lokasi pal batas sebelumnya. Selain itu, sepanjang batas yang diorientasi ditemukan juga beberapa pelanggaran, yaitu: pemukiman penduduk Dusun Muluy, perladangankebun, dan
penebangan liar. Dinas Kehutanan Kabupaten Pasir berencana untuk kembali melakukan
rekonstruksi pal batas pada tahun 2007 agar kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut dapat dikukuhkan statusnya oleh Menteri Kehutanan, tidak hanya sebatas status
penunjukan saja. Dari tiga kali kegiatan penataan batas yang telah dilakukan belum sekalipun dari ketiga kegiatan tersebut berhasil “temu gelang”. Sedangkan salah satu
syarat untuk pengukuhan suatu kawasan adalah apabila kegiatan pengukuran batas telah “temu gelang”.
Gambar 9 Peta Batas Kawasan HLGL berdasarkan RTRWP Kalimantan 1999 dan orientasi batas kawasan 2003
Batas kawasan hutan lindung menurut hasil kegiatan orientasi batas tahun 2003 ternyata berbeda dengan batas kawasan hutan lindung berdasarkan RTRWP Kalimantan
Timur tahun 1999. Hal ini perlu diperhatikan pula dalam usaha pengukuhan kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut, karena dapat menimbulkan konflik antar instansi pemerintah.
V.3.2 Perlindungan dan Pengamanan Kawasan
Kegiatan pengamanan kawasan yang dilakukan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut bersifat insidentil dan tidak kontinyu. Hal ini disebabkan karena Dinas
Kehutanan Kabupaten Pasir tidak memiliki tenaga pengamanan khusus polisi hutan. Tenaga polisi hutan hingga saat ini hanya dimiliki oleh UPTD Pengelolaan Hutan Pasir.
UPTD Pengelolaan Hutan Pasir adalah sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah
propinsi atau unit pelaksana teknis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Pasir dan merupakan bagian dari struktur organisasi Dishut Kalimantan Timur
yang terbagi ke dalam 3 bagian yaitu sub bagian tata usaha, seksi peredaran hasil hutan dan perlindungan hutan dan seksi produksi dan bina hutan Nooryashini et. al., 2004.
Untuk pengamanan sekitar kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut, UPTD Pengelolaan Hutan Pasir memiliki petugas lapangan yang terdiri dari Pengawas Hutan
Lapangan PHL dan koordinator PHL. Pengamanan kawasan hutan dilakukan oleh Polisi Hutan di bagian PHL Muara Komam, PHL Batu Kajang, PHL Long Ikis, PHL Kuaro, PHL
Long Kali dan PHL Waru. Untuk kegiatan pengamanan dalam kawasan hanya sesekali dilakukan bila ada informasi
dari masyarakat mengenai kegiatan pembalakan liar. Untuk hal ini, Dinas Kehutanan Kabupaten Pasir melakukan kerjasama dengan aparat TNI dan kepolisian serta LSM
lokal. Ancaman pembalakan liar di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut cukup besar karena akses ke dalam kawasan cukup mudah dengan adanya jalan logging milik HPH
PT. Telaga Mas yang membelah Hutan Lindung Gunung Lumut.
V.3.3 Inventarisasi Potensi Kawasan
Kegiatan inventarisasi potensi kawasan dilakukan oleh banyak pihak. Selain Dinas Kehutanan Kabupaten Pasir, beberapa lembaga penelitian juga ikut terlibat dalam
kegiatan ini. Pihak -pihak tersebut antara lain: Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Badan Pusat Penelitian Penelitian Kalimantan Samarinda, Tropenbos
International Indonesia, Center of Social Forestry, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Mulawarman, dan Wanariset-Samboja.
Penelitian yang menyangkut potensi flora dan masyarakat sekitar kawasan telah sering dilakukan. Namun penelitian menyangkut potensi fauna dalam kawasan masih
sangat kurang, baru sebatas burung dan primata. Sedangkan penelitian mengenai potensi wisata tidak ada sama sekali.
Seringnya kegiatan penelitian yang dilakukan di desa-desa tertentu, cukup membantu Dinas Kehutanan dalam kegiatan sosialisasi mengenai status Gunung Lumut
sebagai kawasan Hutan Lindung kepada masyarakat desa sekitar kawasan. Desa-desa yang sering menjadi lokasi kegiatan penelitian, pada umumnya warga masyarakatnya
cukup tahu mengenai status kawasan hutan tersebut. Desa Rantau Layung dan Dusun Muluy adalah desa yang cukup sering dijadikan lokasi penelitian. Sedangkan Desa
Blimbing, karena letaknya yang cukup jauh dari Hutan Lindung Gunung Lumut sangat jarang dijadikan lokasi penelitian yang menyangkut Hutan Lindung Gunung Lumut.
V.3.4 Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat