BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi Tanaman Obat
Menurut menurut Sitepu et al. 2000 menjelaskan bahwa tanaman obat dalam arti luas adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan
dan menyembuhkan penyakit ringan sampai berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional
sampai modern pula. Sedangkan menurut Rostiana 1992 tumbuhan obat adalah jenis yang
sebagian, seluruh bagian alam eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Hal senada juga dikemukakan oleh
Gunarto 1999 bahwa tanaman obat sebagai jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman daun, bunga, batang, akar, umbi,
rimpang, biji dan getah yang mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan yaitu pemelihara,
pencegah dan pencegah suatu penyakit.
2.1.2 Jenis-jenis Tanaman Obat
Beberapa jenis tanaman obat yang dikembangkan dan diolah di dalam industri rumahtangga pengolahan tanaman obat adalah:
1. Jahe Zingiber officinale Roscoe
Menurut Tilaar et al. 2002 berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpangnya ada tiga jenis jahe yang terkenal, yaitu: 1 jahe putih kuning
sering disebut jahe badak gajah. Rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih menggelembung dari jenis lainnya; 2 jahe putih kecil
emprit; dan 3 jahe merah, rimpangnya berwarna merah lebih kecil dari jahe emprit.
Gunawan 2002 menambahkan rimpang jahe mengandung 2-3 persen minyak atsiri. Minyak atsiri digunakan sebagai konigen odogris pembuatan
makanan. Rimpang jahe berkhasiat sebagai karminativum merangsang keluarnya gas perut, pelega perut, penyegar, penghangat tubuh dan
mengurangi rasa sakit. Kandungan aktif dalam jahe adalah minyak atsiri, zingiberene, dan politenol.
Menurut Januwati et al. 1992 minyak atsiri yang terkandung pada masing- masing jenis jahe tersebut berbeda-beda. Jahe merah mengandung
minyak atsiri 2,58 - 3,90 persen. Jahe emprit mengandung 1,5 - 3,5 persen dan jahe gajah 0,82 - 1,66 persen. Menurutnya jahe merupakan salah satu tanaman
obat yang banyak dimanfaatkan dalam industri obat, disamping itu dapat pula menghasilkan produk-produk jahe segar, bubuk jahe, jahe kering, minyak
jahe, jahe asinan dan minuman jahe.
Ditambahkan Mulyani 2002 kegunaan jahe adalah sebagai obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan dan penghambat pertumbuhan bakteri
Pseudomonas Solanacearum. Efek farmakologi yang telah diketahui antara lain dikaitkan dengan senyawa yang berasa pedas. Senyawa pedas itu
mempunyai efek memacu reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan sekresi empedu secara reflektoris.
2. Dewa Gynura procumbens Lour
Santoso dan Didik 2003 menyatakan bahwa kegunaan dari daun dewa adalah menghentikan pendarahan, menghentikan jendalan darah,
mengobati leukemia, memar dan bisa digunakan sebagai penawar racun akibat gigitan binatang berbisa. Berdasarkan aktivitas biologi yang telah diteliti, daun
dewa mengandung vitamin K yang berhubungan dengan proses penjendalan darah dan memperbaharui regenerasi sel-sel darah. Kandungan kimianya
adalah alkaloid, tonin saponin, polifenol, minyak atsiri dan flavonoid. 3.
Sambiloto Andrographis paniculata Nees Kegunaan dari tanaman ini adalah untuk mengobati demam,
memperbaiki pencernaan, obat infeksi pada kulit koreng, radang telinga, tonsilitas dan masuk angin. Berdasarkan aktivitas biologi yang diteliti,
sambiloto emiliki potensi sebagai antiradang dan antibakteri Santoso dan Didik, 2003.
4. Pegagan Centella asiatica Urb
Mulyani dan Didik 2002 menyatakan bahwa kegunaan dari tanaman ini adalah sebagai peluruh air seni, pembersih darah, obat disentri, sakit perut,
radang usus, batuk, demam, sariawan, obat kompres luka, obat lepra, obat luka
bekas sayatan dan kehilangan nafsu makan. Efek farmakologinya adalah antiinfeksi, antidemam, diuretikum, dan kerafolitik dan anti keloid. Dewasa ini
di apotik telah dijual salep ekstak pegagan Medicazol yang digunakan untuk mencegah terjadinya keloid sehabis operasi.
5. Tapak Liman Elephanthopus scaber L.
Menurut Santoso dan Didik 2003 kegunaan dari tanaman ini adalah untuk mengobati batuk sariawan, panas dalam, diare, bisul, eksim, keputihan,
pelembut kulit pada kaki, mengobati gigitan binatang berbisa dan menghilangkan pembengkakan. Berdasarkan aktivitas biologi yang diteliti,
tanaman sebagai antiradang, menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur Andida albicans serta antipiretik obat turun panas.
2.1.3 Pengembangan dan Budidaya Tanaman Obat