Mata Pencaharian Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

4.1.2.2 Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk 61,54 persen penduduk Desa Pasir Gaok hanya menamatkan pendidikannya hingga SD. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Desa Pasir Gaok Tahun 2005 No. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah orang Persentase 1. Taman Kanak-kanak 112 2,34 2. Sekolah Dasar 2.943 61,54 3. SMPSLTP 1.185 24,78 4. SMASLTA 516 10,79 5. AkademiD1-D3 9 0,19 6. Sarjana S1-S3 17 0,36 Jumlah 4.782 100,00 Sumber: Monografi Desa Pasir Gaok Tahun 2005

4.1.2.3. Mata Pencaharian

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Pasir Gaok adalah di bidang jasa 54,40 persen, yang kedua adalah bertani 22,28 persen. Pada awalnya tanaman yang dibudidayakan petani adalah palawija, setelah mendapatkan informasi dari Petugas Penyuluh Lapang PPL tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman obat tetapi budidaya tanaman obat tidak bisa berkembang dan banyak petani yang kemudian kembali menekuni budidaya tanaman palawija karena menurutnya budidaya tanaman obat kurang berhasil. Yang termasuk dalam petani tanaman obat berada di desa Pasir Gaok. Aktivitas ekonomi lokal banyak digerakkan oleh penduduk yang bekerja di sektor jasa seperti: ojeg, pembantu rumahtangga, maupun penjaga toko. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Mata Pencahariannya di Desa Pasir Gaok Tahun 2005 No. Mata Pencaharian Jumlah orang Persentase 1. Jasa 2.100 54,40 2. Petani 860 22,28 3. Karyawan Swasta 347 8,99 4. Buruh Tani 200 5,18 5. Wiraswastapedagang 150 3,87 6. Pertukangan 97 2,51 7. Pegawai Negeri Sipil 67 1,74 8. Pensiunan 21 0,54 9. Pemulung 12 0,31 10. TNI 6 0,16 Jumlah 3.860 100,00 Sumber: Monografi Desa Pasir Gaok Tahun 2005 4.1.3. Kelembagaan Desa Kelembagaan yang ada di Desa Pasir Gaok meliputi kelembagaan formal yang dibentuk atas prakarsa pemerintah pusat dan kelembagaan informal yang dibentuk prakarsa warga desa. Kelembagaan formal yang tercatat ada di tingkat desa ini adalah pemerintah desa, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD, Badan Perwakilan Desa BPD, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PKK, Keluarga Berencana KB dan Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Secara umum dalam kelembagaan formal tersebut terdapat kecenderungan bahwa laki- laki sangat dominan pada kelembagaan yang menurut Moser disebut sebagai kelembagaan politik, sebaliknya perempuan dominan pada kelembagaan yang cenderung sebagai kepanjangan peranan reproduktif perempuan, seperti PKK, Keluarga Berencana dan Posyandu. Selain kelembagaan tersebut di atas, terdapat beberapa kelembagaan pertanian yang meliputi Kelompok Wanita Tani KWT Melati, Kelompok Petani Kecil KPK Teratai, Kelompok Petani Kecil KPK Anggrek. Berkenaan dengan kelembagaan informal, desa ini terdapat beberapa kelembagaan yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan pengajian dan kematian, ekonomi arisan dan olahraga volley, sepakbola. Kelembagaan gotong royong yang masih ada dewasa ini terutama berlangsung manakala ada kegiatan yang sifatnya temporer, seperti perbaikan rumah, pembersihan parit, perbaikan jalan dan lain- lain.

4.1.4. Perempuan Dan Kerja