IV. METODE PENELITIAN
IV.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di tiga desa sekitar kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut , Kabupaten Pasir, Propinsi Kalimantan Timur. Ketiga desa tersebut adalah Desa
RantauLayung, Kecamatan Rantau Buta; Dusun Muluy Desa Swanslutung, Kecamatan Muara Komam; dan Desa Blimbing, Kecamatan Long Ikis. Pemilihan ketiga desa tersebut
sebagai lokasi penelitian karena dianggap mewakili desa-desa yang wilayahnya berada di dalam kawasan Dusun Muluy, setengah wilayah desanya berada dalam kawasan
tetapi pemukiman dan kebun serta ladang mereka berada diluar kawasan Desa Rantau Layung, dan desa yang seluruh wilayah desanya berada diluar kawasan tapi masih
berbatasan dengan kawasan hutan lindung Desa Blimbing. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 10 Oktober 2005 sampai dengan
tanggal 30 Januari 2006, dengan waktu efektif di lapangan 55 hari.
IV.2 Bahan da n Peralatan
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah alat tulis, panduan wawancara, alat perekam suara tape recorder dan kamera. Informan
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa RantauLayung, Dusun Muluy dan Desa Blimbing yang diasumsikan mewakili masyarakat desa sekitar Hutan
Lindung Gunung Lumut. Selain itu, sebagai data penunjangpendukung bahan dan alat yang dibutuhkan antara lain demografimonografi desa yang bersangkutan, peraturan
pemerintahan yang menyangkut pengelolaan kawasan HLGL, peta kawasan HLGL, dan segala informasi lainnya yang terkait dalam pengelolaan HLGL.
IV.3 Kerangka Pemikiran
Bentuk interaksi masyarakat lokal dengan kawasan hutan dipengaruhi oleh adat dan kebudayaan mereka yang merupakan hasil dari pengalaman masa lalu. Informasi
yang diberikan oleh Dinas Kehutanan mengenai Hutan Lindung Gunung Lumut akan disusun menjadi satu kesatuan yang mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman serta
sikap mereka mengenai Hutan Lindung Gunung Lumut. Informasi tersebut kemudian akan dinilai berdasarkan pengalaman masa lalu masyarkat yang kemudian akan
membentuk persepsi mereka mengenai pengelolaan Hutan Lindung Gunung Lumut. Upaya penggalian persepsi ini dilakukan dengan mengetahui pemahaman dan sikap
masyarakat mengenai status kawasan dan sistem pengelolaan kawasan. Tingkat pengertian dan pemahaman masyarakat sangat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap suatu hal yang pada akhirnya akan membentuk pola sikap dan tingkah laku sehubungan dengan apa yang dipahami tersebut Jauhari, 1993 dalam Surata, 1993.
Untuk mengetahui pemahaman dan sikap masyarakat ini digunakan metode wawancara dan observasi lapang.
Hasil wawancara dan observasi ini kemudian dianalisis dengan mereduksinya menjadi data yang lebih ringkas dan dilakukan penggolongan berdasarkan tingkat
pemahaman dan sikap. Dari hasil analisis ini diharapkan dapat diketahui persepsi masyarakat mengenai pengelolaan sumberdaya hutan di Hutan Lindung Gunung Lumut.
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Penelitian Persepsi Masyarakat Mengenai Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Lumut
IV.4 Metode Pengumpulan Data