difokuskan untuk menjembatani siswa agar berolah pengalaman dalam mengorganisasikan, meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
kompleks. Adapun menurut Graaff dan Anette Kolmos 2003 menyatakan,
“Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model dibidang pendidikan dimana permasalahan dimulai dengan proses pembelajaran.
Tipe dari permasalahan berdasarkan pada organisasi yang spesifik. Biasanya, permasalahannya berdasarkan pada permasalahan di dunia nyata
dimana dipilih dan dibenahi untuk mendapatkan kriteria dan pendidikan yang objektif.
” Berdasarkan beberapa pengertian di atas, model PBL merupakan model
pembelajaran yang menyediakan pengalaman otentik yang mendorong siswa untuk belajar aktif, mengkonstruk pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks
belajar di sekolah dan belajar di kehidupan nyata secara ilmiah
Abidin, 2014:160
. Pada saat siswa menghadapi masalah maka siswa dapat menggunakan berbagai
cara untuk menyelesaikannya dan diperlukan suatu pengorganisasian untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa secara berkelompok aktif merumuskan
masalah, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.
2.5.1. Karakteristik PBL
Menurut Savoie dan Hughes dalam Wena 2009, PBL memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut.
a Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
b Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. c Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar
disiplin ilmu. d
Memberikan tanggungjawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
e Menggunakan kelompok kecil. f
Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk kinerja.
2.5.2. Tahap Pembelajaran PBL
Selain memiliki karakteristik seperti yang telah disebutkan di atas, PBL juga harus dilakukan dengan tahap-tahap tertentu. Menurut Fogarty Wena, 2009,
tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: a menemukan masalah,
b mendefinisikan masalah, c mengumpulkan fakta,
d menyusun hipotesis dugaan sementara, e melakukan penyelidikan,
f menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, g menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan
h melakukan pengujian hasil solusi pemecahan masalah. Kelebihan pembelajaran model PBL menurut Akinoglu Tandogan
2007: 73-74 yaitu: 1. Pembelajaran berpusat pada siswa bukan pada guru.
2. Model pembelajaran mengembangkan pengendalian diri siswa,
mengajarkan membuat rencana yang porspektif dalam menghadapi realitas dan mengekspresikan emosi.
3. Model ini memungkinkan siswa untuk melihat peristiwa secara
multidimensional dengan perspektif yang lebih dalam. 4. Mengembangkan keterampilan siswa dalam pemecahan masalah.
5. Mendorong siswa untuk belajar bahan dan konsep baru dalam
memecahkan masalah. 6.
Mengembangkan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa yang memungkinkan mereka untuk belajar dan bekerja dalam kelompok.
7. Menyatukan teori dan praktek. Siswa dapat menggabungkan pengetahuan
lama dengan yang baru dan mengembangkan keterampilan menilai lingkungan yang disiplin.
8. Siswa memperoleh keterampilan manajemen waktu, fokus, pengumpulan
data, penyusunan laporan dan evaluasi. Penerapan model PBL diperlukan beberapa elemen penting
dalam Abidin, 2014:162
. Elemen penting dalam model PBL adalah sebagai berikut. 1.
Situasi bermasalah disajikan pertama dan berfungsi sebagai pusat pengorganisasian dan konteks belajar.
2. Siswa sebagai pemecah masalah yang aktif dan guru sebagai pelatih
kognitif dan metakognitif. 3.
Adanya kegiatan berbagai informasi, pengembangan pengetahuan secara mandiri oleh siswa, tantangan performa, dan tes berpikir.
4. Digunakannya penilaian otentik baik untuk proses maupun hasil
pembelajaran 5.
Unit pembelajaran model PBL tida selalu interdisipliner tetapi selalu integratif.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran PBL seperti pada tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1 Sintaks Model PBL
Tahap Indikator AktivitasKegiatan Guru 1
Orientasi siswa kepada masalah
2
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Sumber: Trianto: 2007 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik
yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai melaksanakan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan atau
pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya. Guru membantu siswa melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah pembelajaran yang menghadirkan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang keterampilan pemecahan masalah. Sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat berkembang dengan baik dengan
pembelajaran menggunakan model PBL.
2.5. Mind Map