Tahap Beracara Resume Hukum Acara Perdata

dokumen-dokumen tergugat yang dapat menjadi sumber penentuan domisili seperti KTP, Kartu Rumah Tangga, Surat Pajak, dan Anggaran Dasar Perseroan. Asa Actor Sequitor Forum Rei ditambah Hak Opsi berdasarkan pasal 118 ayat 2 HIR kalimat pertama dijelaskan tergugat terdiri dari dua pihak atau lebih. Inilah mengapa disebut “ditambah Hak Opsi” sebab penggugat dalam hal ini diberi hak opsi untuk memilih Pengadilan Negeri di domisili salah satu tergugat dalam mengajukan gugatan. Jadi apabila terdapat beberapa tergugat, gugatan cukup diajukan di domisili salah satu tergugat.Asas Actor Sequitor Forum Rei tanpa Hak Opsi berdasarkan pasal berdasarkan pasal 118 ayat 2 HIR kalimat kedua yaitu apabila tergugat terdiri lebih dari satu tetapi dalam kondisi salah satu tergugat merupakan penanggung atau debitur pokok sehingga penggugat dalam mengajukan gugatan tidak memiliki hak opsi sendiri untuk menentukan Pengadilan Negeri dari salah satu domisili tergugat, melainkan hanya bisa mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri domisili tergugat penanggung.Sedangkan asas Forum Rei Sitae berdasarkan pasal 118 ayat 3 HIR kalimat terakhir, pengajuan gugatan diajukan di Pengadilan Negeri berdasarkan domisili atau letak suatu benda tetap yang merupakan objek sengketa.Ada juga pengajuan gugatan berdasarkan Domisili Penggugat berdasarkan pasal 118 ayat 3 HIR kalimat pertama, yaitu apabila terdapat lebih dari satu tergugat di mana salah satu dari tergugat tersebut merupakan tergugat penanggung atau debitur pokok, maka penggugat hanya bisa mengajukan gugatannya di Pengadilan Negeri berdasarkan domisili tergugat penanggung.Dalam hal Pemilihan Domisili berdasarkan pasal 118 ayat 4 HIR jo. pasal 1338 BW, para pihak telah menentukan Pengadilan Negeri domisili mana yang nantinya berhak mengadili sengketa yang mungkin akan terjadi antara mereka, ditetapkan dalam klausul perjanjian. Namun hal ini tidak mutlak dalam arti nantinya penggugat bisa saja mengikuti klausul perjanjian atau tetap berpegang pada prinsip Actor Sequitor Forum Rei. Selain itu nantinya tergugat juga tidak bisa mengajukan eksepsi terkait pilihan penggugat.

2. Tahap Beracara

Tahapan beracara secara umum dibedakan menjadi tahap admiistrasi dan tahap yudisial.Pada tahap ini penggugat mendaftrakan gugatannya di pengadilan, lalu membayar biaya – biaya perkara, sehingga menerima tanda bukti pembayaran.Kemudian pihak pengadilan menerima perkara tersebut.Panitera member nomor register pada perkara.Selanjutnya panitera menyampaikan pada Ketua Pengadilan Negeri, lalu Ketua Pengadilan Negeri menentukan majelis hakim yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut.Kemudian majelis hakim menentukan sidang hari pertama.Kemudian Panitera membuat surat panggilan dan disampaikan kepada para pihak oleh juru sita, dan selanjutnya masuk ke tahap yudisial Pada tahap yudisial, secara garis besar dibagi lagi menjadi empat tahap, yaitu: a Tahap hari sidang pertama Terdapat empat kemungkinan yang dapat terjadi : 1. Penggugat dan tergugat sama-sama hadir, hakim terlebih dahulu harus berusaha mendamaikan seperti yang diatur dalam pasal 130 HIR 2. Penggugat hadir tetapi tergugat tidak hadir, maka majelis hakim memeriksa apakah pemanggilan telah dilakukan dengan sah atau tidak, kemudian tergugat dipanggil sekali lagi pasal 126 dan pasal 127 HIR, jika tidak juga hadir, maka gugatan diputus verstek pasal 125 ayat 1 HIR, putusan verstek dapat diajukan upaya hukum verzet pasal 129 HIR. 3. Penggugat tidak hadir, tegugat hadir, maka majelis hakim seperti sebelumnya memeriksa terlebih dahulu apakah pemanggilannya sah atau tidak, kemudian penggugat dipanggil sekali lagi.Jika penggugat tidak hadir maka gugatannya dinyatakan gugur dan menanggung seluruh biaya perkara pasal 124 HIR. 4. Penggugat dan tergugat sama sama tidak hadir, mmaka sidang ditunda dan para pihak dipanggil sekali lagi. b Tahap Jawab menjawab, terdiri dari tahap jawaban tergugat, replik, duplik, kesimpulan pengugat dan tergugat; c Tahap pembuktian; d Tahap pembacaan putusan dan pelaksanaan putusan. Untuk lebih jelasnya pada tahap persidangan dapat dilihat dari bagan pada halaman berikut ini. 7 7 BAB III MEDIASI

1. Pengertian Mediasi

Menurut ketentuan pasal 130 HIR, hakim diwajibkan untuk mendamaikan kedua belah pihak pada hari sidang yang telah ditetapkan.Dalam hal ini hakim secara tidak langsung dituntut untuk dapat berperan secara aktif dalam usaha pendamaian kedua belah pihak.Mengenai mediasi diatur dalam ketentuan Perma No. 1 Tahun 2008 yang menggantikan ketentuan Perma No. 2 Tahun 2003 tentang mediasi. Mengenai ketentuan yang dimuat dalam Perma No. 1 Tahun 2008 ini hanya menyangkut mengenai proses berperkara dalam pengadilan.Proses mediasi dianggap menjadi salah satu bagian utama dari keseluruhan proses persidangan, hal ini dibuktikan dengan ketentuan bahwa apabila proses mediasi ini tidak dilaksanakan maka dapat mengakibatkan putusannya akan batal demi hukum. Selanjutnya sebagai bukti telah diupayakannya suatu pendamaian maka hasil mediasi harus ikut dimuat dalam dictum atau amar putusan secara lengkap. Mediasi harus ditempuh oleh para pihak atas dasar itikad baik, sebab apabila tanpa didasari oleh itikad baik dan salah satu pihak mengetahui hal tersebut maka itu sama saja proses mediasi gagal dan salah satu pihak bisa mengundurkan diri dari proses mediasi. Proses mediasi dapat dilakukan secara terbuka sesuai dengan kesepakatan antaa para pihak, meskipun pada umumnya dilakukan secara tertutup. Mediasi diwajibkan untuk semua jenis perkara perdata yang diajukan di pengadilan tingkat pertama, kecuali mengenai hal-hal seperti pengadilan niaga, pengadilan hubungan industrial, keberatan atas putusan BPSK, dan keberatan atas putusan KPPU.

2. Mediator

mediator adalah pihak netral yang bertugas membantu para pihak melalui proses perundingan dalam rangka mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa melalui proses penjatuhan putusan atau pemaksaan kehendak, atau singkatnya pihak yang melakukan mediasi. Pada dasarnya seorang mediator harus terlebih dahulu menempuh pendidikan khusus mediator yang selanjutnya dapat dibuktikan dengan dikeluarkannya suatu surat atau sertifikat mediator yang sah. Mengenai penggunaan jasa mediator pada umumnya ditanggung bersama oleh para pihak yang bersengketa atau berdasarkan kesepakatan antar para pihak mengenai pembayarannya, kecuali apabila menggunakan hakim dalam pengadilan. Adapun pihak-pihak yang dapat dipilih oleh para pihak untuk dapat menjadi mediator seperti hakim yang termasuk maupun yang bukan termasuk dalam majelis hakim pemeriksa perkara, advokat atau akademisi hukum, profesi bukan hukum yang sesuai pandangan para pihak merupakan pihak yang menguasai topik sengketa, serta gabungan antar berbagai pihak yang telah dijabarkan sebelumnya. Selanjutnya yang menjadi peranan penting dari seorang mediator adalah mempersiapkan jadwal mediasi para pihak, melakukan kaukus, mendorong para pihak untuk dapat secara langsung berperan aktif, mendorong para pihak untuk dapat terus menggali kepentingan mereka dalam rangka mencari berbagai pilihan penyelesaian sengketa yang terbaik bagi setiap pihak.

3. Proses Mediasi

Sekali lagi pada dasarnya proses mediasi ini sudah dianggap sebagai salah satu tahapan penting dari keseluruhan tahapan persidangan, maka dari itu proses mediasi menjadi suatu hal yang mutlak untuk dalam persidangan. Terhitung sejak hari sidang pertama hakim sudah diharuskan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang terwujud dengan pengunduran proses persidangan dan memberikan waktu kepada kedua belah pihak untuk berdamai. Dalam waktu tersebut Ketua Majelis Hakim memberikan waktu kepada para pihak untuk dapat memilih mediator untuk menengahi mereka. Apabila ternyata para pihak gagal memilih satu pun mediator maka Ketua Majelis Hakim dalam hal ini akan menunjuk hakim bukan pemeriksa perkara yang bersertifikat atau bahkan hakim pemeriksa berperkara. Selanjutnya para pihak diwajibkan untuk menyerahkan resume perkara kepada satu sama lain dalam waktu maksimal lima hari kerja. Proses mediasi berlangsung selama 40 hari kerja, dengan tambahan 14 hari kerja apabila diminta oleh para pihak berdasarkan kesepakatan bersama. Proses mediasi dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan pengadilan, yang dilakukan di dalam lingkungan pengadilan khususnya mengenai mediasi yang dipimpin oleh seorang hakim aktif. Mengenai proses mediasi yang telah dilakukan di luar lingkungan pengadilan tetap pada akhirnya hasil mediasi diajukan ke pengadilan bersangkutan disertai dengan bukti-bukti tertulis hasil mediasi untuk selanjutnya menjadi bahan bagi hakim dalam menjatuhkan putusan pendamaian. Pada hari sidang berikutnya apabila para pihak berhasil berdamai atau proses mediasi telah berhasil maka hasil mediasi tersebut akan disampaikan mediator kepada hakim dalam bentuk tertulis yaitu surat perjanjian di atas tangan dan bermaterai. Selanjutnya setelah hakim menerima pernyataan perdamaian antar para pihak, hakim akan tetap menjatuhkan putusannya, hanya saja dalam putusan ini memerintahkan kedua belah pihak untuk berdamai sesuai dengan