c. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh siswa yang menyampaikan
maknanya kepada orang lain. d.
Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh siswa yang mencoba menjelaskan objek yang tidak benar-benar dipahaminya.
Teori kostruktivisme dalam penelitian ini berkaitan erat ketika siswa membangun pengetahuannya sendiri dengan cara terlibat aktif dalam
memecahkan masalah bersama kelompoknya kemudian menyampaikan hasil temuannya kepada orang lain. Guru disini berperan sebagai pembimbing kegiatan
siswa dan penentu arah belajar siswa. Hal ini terlihat pada model Problem Based Learning, dimana guru
memberikan masalah kontekstual kepada siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah kemudian menyusun penyelesaian
dengan metode mind map pada LKS. Teori konstruktivisme ini berhubungan pula dengan kemampuan berpikir kreatif siswa. Berpikir kreatif siswa dapat terlihat
dari bagaimana mereka membangun pengetahuannya sendiri. Dalam membangun pengetahuannya, siswa mengkreasikan alur berpikir mereka untuk dapat
menyelesaikan masalah. Hands on activity juga berhubungan dengan teori konstruktivisme karena berkaitan dengan pengetahuan secara simbolik yang
dijelaskan pada teori ini.
2.2.3. Teori Belajar Piaget
Piaget mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran Rifa ’i Anni,
2011: 207 yaitu 1 belajar aktif, 2 belajar lewat interaksi sosial, 3 belajar lewat pengalaman sendiri.
1 Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk
dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak
belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, manipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawab sendiri, membandingkan penemuan
sendiri dengan penemuan temannya. 2 Belajar lewat interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama, baik di
antara sesama, anak-anak maupun dengan orang dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Tanpa interaksi sosial perkembangan kognitif
anak akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya
khasanah kognitif anak akan dipercaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan.
3 Belajar lewat pengalaman sendiri Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada
pengalaman nyata daripada bahasa yang digunakan berkomunikasi. Piaget sependapat dengan prinsip pendidikan dari kongkrit ke abstrak dari khusus ke
umum.
Teori Piaget dalam penelitian ini memiliki keterkaitan yaitu selama proses pembelajaran siswa dituntut belajar aktif dengan berinteraksi sosial melalui
kegiatan bekerjasama dalam kelompok dan belajar lewat pengalaman sendiri.
2.2.4. Teori Geometri Van-Hiele
Pembelajaran geometri mempunyai teori belajar yang dikemukakan oleh Van-Hiele. Teori Van-Hiele menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak
dalam geometri. Menurut Van Hiele sebagaimana dikutip Suherman 2003: 51 tiga unsur unsur utama dalam pegajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran
dan metode pengajaran yang diterapkan. Terdapat lima tahap belajar anak belajar geometri, yakni tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, deduksi, dan
akurasi. 1. Tahap pengenalan. Pada tahap ini, anak mulai belajar mengenai bentuk suatu
geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui adanya sifat- sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya.
2. Tahap analisis. Pada tahap ini, anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatnya. Anak sudah mampu menyebutkan
keteraturan yang terdapat pada benda geometri. 3. Tahap pengurutan. Pada tahap ini, anak sudah mulai mampu melaksanakan
penarikan kesimpulan, yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif tetapi kemampuan ini belum berkembang secara penuh
4. Tahap deduksi. Pada tahap ini, anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari yang bersifat umum menuju
hal-hal yang bersifat khusus sehingga telah mengerti betapa pentingnya
peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan, disamping unsur-unsur yang didefinisikan.
5. Tahap akurasi. Pada tahap ini, anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu
pembuktiaan. Dengan demikian, tahapan berpikir yang dilalui siswa dalam belajar
geometri menurut Van Hiele sangat penting dalam penelitian ini. Tahapan tersebut digunakan sebagai dasar pencapaian konsep siswa mengenai materi
persegi panjang dan persegi yang merupakan bagian dari ilmu geometri.
2.2.5. Teori Belajar J. Bruner