Pihak – Pihak dalam Hukum Acara Perdata Kompetensi Mengadili

Untuk berperkara pada asasnya dikenakan biaya pasal pasal 2 ayat 4 UU No. 48 tahun 2009, 121 ayat 4, 182,183 HIR, 145 ayat 4, 192-194 Rgb.. Biaya perkra ini meliputi biaya kepanitraan dan biaya panggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya materai. Disamping itu apabila diminta bantuan seorang pengacara, maka harus pula dikeluarkan biaya. Namun bagi yang tidak mampu untuk membayar biaya perkara, dapat mengajukan perkara secara Cuma- Cuma pro deo dengan mendapatkan izin untuk dibebaskan dari pembayaran biaya perkara, dengan mengajukan surat keterangan tidak mampu yang dibuat oleh kepala polisi pasal 23 HIR, 273 Rgb.. HIR tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilakan perkara orang lain, sehingga pemerikasaan terjadi secara langsung terhadap pihak yang langsung berkepentingan. Akan tetapi para pihak dapat dibantu atau di wakili oleh kuasanya kalau dikehendakinya. Dengan demikian hakim tetap wajib memeriksa sengketa yang diajukan kepadanya, meskipun para pihak tidak mewakilkan kepada seorang kuasa. Wewenang untuk mengajukan gugatan dengan lisan tidak berlaku bagi kuasa.Dengan memeriksa para pihak yang berkepentingan secara langsung hakim dapat mengetahui lebih jelas persoalannya. Walaupun HIR menentukan, bahwa para pihak dapat dibantu atau diwakili, akan tetapi tidak ada ketentuan bahwa seorang pembantu atau diwakil harus seorang ahli atau sarjana hukum. Menurut RO ada persyaratanya untuk bertindak sebagai prosedur. Antara lain ia harus sarjana hukum pasal 186. Pada hakikatnya tujuan dari pada perwakilan wajib oleh sarjana hukum verplichte procureurstelling ini tidak lain untuk lebih menjamin pemeriksaan yang objektif, melancarkan jalanya peradilan dan memperoleh putusan yang adil.Perwakilan dapat terjadi karena ketentuan undang-undang, misalnya untuk anak dibawah umur oleh orangtua atau wali, sakit ingatan oleh pengampunya, perjanjian kuasa khusus, untuk perwakilan yang dilakukan oleh pengacara atau penasehat hukum, Tanpa surat kuasa khusus, untuk acara gugatan perwakilan kelompok oleh satu atau beberapa orang dari kelompoknya Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok.

4. Pihak – Pihak dalam Hukum Acara Perdata

Terdapat tiga pihak dalam hukum acara perdata.Pihak – pihak tersebut antara lain, penggugat, tergugat, dan turut tergugat.Penggugatdapat disebut juga eiser atau plaintiff adalah pihak yang mengajukan gugatan karena merasa hak –haknya dilanggar.Sedangkan tergugatdisebut juga gedaagde atau defendant merupakan pihak yang digugat oleh penggugat yang dirasa telah melanggar haknya.Kedua pihak inilah yang terlibat langsung dalam suatu perkara perdata.Kedua pihak ini dapat bertindak atas namanya sendiri atau dapat pula seseorang yang bertindak sebagai pihak – pihak tersebut untuk kepentingan pihak – pihak tersebut.Misalnya seorang pengampu, wali, ataupun kuasa hukum.Meskipun bertindak untuk kepentingan pihak yang diwakilkan, mereka bertindak tetap atas nama mereka sendiri.Dapat terlihat dari suatu gugatan maupun dalam putusan dimana nama wakilnya juga disebutkan disamping nama – nama yang diwakilinya.Khusus untuk badan hukum, harus memiliki seorang wakil untuk beracara di pengadilan.Lalu pihak yang ketiga yaitu turut tergugat, yaitu pihak – pihak yang demi formalitas gugatan harus dilibatkan sebagai pihak – pihak yang tunduk dan taat pada putusan hakim.

5. Tuntutan HakGugatan

Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian hukum acara perdata, hukum acara perdata adalah hukum yang mengatur tata cara mempertahankan hak dalam bidang keperdataan.Cara untuk mempertahankan ini adalah dengan mengajukan tuntutan hak.Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan hak yang dilakukan melalui pengadilan. 4 Tututan hak lazinya disebut sebagai gugatan.Tuntutan hak atau gugatan ini harus dibedakan dengan permohonan.Perbedaan ini dapat terlihat dari kepentingannya.Dalam gugatan, terdapat konflik kepentingan antara pihak satu dengan pihak lainnya.Sedangkan dalam permohonan kepentingannya adalah kepentingan sepihak dan tidak ada kepentingan pihak lain.Dengan kata lain dalam gugatan terdapat suatu sengketa sedangkan dalam permohonan tidak terdapat sengketa.Mengenai gugatan akan dibahas lebih lanjut dalam bab tersendiri. 4 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, hlm. 54

BAB II Kompetensi Mengadili dan Tahap Beracara

1. Kompetensi Mengadili

Sebelum masuk ketahap mengajukan gugatan, peggugat terlebih dahulu harus mengetahui gugatanya akan diajukan kemana.Jadi penggugat harus mengetahui pengadilan mana yang memiliki kompetensi untuk menangani tuntutan haknya.Kompetesi pengadilan dibagi menjadi dua yaitu kompetensi absolut dan kompetensi relatif. 5 a. Kompetensi Absolut Mengenai kompetensi absolut ini, pertama harus ditentukan terlebih dahulu suatu perkara tersebut jenisnya apa.Dalam hal ini perkara dalam hukum acara perdata adalah perkara perdata sehingga kompetensi ada pada Peradilan Umum.Kemudian perlu ditentukan pengadilan mana yang memiliki kompetensi.Dalam peradilan umum terdapat tiga institusi yang memiliki hubungan hierarki, yaitu Pengadilan NegeriKotamadyaKabupaten atau pengadilan tingkat pertama, lalu Pengadilan TinggiProvinsi atau pengadilan tingkat banding yang bertugas memeriksa kembali atau memeriksa ulang perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri.Kemudian yang terakhir adalah Mahkamah Agung, wewenangnya adalah memeriksa pengajuan kasasi dengan memeriksa hanya penerapan hukumnya pada tahap banding. b. Kompetensi Relatif Kompetensi relatif diatur dalam pasal 118 HIR jo. pasal 125 ayat 2 HIR.Kompetensi relatif yaitu kompetensi mengenai kewenangan mengadili pada pengadilan yang sejenis. Hal ini berkaitan dengan penentuan domisili atau pengadilan mana yang tepat sebagai tempat mengajukan gugatan 6 .Terdapat enam macam kondisi yang memperngatuhi kompetensi relatif Pengadilan Negeri diajukannya gugatan, yaitu Actor Sequitor Forum Rei, Actor Sequitor Forum Rei ditambah Hak Opsi, Actor Sequitor Forum Rei tanpa Hak Opsi, Forum Rei Sitae, Domisili Penggugat, dan Pemilihan Domisili. Asas Actor Sequitor Forum Rei berdasarkan pasal 118 ayat 1 HIR,maksudnya adalah gugatan diajukan penggugat kepada Ketua Pengadilan Negeri sesuai domisili tergugat. Adapun 5 Retnowulan Sutantio Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, hlm. 11 6 Ibid. dokumen-dokumen tergugat yang dapat menjadi sumber penentuan domisili seperti KTP, Kartu Rumah Tangga, Surat Pajak, dan Anggaran Dasar Perseroan. Asa Actor Sequitor Forum Rei ditambah Hak Opsi berdasarkan pasal 118 ayat 2 HIR kalimat pertama dijelaskan tergugat terdiri dari dua pihak atau lebih. Inilah mengapa disebut “ditambah Hak Opsi” sebab penggugat dalam hal ini diberi hak opsi untuk memilih Pengadilan Negeri di domisili salah satu tergugat dalam mengajukan gugatan. Jadi apabila terdapat beberapa tergugat, gugatan cukup diajukan di domisili salah satu tergugat.Asas Actor Sequitor Forum Rei tanpa Hak Opsi berdasarkan pasal berdasarkan pasal 118 ayat 2 HIR kalimat kedua yaitu apabila tergugat terdiri lebih dari satu tetapi dalam kondisi salah satu tergugat merupakan penanggung atau debitur pokok sehingga penggugat dalam mengajukan gugatan tidak memiliki hak opsi sendiri untuk menentukan Pengadilan Negeri dari salah satu domisili tergugat, melainkan hanya bisa mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri domisili tergugat penanggung.Sedangkan asas Forum Rei Sitae berdasarkan pasal 118 ayat 3 HIR kalimat terakhir, pengajuan gugatan diajukan di Pengadilan Negeri berdasarkan domisili atau letak suatu benda tetap yang merupakan objek sengketa.Ada juga pengajuan gugatan berdasarkan Domisili Penggugat berdasarkan pasal 118 ayat 3 HIR kalimat pertama, yaitu apabila terdapat lebih dari satu tergugat di mana salah satu dari tergugat tersebut merupakan tergugat penanggung atau debitur pokok, maka penggugat hanya bisa mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri berdasarkan domisili tergugat penanggung.Dalam hal Pemilihan Domisili berdasarkan pasal 118 ayat 4 HIR jo. pasal 1338 BW, para pihak telah menentukan Pengadilan Negeri domisili mana yang nantinya berhak mengadili sengketa yang mungkin akan terjadi antara mereka, ditetapkan dalam klausul perjanjian. Namun hal ini tidak mutlak dalam arti nantinya penggugat bisa saja mengikuti klausul perjanjian atau tetap berpegang pada prinsip Actor Sequitor Forum Rei. Selain itu nantinya tergugat juga tidak bisa mengajukan eksepsi terkait pilihan penggugat.

2. Tahap Beracara