dalam lebih dari satu kegiatan pencarian nafkah. Pola ini tidak terbatas pada individu atau rumah tangga yang tidak bertanah atau yang miskin saja, tetapi
dapat juga pada semua golongan agraris termasuk golongan pemilik tanah yang luas. Ditambahkan bahwa di sektor produksi, rumah tangga pedesaan di
Indonesia menerapkan pola nafkah ganda sebagai bagian dari strategi ekonomi. Di dalam pola itu sejumlah anggota rumah tangga usia kerja terlibat
mencari nafkah di berbagai sumber, baik di sektor pertanian maupun luar pertanian, dalam kegiatan usaha sendiri maupun sebagai buruh.
2.1.5 Industri Rumah Tangga
Menurut BPS 1996 sektor industri pengelolaan dikelompokkan menjadi industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.
Pengelompokan ini didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri tersebut, tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu
mempergunakan tenaga mesin atau tidak serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu. Kelompok industri rumah tangga adalah industri yang
mempekerjakan tenaga kerja antara 1-4 orang. Sedangkan menurut BPS 1994 dikutip oleh Zarida 2000 pada
umumnya, usaha kecil banyak diisi oleh wanita, baik dalam kegiatan produksi maupun jasa. Pada usaha yang berskala rumah tangga 26 persen pengusahanya
adalah wanita. Berdasarkan klasifikasi industri pengolahan menurut kode industri tahun 1996, usaha industri rumahtangga pengolahan hasil tanaman
obat termasuk dalam kode 39 yaitu termasuk ke dalam klasifikasi pengolahan lainnya BPS, 1996.
Saith 1987 dikutip Saptari dan Holzner 1997 menggolongkan industri pedesaan menurut potensi relatif hasil produksi mereka pada ekonomi yang
sedang berubah. Ia membedakan tiga kelompok industri pedesaan yaitu industri proto, industri inferior dan industri kerajinan pedesaan yang diubah.
Ditambahkan Saptari dan Holzner 1997 berdasarkan hubungan produksi, industri rumah tangga kadang-kadang merupakan perusahaan seluruh
keluarga. Maka industri ini dapat digolongkan sebagai self employment. Di sini modal dan kerja terkumpul dalam satu rumah tangga atau satu orang.
Berdasarkan observasi yang dilakukannya Velzen 1990 dikutip Saptari dan Holzner 1997 mengemukakan adanya kecenderungan bahwa
pengembangan perusahaan berskala kecil berjalan seiring dengan perubahan pada kekuasaan gender. Lelaki mengambil alih tugas perempuan yang
berkaitan dengan manajemen dan kontak dengan orang luar. Ditambahkan Saptari dan Holzner 1997 proses ini secara umum disebabkan oleh ideologi
gender yang terus menerus menempelkan peran ganda pada perempuan yaitu tanggung jawab rumah tangga, pengasuhan anak dan ruang gerak sosial yang
terbatas.
2.1.6 Konsep Gender