksiran biaya eksekusi