Sistein dan Tirosin Asam Amino dengan Rantai Sisi Nonpolar dan Alifatik
17
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino
—kecuali glisin
—memiliki isomer optik
: l dan d. Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan
eukariota merupakan tipe l
meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dindingselbakteri
banyak mengandung asam amino tipe d.
3. Zwitter-ion Ion Amfoter Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil berupa asam
karboksilat sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai asam dan basa walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki.
Amfoter yang berarti mempunyai sifat basa karena adanya gugus NH2 dan mempunyai sifat asam karena adanya gugus COOH. Dengan demikian dalam
larutan ataupun dalam cairan darah asam amino merupakan molekul yang tidak bermuatan.Pada pH tertentu yang disebut
titikisolistrik , gugus amina pada
asam amino menjadi bermuatan positif terprotonasi, –NH3+, sedangkan
gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif terdeprotonasi, –COO-.Titik
isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk
zwitter-ion .
Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino
bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Polipeptida
Ikatan peptida yakni rantai pendek dari dua atau lebih asam amino yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.Sel dapat merangkai ke 20 asam amino dalam
berbagai kombinasi dan urutan sehingga dapat membuat produk yang sangat bervariasi.
Dua α asam amino dapat berikatan bersama membentuk suatu amida atau ikatan peptida. Berdasarkan konvensi ikatan peptida ditulis dengan asam amino yg
mempunyai NH
3 +
bebas sebelah kiri dan as.Amino dg gugus COO
-
bebas sebelah kanan.Molekul yang mengandung 2 asam amino dengan 1 ikatan peptida disebut
dipeptida. Molekul yang mengandung 3 asam amino disebut tripeptida dan 4tetrapeptida, 5 pentapeptida, dan seterusnya.
18
Gambar 3.8 Reaksi pembetukan ikatan peptida
Reaksi kimiawi di atas menggambarkan hilangnya suatu molekul air, membawa bersama-sama gugus karboksil suatu asam amino dengan amino kelompok lain untuk
menghasilkan suatu dipeptide. Reaksi dapat diulangi dengan penambahan asam amino untuk bergabung untuk membentuk suatu tripeptide, tetrapeptide, pentapeptide,
dan seterusnya. Masing-masing asam amino asam, ketika bergabung membentuk polypeptide dikenal sebagai suatu residu. Peptides dengan dua hingga sepuluh residu
asam amino pada umumnya dinamai oleh awalan ilmu kimia yang umum untuk angka- angka di-, tri-, tetra-, penta-, hexa-, hepta-, octa-, nona-, dan decapeptide. Produk
dengan 10 hingga 100 asam amino disebut polypeptids, sedangkan mereka yang mempunyai lebih dari 100 asam amino disebut protein.