Lokasi dan Waktu Penelitian Strategi Penelitian Penentuan Subyek Kasus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan ini dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Pasir Gaok dan Desa Rancabungur, keduanya berada di Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja purposive atas dasar pertimbangan sebagian rumah tangga petani di lokasi tersebut berbudidaya tanaman obat dan berusaha di bidang industri rumah tangga pengolahan hasil tanaman obat. Penelitian dilakukan pada tanggal 6 – 28 Februari 2006. Desa Pasir Gaok terdapat satu kasus pada tipe rumahtangga petani tanaman obat yaitu kasus B dan tiga kasus pada tipe rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat yaitu kasus I, kasus Y dan kasus R. Sedangkan Desa Ranca Bungur terdapat satu kasus tipe rumahtangga petani tanaman obat yaitu kasus S. Pada tipe ini tanaman obat yang diolah berasal dari budidaya tanaman obat.

3.2 Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Strategi ini digunakan karena masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis gender pada budidaya dan pengolahan hasil tanaman obat. Oleh karena itu dikaji lebih lanjut pembagian kerja antara laki- laki dan perempuan pada rumahtangga petani tanaman obat, akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat dalam pengolahan hasil tanaman obat serta potensi dan peluang perempuan dalam industri pengolahan hasil tanaman obat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan diharapkan mampu untuk mencapai tujuan penelitian.

3.3 Penentuan Subyek Kasus

Subyek kasus yang dipilih adalah rumahtangga petani tanaman obat yang berusaha di industri rumah tangga pengolahan tanaman obat. Pemilihan subyek kasus dilakukan secara purposive. Jumlah subyek kasus adalah lima rumahtangga, jumlah ini dianggap unik karena mampu menggambarkan gender pada rumahtangga usahatani tanaman obat. Subyek kasus dipilih berdasarkan tipologi kasus, yaitu tipe rumahtangga petani tanaman obat dan rumahtangga pengrajin olahan hasil tanaman obat. Pada tipe rumah tangga petani tanaman obat terdapat dua kasus yaitu kasus B dan kasus S. Pada awalnya jumlah petani yang khusus berbudidaya tanaman obat adalah dua puluh lima orang. Jumlah ini diperoleh dari catatan anggota Kelompok Wanita Tani KWT. Ternyata setelah ditelusuri jumlah tersebut tinggal dua rumah tangga karena beberapa petani tidak melanjutkan usaha tersebut. Dua rumahtangga tersebut dianggap unik karena selain berbudidaya juga sekaligus mengolah tanaman obat menjadi tanaman obat rajangan sebagai bahan baku jamu. Selain itu salah satu rumahtangga pada tipe petani tanaman obat sudah menjadikan usaha ini sebagai mata pencaharian utama. Pada tipe pengrajin hasilolahan tanaman obat terdapat tiga kasus yaitu kasus I, kasus Y dan kasus R. Ketiga kasus ini mengolah tanaman obat yang bahan bakunya tidak berasal dari budidaya tanaman obat tetapi bahan baku diperoleh dengan membeli dari pasar. Subyek kasus dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Subyek Kasus Menurut Tipologi Rumahtangga No Tipologi Kasus 1. Petani tanaman obat B rumahtangga Beben S rumahtangga Sarti 2. Pengrajin hasil tanaman obat I rumahtangga Iyus Y rumahtangga Yoyoh R rumahtangga Rodiah Sumber: Dikumpulkan oleh penulis

3.4 Teknik Pengumpulan Data