sedangkan usahatani pengolahan hasil tanaman obat jahe instan berkembang pada tahun 2005. Jenis-jenis tanaman obat yang diusahakan adalah Dewa baik umbi
maupun daun, Jahe Merah, Claditicus, Sambiloto, Tapak Liman, Sambung Nyawa, dan sebagainya. Pada pengolahan hasil tanaman obat rajangan rata-rata
varietas yang dikembangkan oleh petani tanaman obat di Desa Pasir Gaok dan Desa Ranca Bungur pada pengolahan hasil tanaman obat rajangan adalah Dewa,
sedangkan pada pengolahan jahe instan, rata-rata varietas yang dikembangkan adalah Jahe Emprit. Pengolahan tanaman obat yang dilakukan oleh petani
tanaman obat di kedua desa ini pada dasarnya bisa dikerjakan oleh siapa saja baik laki- laki maupun perempuan. Misalnya pada proses penjemuran tanaman obat.
Pengolahan tanaman obat di sini tidak sama dengan pembuatan jamu tradisional yang biasanya dikerjakan oleh kaum perempuan.
1.2. Perumusan Masalah
Perempuan mempunyai kontribusi yang nyata pada pengembangan tanaman obat yaitu pada usaha pengolahan hasil tanaman obat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisis gender untuk melihat sejauh mana usaha pengolahan hasil tanaman obat telah meningkatkan status perempuan di masyarakat baik di
rumahtangga atau dalam masyarakat. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah-masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini
adalah: 1.
Bagaimanakah pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan pada rumahtangga petani tanaman obat dibandingkan dengan rumahtangga
pengrajin olahan hasil tanaman obat ?
2. Sejauhmana akses dan kontrol perempuan dalam rumahtangga petani tanaman
obat dibandingkan dengan rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat? 3.
Sejauhmana manfaat bagi perempuan dalam rumahtangga petani tanaman obat dibandingkan dengan rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat ?
4. Bagaimanakah potensi dan peluang perempuan dalam usaha industri
rumahtangga pengolahan hasil tanaman obat ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mendiskripsikan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan pada rumahtangga petani tanaman obat dibandingkan dengan rumahtangga
pengrajin olahan hasil tanaman obat. 2.
Mengkaji akses dan kontrol perempuan dalam rumahtangga petani tanaman obat dibandingkan dengan rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat.
3. Mengkaji manfaat bagi perempuan dalam rumahtangga petani tanaman obat
dibandingkan dengan rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat. 4.
Menganalisis potensi dan peluang perempuan dalam usaha industri rumahtangga pengolahan hasil tanaman obat.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peminat masalah gender maupun masalah pengembangan pengolahan tanaman obat
bagi masyarakat desa. Selain itu dapat memberi informasi dan masukan bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan selanjutnya dalam rangka
pembinaan industri rumahtangga khususnya industri rumahtangga pengolahan hasil tanaman obat dalam rangka pengembangan tanaman obat.
BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka