Mediator Resume Hukum Acara Perdata

maupun yang bukan termasuk dalam majelis hakim pemeriksa perkara, advokat atau akademisi hukum, profesi bukan hukum yang sesuai pandangan para pihak merupakan pihak yang menguasai topik sengketa, serta gabungan antar berbagai pihak yang telah dijabarkan sebelumnya. Selanjutnya yang menjadi peranan penting dari seorang mediator adalah mempersiapkan jadwal mediasi para pihak, melakukan kaukus, mendorong para pihak untuk dapat secara langsung berperan aktif, mendorong para pihak untuk dapat terus menggali kepentingan mereka dalam rangka mencari berbagai pilihan penyelesaian sengketa yang terbaik bagi setiap pihak.

3. Proses Mediasi

Sekali lagi pada dasarnya proses mediasi ini sudah dianggap sebagai salah satu tahapan penting dari keseluruhan tahapan persidangan, maka dari itu proses mediasi menjadi suatu hal yang mutlak untuk dalam persidangan. Terhitung sejak hari sidang pertama hakim sudah diharuskan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang terwujud dengan pengunduran proses persidangan dan memberikan waktu kepada kedua belah pihak untuk berdamai. Dalam waktu tersebut Ketua Majelis Hakim memberikan waktu kepada para pihak untuk dapat memilih mediator untuk menengahi mereka. Apabila ternyata para pihak gagal memilih satu pun mediator maka Ketua Majelis Hakim dalam hal ini akan menunjuk hakim bukan pemeriksa perkara yang bersertifikat atau bahkan hakim pemeriksa berperkara. Selanjutnya para pihak diwajibkan untuk menyerahkan resume perkara kepada satu sama lain dalam waktu maksimal lima hari kerja. Proses mediasi berlangsung selama 40 hari kerja, dengan tambahan 14 hari kerja apabila diminta oleh para pihak berdasarkan kesepakatan bersama. Proses mediasi dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan pengadilan, yang dilakukan di dalam lingkungan pengadilan khususnya mengenai mediasi yang dipimpin oleh seorang hakim aktif. Mengenai proses mediasi yang telah dilakukan di luar lingkungan pengadilan tetap pada akhirnya hasil mediasi diajukan ke pengadilan bersangkutan disertai dengan bukti-bukti tertulis hasil mediasi untuk selanjutnya menjadi bahan bagi hakim dalam menjatuhkan putusan pendamaian. Pada hari sidang berikutnya apabila para pihak berhasil berdamai atau proses mediasi telah berhasil maka hasil mediasi tersebut akan disampaikan mediator kepada hakim dalam bentuk tertulis yaitu surat perjanjian di atas tangan dan bermaterai. Selanjutnya setelah hakim menerima pernyataan perdamaian antar para pihak, hakim akan tetap menjatuhkan putusannya, hanya saja dalam putusan ini memerintahkan kedua belah pihak untuk berdamai sesuai dengan isi surat perjanjian perdamaian yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Atas putusan ini tidak diperbolehkan diajukan banding meskipun kekuatan putusan ini layaknya kekuatan putusan biasa pada umumnya. Putusan seperti ini disebut juga dengan acte van vergelijk. Apabila proses mediasi berujung pada kegagalan maka mediator dalam hal ini tetap diwajibkan untuk menyampaikan hasil mediasi yang telah gagal kepada hakim secara tertulis dan selanjutnya hakim dapat melanjutkan proses pemeriksaan perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Beberapa hal yang perlu diingat adalah bahwa pengakuan dari para pihak yang telah dikeluarkan selama proses mediasi tidak dapat dijadikan suatu alat bukti dalam proses persidangan. Selain itu mediator sendiri tidak dapat dimintai sebagai saksi dan tidak dapat dikenai pertanggungjawaban hukum berupa perdata maupun pidana atau mengenai hasil mediasi. Pada dasarnya proses mediasi dapat ditempuh dalam setiap tingkat pengadilan atas dasar kesepakatan antar para pihak. Hanya saja kesepakatan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri secara tertulis.