Asas-asas dalam Putusan Resume Hukum Acara Perdata

Dijelaskan dalam pasal 20 Undang-Undang No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa setiap putusan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam siding terbuka untuk umum.Jadi dalam hal ini setiap putusan harus diucapkan di depan siding yang dibuka untuk umum.Namun hal ini tidak menyebabkan suatu putusan yang diatur dalam undang – undang harus tertutup menjadi tidak berkekuatan hukum.Putusan – putusan tersebut, atau biasanya disebut penetapan tetap mengikuti pengaturannya yang menyatakan tertutup tersebut.

3. Tata cara Penyampaian Putusan

Mula – mula putusan ditentukan dengan hakim melakukan sidang permusyawaratan hakim yang sifatnya rahasia, yang setiap hakim wajib menyampaikan pertimbangannya dan apabila tidak tercapai mufakat bulat, maka pendapat hakim yang berbeda wajib dimuat dalam putusan sebagai dissenting opinion.Kemudian setelah mencapai mufakat, Putusan Hakim tersebut harus dibacakan di depan persidangan yang terbuka untuk umum.

4. Sistematika Putusan

Berdasarkan pasal 184 HIR suatu putusan hakim harus berisi: a. Suatu keterangan singkat tetapi jelas dari isi gugatan dan jawaban. b. Alasan-alasan yang dipakai sebagai dasar dari putusan hakim. c. Keputusan hakim tentang pokok perkara dan tentang ongkos perkara. d. Keterangan apakah pihak-pihak yang berperkara hadir pada waktu keputusan itu dijatuhkan. e. Kalau keputusan itu didasarkan atas suatu undang-undang, ini harus disebutkan. f. Tandatangan hakim dan panitera. Kemudian pasal 23 UU No. 141970 menentukan isi keputusan pengadilan selain harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan, juga harus memuat pula pasal-pasal tertentu dari perturan–peraturan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.Berdasarkan pengaturan – pengaturan tersebut, maka dapat ditentukan sistematika suatu putusan biasanya berisikan hal – hal sebagai berikut : 1. Kepala putusan Pada bagian ini dicantumkan titel eksekutorial sebagai dasar bagi pelaksanaan dan eksekusi putusan. Contoh dari titel eksekutorial ini adalah pernyataan “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 2. Identitas para pihak yang berperkara Identitas yang dimuat harus lengkap dan jelas. 3. Pertimbangan-pertimbangan hukum dari hakim Bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu pertimbangan mengenai duduk perkara atau feitelijke gronden dan pertimbangan mengenai hukumnya sendiri atau rechts gronden. Dalam pertimbangan mengenai duduk perkara berisi apa saja yang muncul dalam persidangan secara lengkap, sedangkan dalam pertimbangan mengenai hukum berisi alasan-alasan hukum yang mendasari putusan hakim. 4. Amar putusan atau dictum Merupakan jawaban atas petitum dari suatu gugatan, bersifat deklaratif dan dispositif. Sifat deklaratif di sini berarti amar itu merupakan penerapan dari hubungan hukum yang disengketakan. 5. Tanda Tangan Setiap putusan harus ditandatangani oleh Majelis Hakim Ketua, Hakim Anggota, dan Panitera sebagaimana diatur dalam pasal 184 ayat 3 HIR dan pasal 24 UU no. 48 tahun 2009 BAB X EKSEKUSI

1. Pengertian Eksekusi

Pada prinsipnya, dalam perkara perdata pelaksanaan putusan pengadilan dilakukan oleh pihak yang dikalahkan. Akan tetapi, terkadang pihak yang kalah tidak mau menjalankan putusan secara sukarela. Sedangkan dalam peraturan perundang-undangan tidak diatur jangka waktu jika