Berpikir Kreatif TINJAUAN PUSTAKA

c Tahap Symbolic yaitu individu telah mampu memiliki ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam tahap ini individu memahami lingkungan sekitar dengan mengunakan simbol. Menurut Jerume Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimulai dari materi secara secara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama secara terperinci. Teori belajar Bruner dalam penelitian ini bersesuaian dengan model PBL dengan mind map dimana siswa dihadapkan pada permasalahan yang kemudian diselesaikan secara berkelompok dengan menggunakan hands on activity yang telah dibuat. Penggunaan hands on activity terlihat pada saat siswa dihadapkan pada benda konkret yaitu membuat model persegi panjang dan persegi kemudian diaplikasikan dengan memanipulasi objek ke dalam bentuk ilustrasi gambar dan selanjutnya memanipulasi objek tersebut kedalam simbol-simbol objek tertentu.

2.3. Berpikir Kreatif

Menurut Hurlock, sebagaimana dikutip oleh Siswono 2004: 77, menjelaskan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya siswa tidak dikenalnya. Pengertian dari kreativitas dalam matematika adalah kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan untuk menemukan ide baru yang sesuai dengan tujuan, dengan cara membangun ide-ide, mensintesis ide-ide tersebut dan menerapkannya Siswono, 2004: 79 . Munandar 2012: 168 mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran fluency, kelenturan flexibility, dan orisinalitas originality dalam berpikir. Berpikir kreatif merupakan salah satu ranah kognitif yang digambarkan dalam revisi taksonomi Bloom, yaitu menciptakan create. Krathwohl 2002: 215 menyebutkan bahwa: Menciptakan - Memasukkan elemen bersama ke dalam bentuk novel, logis secara keseluruhan atau membuat sebuah produk asli. 1 Memunculkan 2 Merencanakan 3 Menghasilkan Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom Sumber: Reeves, T. C.: 2006. Menurut Isaksen et al., sebagaimana dikutip oleh Mahmudi 2010: 3, berpendapat bahwa berpikir kreatif sebagai proses kontruksi ide yang menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Munandar 2012: 59, mengemukakan bahwa kriteria penilaian kreatif berkaitan dengan aspek-aspek berpikir kreatif, yaitu kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan kerincian elaborasi. Dalam penelitian ini, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut. 1 Kelancaran fluency adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika secara tepat yaitu jawaban yang diperoleh relevan dengan masalah yang disajikan dan arus pemikiran lancar yaitu diharapkan agar jawaban sesuai yang diminta dan tidak bertele-tele sehingga diperoleh efisiensi waktu dalam menyelesaikan masalah. 2 Keluwesan flexibility adalah kemampuan menjawab masalah matematika melalui berbagai macam strategi penyelesaian namun tetap mendapatkan jawaban masalah yang sesuai. Jika cara yang digunakan beragam akan tetapi tidak mengacu pada jawaban yang diminta, maka tidak memenuhi kriteria keluwesan. 3 Keaslian originality adalah kemampuan menjawab masalah matematika dengan menggunakan bahasa, cara, atau idenya sendiri. Jawaban dari masalah tidak tunggal melainkan terdapat variasi jawaban yang tepat. Tujuan utamanya buka untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses bagaimana tahapan untuk sampai pada suatu jawaban. 4 Kerincian elaboration adalah keammpuan menjawab secara rinci atau detail terhapad setiap masalah yang duberikan. Kerincian jwaban runtut dan koheren, misalnya dengan konsep-konsep yang terkait. Menurut Dwijanto 2007: 11-12, berpikir kreatif adalah kemampuan dalam matematika yang meliputi 4 empat kemampuan sebagai berikut. a. Kelancaran yaitu kemampuan menjawab masalah matematika secara tepat. b. Keluwesan yaitu kemampuan menjawab masalah matematika melalui cara yang tidak baku. c. Keaslian yaitu kemampuan menjawab masalah matematika dengan menggunakan bahasa, cara, atau ide sendiri. d. Elaborasi yaitu kemampuan memperluas jawaban masalah, memunculkan masalah baru atau gagasan. Kemampuan berpikir kreatif menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterincian, sementara proses berpikir kreatif meliputi tahap: 1 mengetahui adanya masalah, kesenjangan informasi, unsur yang hilang, 2 memahami masalah, 3 membuat dugaan dan merumuskan hipotesis, 4 menguji hipotesis dan evaluasi; 5 mengkomunikasikan ide Fardah, 2012 Dalam penelitian ini, indikator kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang dapat menciptakan banyak gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan yang menekankan pada kelancaran, keluwesan, keaslian, dan kemampuan untuk memperinci, memperkaya dan mengembangkan dalam menghasilkan suatu produk dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika.

2.4. Model PBL