Susut bobot PENGARUH PERLAKUAN PANAS DAN PELILINAN TERHADAP MUTU PEPAYA

35

1. Susut bobot

Menurut Syarief dan Halid 1991, salah satu penyebab susut bobot adalah proses respirasi dan proses transpirasi. Transpirasi merupakan faktor dominan penyebab susut bobot. Proses transpirasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu suhu dan kelembaban. Susut bobot terjadi selama proses penyimpanan menuju pematangan, yaitu terjadi perubahan fisiokimia berupa penyerapan dan pelepasan air ke lingkungan. Kehilangan air ini berpengaruh langsung terhadap kerusakan tekstur, kandungan gizi, kelayuan, dan pengerutan Kader, 1992. Pengamatan susut bobot dilakukan setiap 3 hari sekali selama 24 hari Lampiran 4, mulai dari H-0 sampai H-21. Nilai susut bobot diukur pada akhir penyimpanan yaitu pada H-21. Nilai susut bobot tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol tanpa pelilinan yaitu sebesar 8.22. Tidak adanya pelilinan menyebabkan tingginya nilai susut bobot, hal ini disebabkan karena proses transpirasi dan respirasi lebih besar sehingga menyebabkan berkurangnya kandungan air pada buah. Adanya bekas luka dan goresan-goresan kecil dapat mempercepat proses transpirasi dan respirasi. Nilai susut bobot terendah terjadi pada perlakuan VHT 30 menit dengan pelilinan yaitu sebesar 4.50. Susut bobot yang rendah disebabkan adanya lapisan lilin yang menutupi stomata, bekas luka, dan goresan-goresan kecil yang dapat mempercepat proses transpirasi dan respirasi. Nilai susut bobot pada masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Susut bobot pepaya selama penyimpanan pada suhu 10° C hari ke-21. 3 4 5 6 7 8 9 VHT 0 VHT 15 VHT 30 Kontrol Perlakuan S u s u t B o b o t Pelilinan Tanpa Pelilinan 36 Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 8, diketahui bahwa perlakuan pelilinan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap susut bobot. Hal ini disebabkan karena lapisan lilin pada kulit buah yang dapat menghambat proses respirasi dan transpirasi. Sedangkan perlakuan VHT dan interaksi antara VHT dengan pelilinan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap susut bobot. Lama perlakuan panas tidak mempengaruhi peningkatan susut bobot. Lampiran 4. Berdasarkan uji lanjut Duncan, perlakuan yang mempunyai susut bobot kecil adalah perlakuan dengan pelilinan yaitu VHT 30 menit dengan pelilinan dan kontrol dengan pelilinan sedangkan susut terbesar pada kontrol tanpa pelilinan Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh VHT dengan pelilinan terhadap susut bobot pada hari ke-21. Perlakuan Susut bobot Kontrol + Lilin 4.57 a VHT 0 + Lilin 5.84 ab VHT 15 + Lilin 4.65 a VHT 30 + Lilin 4.50 a Kontrol Tanpa Lilin 8.22 b VHT 0 Tanpa Lilin 5.58 ab VHT 15 Tanpa Lilin 7.10 ab VHT 30 Tanpa lilin 6.62 ab - Huruf yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05. Perlakuan pelilinan mampu menghambat proses transpirasi dan respirasi buah sehingga susut sobot cenderung lebih kecil Harsono dan Maha, 1987. Kondisi penyimpanan seperti kelembaban juga mempengaruhi proses transpirasi dan respirasi suatu komoditas. Pada penelitian ini, pepaya disimpan pada suhu 10°C dengan kelembaban 85 – 90.

2. Kekerasan