adat. Namun mereka tidak mampu untuk melarang kegiatan, dan berpura-pura tidak mengetahui kegiatan tersebut. Menurut informan tersebut, para oknum masyarakat tersebut
melakukan kegiatan penebangan liar karena terdorong oleh kebutuhan hidup. Salah satu oknum tersebut mengaku membutuhkan biaya untuk menikah dan melahirkan anaknya.
Karena harga hasil pertanian yang semakin menurun, sedangkan biaya hidup semakin tinggi membuat mereka tergiur untuk mendapatkan uang secara cepat meskipun resikonya cukup
tinggi. Apalagi peralatan dan bahan bakar untuk kegiatan penebangan disediakan oleh cukong kayu tersebut.
Di Desa Blimbing pemanfaatan kayu untuk bahan bangunan sebagian besar dibeli dari penggergajian kayu. Hanya rumah di ladang saja yang menggunakan kayu hasil
tebangan mereka. Subsidi dari pemerintah untuk membuat rumah sederhana di desa ini membuat penduduk tidak perlu repot menebang pohon untuk membuat kayu. Kondisi hutan
desa yang sebagian besar sudah rusak juga menyebabkan penduduk tidak memiliki pilihan selain membeli dari penggergajian. Beberapa wilayah hutan desa yang masih memiliki pohon-
pohon yang besar telah ditetapkan oleh Dinas Kehutanan sebagai hutan reboisasi sehingga masyarakat tidak berani untuk menebang pohon-pohon di wilayah tersebut.
V.2.2 Perburuan Satwa
Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, sebagian besar penduduk desa sekitar kawasan melakukan kegiatan berburu dalam kawasan hutan. Hasil buruan mereka selain untuk
konsumsi keluarga, terkadang mereka jual ke desa-desa induk atau ke Kecamatan. Jenis hewan yang diburu untuk dijual dagingnya antara lain rusa Cervus unicolor, kijang
Muntiacus atherodes, dan pelandukkancil Tragulus napu,. Daging kedua hewan ini mereka jual dengan harga Rp. 15.000,- per kilogram. Berdasarkan wawancara dengan
penduduk Desa Blimbing, babi hutan Sus barbatus termasuk hewan yang diburu dan dijual dagingnya oleh masyarakat yang memeluk agama kristen yang cukup banyak penganutnya di
Desa Pinang Jatus dan Muara Lambakan. Masyarakat desa lokasi penelitian berburu babi hutan hanya untuk mengurangi gangguan terhadap ladang mereka dan untuk makanan bagi
anjing peliharaan mereka. Untuk jenis burung mereka jual dalam kondisi hidup. Jenis burung yang mereka jual adalah dari jenis Kucica hutan Copsychus malabaricus jantan. Harga
perekornya mencapai Rp. 35.000,-. Beberapa hewan lainnya seperti tetunglandak Hystrix brachyura, ayomtrenggiling Manis javanicus, dan kuaumerak Argusianus argus juga
mereka buru untuk dikonsumsi sendiri. Selain daging untuk dikonsumsi, beberapa bagian dari hewan tertentu mereka koleksi untuk dijadikan hiasan, seperti duri landak dan bulu burung
kuaumerak Argusianus argus. Penduduk di Desa Rantau Layung dan Dusun Muluy melakukan kegiatan berburu
mereka di dalam kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut. Sedangkan penduduk Desa Blimbing, dengan alasan jarak yang terlalu jauh lebih memilih untuk berburu di sekitar desa
mereka, walaupun beberapa tahun belakangan ini hewan buruan semakin sulit mereka peroleh.
Mereka menangkap hewan buruan mereka dengan menggunakan jerat, membawa anjing pemburu, tombak, atau melakukan suar, teknik berburu dengan menggunakan senter,
pada malam hari. Teknik-teknik ini mereka gunakan untuk menangkap hewan mamalia. Untuk kegiatan berburu diperlukan waktu 3-4 hari di dalam hutan. Masyarakat yang letak ladangnya
jauh dari pemukiman penduduk, terkadang bisa mendapatkan hewan buruan seperti payau atau kijang dengan memasang jerat di sekitar ladang mereka.
Tabel 5 Jenis Satwa yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa
Nama lokal Nama Latin
Pemanfaatan
Rusapayau Cervus unicolor
Daging dikonsumsi dan dijual Kijangtelaus
Muntiacus atherodes Daging dikonsumsi dan dijual
Pelandukkancil Tragulus napu
Daging dikonsumsi dan dijual Ikan sungai
Konsumsi sendiri Landaktetung
Hystrix brachyura Daging dikonsumsi, duri jadi hiasan
Trenggilingayom Manis javanicus
Daging dikonsumsi Babi hutan
Sus barbatus Dikonsumsi, dijual, jadi makanan anjing
Kuau Argusianus argus
Dikonsumsi, bulu jadi hiasan Kucica hutanmurai
Copsychus malabaricus Dijual hidup
Selain daging dari hewan buruan, burung hidup juga menjadi incaran masyarakat untuk diburu karena harganya yang cukup mahal di pasaran. Cara menangkap burung ini
dengan menggunakan lem di ranting yang dihinggapi oleh burung tersebut.
V.2.3 Buah dan Madu