Dusun Muluy .a Sejarah
bergantian, namun sering juga bersamaan, sehingga sekolah sering diliburkan. Jumlah murid SD di Desa Rantau Layung tidak lebih dari 50 siswa yang tersebar di 6 kelas.
Salah seorang warga Rantau Layung saat ini sedang mengikuti pendidikan perguruan tinggi di Tana Grogot dengan bantuan biaya dari desa. Lulusan SMU ada lima
orang, dan yang lulus SMP ada tiga orang. Selebihnya hanya mengenyam bangku pendidikan SD bahkan ada beberapa orang yang tidak pernah memperoleh pendidikan formal. Bentuk
bangunan SD yang berada di Desa Rantau Layung kami tampilkan pada Gambar 5.
V.1.2 Dusun Muluy V.1.2.a Sejarah
Gambar 6 Sejarah pemukiman Dusun Muluy Menurut penuturan dari wakil ketua adat Dusun Muluy, Masyarakat Muluy pada
mulanya hidup berpencar di kaki Gunung Lumut dan di pinggiran Sungai Muluy. Pada tahun 1970-an, ketika HPH PT. Telaga Mas mulai beroperasi di sekitar kawasan Gunung Lumut
dibentuk pula suatu desa transmigrasi yang selain menampung para pekerja perusahaan juga menyediakan perumahan untuk Suku Paser. Desa ini terletak di KM 70 jalan logging HPH PT.
Telaga Mas Namun tidak semua Suku Paser Muluy bersedia untuk menyatu dengan suku lainnya
yang ada di Desa Swanslutung. Akhirnya Suku Paser Muluy yang tidak mau bergabung tersebut kembali mendiami kampong lama mereka di sekitar Sungai Muluy. Sebelum
mendiami lokasi Dusun Muluy yang sekarang ini, masyarakat Muluy beberapa kali berpindah lokasi perkampungan. Selain di sekitar Sungai Muluy mereka sempat bermukim di kaki
Gunung Lumut untuk kemudian pindah lagi ke Gunung Janas. Sejarah perpindahan pemukiman Dusun Muluy dapat dilihat pada Gambar 6.
Dinas Sosial Kabupaten Pasir, dalam rangka program Komunitas Adat Terpencil, menawarkan kepada masyarakat Muluy untuk membangun rumah dengan biaya yang
ditanggung oleh Pemerintah. Tujuannya adalah agar masyarakat Muluy dapat terkumpul dalam satu lokasi, sehingga program penyuluhan kepada masyarakat dapat dilakukan
dengan lebih efektif. Letak pemukiman ditentukan oleh keinginan penduduk. Pada waktu itu terdapat
dua pilihan lokasi, yang pertama terletak di tepi Sungai Muluy, yang merupakan kampung Muluy sebelumnya, namun jauh dari jalan transportasi utama. Pilihan yang kedua adalah
di bekas tempat penimbunan kayu milik HPH PT. Telaga Mas yang berada di pinggir jalan logging, namun jauh dari sumber air. Berdasarkan hasil musyawarah antar
penduduk Muluy, mereka memlih untuk membangun pemukiman yang lebih dekat ke jalur transportasi, di bekas tempat penimbunan kayu HPH PT. Telaga Mas, sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 7. Letak lokasi pemukiman yang berada dalam kawasan hutan lindung tidak
diketahui oleh penduduk Muluy. Saat itu mereka belum mengetahui mengenai status hutan lindung. Dinas Sosial yang mengetahui bahwa lokasi penampungan tersebut
berada dalam kawasan hutan lindung tidak melakukan koordinasi ulang dengan pihak Dinas Kehutanan karena beranggapan bahwa pembangunan perumahan untuk
masyarakat Muluy telah disetujui oleh Bupati. Pada tahun 2001 penduduk Muluy telah menempati rumah baru mereka. Kayu
untuk bahan bangunan sebagian diambil dari hutan adat Muluy, sebagian lainnya disediakan oleh pihak kontraktor. Penduduk Muluy juga dilibatkan dalam pembangunan
perumahan tersebut dengan upah Rp. 350 ribu untuk tiap unit rumah yang mereka bangun. Jumlah bangunan yang selesai pada waktu itu 52 unit. Namun saat ini dua unit
telah dibongkar untuk menambah luas unit bangunan lainnya. Dan dari 50 unit rumah yang ada saat ini, hanya 48 unit yang dimanfaatkan, sedang 2 unit lainnya dibiarkan
kosong, karena pemilik sebelumnya telah meninggal dunia.
V.1.2.b Letak dan Luas
Secara administratif Dusun Muluy berada dalam wilayah pemerintahan Desa Swanslutung, Kecamatan Muara Komam. Dusun ini berbatasan dengan Desa Muarapayang
dan Desa Kepala Telake di sebelah utara. Di sebelah baratnya berbatasan dengan Desa Swanslutung, desa induk dusun ini. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rantau
Layung dan Desa Long Sayo dan di sebelah timurnya berbatasan dengan Desa Pinang Jatus.
Luas keseluruhan wilayah dusun ini 12.953 hektar. Data mengenai luas dusun Muluy didasarkan pada pengakuan wakil ketua adat Dusun Muluy yang di dasarkan pada peta
wilayah adat Kampung Muluy yang dibuat bersama Yayasan PADI. Luas itu mencakup wilayah pemukiman, ladang dan kebun serta wilayah hutan adat milik masyarakat Muluy .
Gambar 7 Perumahan Dusun Muluy
V.1.2.c Aksesibilitas
Dusun Muluy terletak pada KM 61 jalan logging HPH PT. Telaga Mas. Jalan logging ini menghubungkan Simpang Pait, Kecamatan Long Ikis dengan Desa
Swanslutung, yang merupakan desa induk daru Dusun Muluy. Kondisi jalan ini cukup baik dan terawat karena masih dimanfaatk oleh PT. Rizki Kacida Reana. Pada musim
penghujan jalan menjadi licin, tapi masih dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai Dusun Muluy dari Kota
Balikpapan sekitar enam jam dengan menggunakan mobi. Dari Kecamatan Long Ikis waktu yang dibutuhkan sekitar dua jam. Untuk mencapai desa induk Swanslutung waktu
yang dibutuhkan adalah satu setengah jam dengan menggunakan sepeda motor. Penduduk Muluy umumnya menggunakan sepeda motor untuk menuju ke Desa
Swanslutung atau ke Kecamatan Long Ikis
V.1.2.d Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan yang dipegang oleh wakil ketua adat, Dusun Muluy dihuni oleh 21 KK dengan jumlah penduduk mencapai 113 jiwa. Berdasarkan
administrasi pemerintahan, dusun ini terletak pada RT 8, Desa Swanslutung. Seluruh penduduknya merupukan Suku Paser Muluy. Terdapat sepasang suami istri suku Banjar
yang menjadi guru di SD Muluy. Seluruh penduduknya memeluk agama Islam, namun pengaruh kepercayaan nenek moyang mereka masih sangat kuat.
V.1.2.e Ekonomi
Seluruh penduduk Muluy bermatapencaharian sebagai petani ladang. Penduduk yang telah berkeluarga biasanya membuka lahan untuk dijadikan ladang setiap 1-2 tahun
sekali. Kondisi topografi sekitar desa yang berbukit-bukit menyebabkan ladang penduduk berada di lereng bukit sehingga hasilnya kurang maksimal. Penduduk yang belum
berkeluarga ikut membantu keluarga mereka yang telah berkeluarga untuk mengolah
ladang. Beberapa orang pemuda bekerja sebagai pegawai kontrakan di perusahaan kayu. Biasanya mereka bekerja untuk jangka waktu 4-8 bulan.
Hasil ladang mereka hanya untuk konsumsi mereka sendiri. Untuk mendapatkan penghasilan mereka menjual binatang buruan, madu, gaharu dan buah-buahan. Namun
saat ini gaharu semakin sulit mereka temukan, sehingga mereka sudah sangat jarang menjualnya. Rotan tidak termasuk dalam hasil kebun yang mereka jual karena usia
kebun rotan mereka masih sangat muda. Kebun rotan peninggalan orang-orang tua dulu telah hancur ketika pembangunan HTI untuk tanaman sengon mengambil lahan kebun
rotan mereka. Binatang buruan sebagian besar mereka konsumsi sendiri. Bila mereka benar-
benar membutuhkan uang tunai, atau pada saat jebakan mereka menghasilkan banyak buruan dan tidak mungkin untuk dihabiskan sendiri barulah mereka menjual daging
buruan. Pada musim paceklik, penduduk Muluy mencari emas di sungai-sungai sekitar pemukiman mereka, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun hal itu perlu
dimusyarawahkan dulu oleh penduduk kampung dan atas seizin ketua adat.
V.1.2.f Fasi litas umum
Fasilitas umum yang tersedia di Dusun Muluy antara lain satu unit gedung SD bantuan dari Depdiknas, satu unit televisi dan parabola, dua unit kamar mandiWC,
mushalla, balai pertemuan dan satu unit genset pembangkit listrik. Fasilitas TV dan parabola diletakkan di gedung sekolah dan pada malam hari penduduk berkumpul di
sekolah untuk menonton acara tv. Untuk mengoperasikan genset, Dusun Muluy mendapatkan bantuan satu drum solar tiap bulannya dari HPH PT. Rizki Kacida Reana.
Fasilitas kamar mandiWC sangat jarang digunakan oleh penduduk Muluy. Air untuk WC hanya bersumber dari tadahan air hujan sehingga bila hujan tidak turun WC
tidak dapat digunakan. WC hanya dimanfaatkan oleh pengunjung yang datang ke desa ini. Penduduk umumnya memanfaatkan Sungai Muluy dan Sungai Lelam sebagai
sumber air untuk mandi dan minum. Saat ini, dengan bantuan dari PADI, sedang direncanakan untuk membangun
pembangkit listrik tenaga air yang memanfaatkan air terjun yang berada di Sungai Muluy. Selain itu, dari pemerintahan kabupaten, Dusun Muluy mendapatkan bantuan program
air bersih. Namun bentuk programnya, hingga penelitian ini selesai dilakukan belum menemukan solusi yang tepat, apakah memompa dari Sungai Lelam atau menggunakan
bak-bak penampungan air untuk menampung air hujan.
V.1.2.g Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di Dusun Muluy hanya untuk tingkat SD saja. SD ini baru beroperasi sekitar dua tahun yang lalu. Namun dengan program akselerasi, saat
ini SD tersebut telah memiliki empat tingkatan kelas. Jumlah murid 18 siswa, dengan dua orang tenaga pengajar.
Penduduk Muluy hampir semuanya tidak mengikuti pendidikan formal. Pendidikan Kejar Paket C pernah diadakan di dusun Muluy, namun tidak semua
penduduk mengikutinya.
V.1.3 Desa Blimbing V.1.3.a Sejarah