pada tipe rumahtanggga petani tanaman obat istri selain dominan pada kegiatan produksi pengolahan tanaman obat juga dominan pada kegiatan pemasaran.
Dibawah ini adalah tabel perbandingan pembagian kerja dua tipologi pada petani tanaman obat.
Tabel 19. Perbandingan Pembagian Kerja Dua Tipologi Pada Petani Tanaman Obat
Kegiatan Tipologi I
Tipologi II L
P L
P Produksi:
Budidaya √
√ √
√ Pengolahan Tanaman Obat
√ √
√ √
Pemasaran √
√ √
√
Reproduksi
√ √
√ √
Sosial
√ √
√ √
Keterangan: Tipologi I: tipologi rumahtanggga petani t anaman obat
Tipologi II: tipologi rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat -L : Laki-laki
√ √
: Pelaku dominan -P : Perempuan
√ : Pelaku
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari wawancara mendalam dan observasi
6.1.2 Akses dan Kontrol Terhadap Sumber Daya dalam Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Obat
Pada tabel 14 dan tabel 16 akses dan kontrol terhadap sumber daya dipengaruhi oleh pembagian kerja antara laki- laki dan perempuan. Laki- laki yang
dominan pada kegiatan budidaya mempunyai akses dan kontrol terhadap sumber daya yang berkaitan dengan kegiatan budidaya. Sedangkan perempuan dominan
pada kegiatan pengolahan tanaman obat juga memiliki akses dan kontrol pada sumber daya yang berkaitan dengan kegiatan pengolahan tanaman obat.
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah pada akses dan kontrol terhadap sumber daya pasar yaitu pasar komoditi. Akses dan kontrol istri terhadap sumber
daya pasar pada tipe pengrajin olahan hasil tanaman obat lebih besar dibanding akses dan kontrol istri terhadap sumber daya pasar pada rumahtangga petani
tanaman obat. Hal ini juga dikarenakan pada pembagian kerja, istri dominan memasarkan hasil pengolahan.
6.1.2 Akses dan Kontrol Terhadap Manfaat dalam Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Obat
Pada tabel 14 dan tabel 16 akses dan kontrol terhadap manfaat dipengaruhi oleh akses dan kontrol terhadap sumber daya. Dalam manfaat praktis, istri lebih
banyak memiliki akses dan kontrol terhadap manfaat karena istri yang mengelola keuangan. Demikian juga dalam manfaat strategis bertambahnya wawasan. Istri
yang memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya sosio budaya akan memilki akses dan kontrol lebih besar daripada istri yang kurang memiliki kontrol
terhadap sumber daya sosio. Perbedaan pada kedua tipe adalah dalam manfaat strategis status kerja.
Pada tipe petani tanaman obat, istri yang memiliki kontrol terhadap sumber daya yang berkaitan dengan pengolahan tanaman obat memiliki status sebagai petani
pengolah tanaman obat. Sedangkan pada tipe pengrajin olahan hasil tanaman obat, ketiga kasus yang memiliki akses dan kontrol pada sumber daya yang berkaitan
dengan pengolahan tanaman obat belum mendapat status kerja di dalam masyarakat. Sehingga hubungan suami dan istri pada tipe petani tanaman obat
lebih setara dibanding hubungan suami dan istri pada tipe pengrajin olahan hasil tanaman obat berdasarkan akses dan kontrol terhadap manfaat strategis status
kerja.
6.2 Potensi dan Peluang Perempuan Dalam Usaha Industri Rumahtangga Pengolahan Hasil Tanaman Obat