Tingkat Kesukaran P Daya Pembeda

Harga kemudian dibandingkan dengan harga kritik untuk dengan dan taraf signifikan Apabila harga , maka dikatakan instrumen tes reliabel. Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh Dari diperoleh untuk dan taraf signifikansi adalah . Karena sehingga soal reliabel.

3.9.3. Tingkat Kesukaran P

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional Sudjana, 2005:135. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau berada pada batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk uraian adalah: Untuk menginterpolasikan tingkat kesukaran soal digunakan tolak ukur sebagai berikut. Kriteria: TK 70 : item mudah TK 30 -70 : item sedang TK 30 : item sukar Arikunto, 2012: 210. Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini soal dengan taraf kesukaran seimbang, dimana ada soal yang sukar, sedang, dan mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana 2005:135, adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut, keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Berdasarkan analisis uji coba diperoleh dua soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor 3 dan 9, serta tujuh soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8. Sedangkan soal dengan kriteria sukar ada satu yaitu soal nomor 10.

3.9.4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi atau kelompok atas upper group dengan siswa yang berkemampuan rendah atau kelompok bawah lower group. Daya beda ini berkisar antara sampai . Apabila terdapat tanda negatif pada daya beda soal, berarti soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Atau dengan kata lain, siswa yang kurang pandai bisa mengerjakan soal, tetapi siswa yang pandai justru tidak bisa mengerjakan soal. Dalam hal ini tidak ada siswa yang bodoh. Daya pembeda negatif Daya pembeda rendah Daya pembeda tinggi positif Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang pandai saja. Soal yang mempunyai daya pembeda paling besar yaitu 1,00 merupakan soal di mana seluruh keompok atas mampu menjawab soal tersebut dengan benar, dan seluruh kelompok bawah menjawab salah. Berikut kriteria yang digunakan sebagai patokan pada umumnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut. Tabel 3.2. Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda Kriteria Sangat baik excellent Baik good Cukup satistifactory Jelek poor Bertanda negative Jelek Sekali Arikunto 2012: 226-232 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya angka indek diskriminasi soal uraian dapat dipergunakan rumus sebagai berikut. dengan : daya pembeda : rata-rata skor kelompok atas : rata-rata skor kelompok bawah : skor maksimal Butir soal yang digolongkan sebagai soal yang baik dan ideal untuk siswa adalah butir soal yang mempunyai daya pembeda sampai dengan Arikunto, 2012: 232. Dari 10 butir soal yang telah diujicobakan diperoleh tiga soal dengan kriteria baik yaitu soal nomor 1, 5, dan 10. Sedangkan enam soal dengan kriteria cukup yaitu soal nomor, 3, 4, 6, 7, 8, dan 9, serta satu soal dengan kriteria jelek yaitu soal nomor 2. Secara keseluruhan hasil analisis Butir Soal Kelas Uji Coba dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut. Tabel 3.3. Hasil Analisis Butir Soal Kelas Uji Coba No Validitas Reliabilitas Tingkat Daya Pembeda Keterangan 1 Valid 2 Tidak Kesukaran Sedang Baik Soal dipakai Soal dibuang Valid Sedang Jelek 3 Valid Mudah Cukup 4 Valid Sedang Cukup 5 Valid Sedang Baik 6 Valid 7 Reliabel Sedang Cukup Soal dipakai Valid Sedang Cukup 8 Valid Sedang Cukup 9 Valid Mudah Cukup 10 Valid Sukar Baik

3.10. Metode Analisis Data