Pengertian Hukum Acara Perdata Sumber Hukum Acara Perdata

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Hukum Acara Perdata

Hukum dapat dibedakan menjadi hukum materiil dan hukum formil.Hukum materiil adalah hukum yang mengatur isi dari hukum itu sendiri secara tertulis maupun tidak tertulis.Sedangkan hukum formil merupakan hukum yang mengatur tata cara bagaimana menegakkan hukum materiil.Apabila hukum materiil dilanggar, hukum formil berfungsi untuk menegakkan atau mempertahankannya.Jadi dapat diketahui bahwa hukum acara perdata yang termasuk dalam hukum formil, adalah peraturan hukum yang mengatur cara – cara untuk mempertahankan hukum perdata materiil, apabila timbul pelanggaran hak dan kewajiban pada hukum perdata materiil. 1

2. Sumber Hukum Acara Perdata

Hukum acara perdata menurut pasal 5 ayat 1 UUDar. 11951, dilakukan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang telah ada dan berlaku dalam daerah Republik Indonesia terdahulu 2 .Yang dimaksud oleh UUDar. 11951 tersebut adalah Het Herziene Indonesisch ReglementHIR atau Reglemen Indonesia yang diperbaharui yang berlaku untuk darah Jawa dan Madura, dan Rechsreglement Buitengewesten atau reglemen dsersh seberangRbg untuk luar Jawa dan Madura.Selain itu Reglement op de Burgerlijke RechtsvorderingRV atau reglemen hukum acara perdata untuk golongan eropa juga merupakan sumber dari hukum acara perdata. Kemudian ada UU no. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, yang telah mengalami perubahan, yang dulu organisasi, administrasi, dan finansialnya berada pada kekuasaan Mahkamah Agung dan Departemen Kehakiman, dengan berlakunya UU no 48 tahun 2009 hanya berada pada kekuasaan Mahkamah Agung saja.Kemudian peraturan perundang – undangan lainnya yang mengatur mengenai hukum acara perdata yaitu UU no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan PP no. 9 tahun 1975 tentang pelaksanan UU no. 1 tahun 1974 yang mengatur antara lain tentang acara pemberian izin perkawinan, pencegahan perkawinan, perceraian, pembatalan perkawinan, dan sebagainya sepanjang mengenai perkawinan.Kemudian 1 R. Soesilo, RIBHIR dengan penjelasan, Hlm. 78 2 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, hlm. 7 berlaku pula UU no. 20 tahun 1947 yang mengatur hukum acara perdata dalam hal banding yang dilakukan di pengadilan tinggi untuk daerah Jawa dan Madurauntuk diluar Jawa dan Madura berlaku ketentuan dalam pasal 199-205 Rbg.Perlu diperhatikan juga UU no. 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung serta UU no. 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.Ketentuan mengenai hukum acara perdata dapat juga kita temukan dalam UU no. 32 tahun 2009 tentang kepailitan, UU no. 4 tahun 1982 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, UU no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, UU no. 2 tahun 2003 tentang mediasi, PERMA 1 tahun 2002 tentang Class Action, PERMA 1 tahun 2000 tentang Gijzeling, PERMA 2 tahun 2003 tentang Mediasi. Yurisprudensi atau putusan hakim juga merupakan sumber hukum acara perdata, misalnya putusan Mahkamah Agung tanggal 14 April 1971 no. 99KSip1971, yang menyeragamkan hukum acara dalam perceraian bagi mereka yang tunduk pada BW.Mengenai Surat Edaran Mahkamah Agung, sepanjang mengatur hukum acara perdata dan hukum perdata materiil tidaklah mengikat hakim sebagaimana undang-undang, namun dapat menjadi suatu referensi bagi hakim dalam menggali hukum acara perdata maupun hukum perdata materiil.Misalnya SEMA no. 19 tahun 1964 dan SEMA no. 3 tahun 1965 yang menegaskan berlakunya HIR dan Rbg.Kemudian SEMA no 3 tahun 1963 yang menginstruksikan agar hakim menyesuaikan BW dengan perkembangan masyarakat. Hukum acara perdata dapat pula diatur dalam adat kebiasaan sebagaimana disebutkan oleh Wirjono Projodikoro.Namun adat kebiasaan ini yang merupakan hukum tidak tertulis tidak dapat menjamin kepastian hukum.Kemudian perjanjian internasional juga termasuk sumber hukum acara perdata.Misalnya perjanjianm kerja sama dibidang peradilan antara Republik Indonesia dengan Thailand mengenai kesepakatan mengadakan kerja sama menyampaikan dokumen – dokumen pengadilan dan memperoleh bukti – bukti dalam hal perkara – perkara hukum perdata dan dagang.Doktrin atau pendapat para ahli hukum juga termasuk sumber hukum acara perdata.

3. Asas –Asas Hukum Acara Perdata